Pemilihan Pasangan Ketua dan Wakil Ketua OSIS Sebaiknya Independen

 


Organisasi Siswa Intra Sekolah atau yang lebih dikenal dengan OSIS merupakan sebuah wadah untuk memfasilitasi para siswa agar bekerja sesuai tugasnya masing-masing demi kepentingan sekolah dan seluruh siswa. Selain itu, OSIS juga memilikinya fungsi sebagai pendorong berkembangnya kemampuan, minat dan kreativitas siswa. 

Tujuan utama dibentuk organisasi ini ialah sebagai wadah untuk menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat siswa-siswi di sekolah. Peran terbesar organisasi OSIS ialah sebagai wadah untuk melatih kepemimpinan, komunikasi yang baik antara sesama, serta saling berkerjasama agar terlaksana program kerja yang telah direncanakan. OSIS memiliki struktur yang terdiri atas Pembina OSIS, Ketua OSIS, Wakil Ketua OSIS, Sekretaris OSIS, Bendahara OSIS, dan Kepala Bidang.

Baca Juga :  Pemanasan Global

Ketua dan Wakil Ketua OSIS dipilih melalui pemilihan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Pemilihan menggunakan sistem pemungutan suara dari warga sekolah. Pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS merupakan hal yang biasa terjadi di setiap sekolah, salah satunya di SMA Negeri 1 Lhokseumawe yang menggunakan pemilihan umum bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Lhokseumawe untuk menentukan pilihannya dalam memilih ketua dan wakil ketua OSIS. 


Calon Ketua dan Wakil ketua OSIS melalui serangkaian tes mulai dari wawancara, tes psikologi hingga debat antar kandidat. Organisasi OSIS dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua OSIS sehingga keselarasan dan kekompakan antar keduanya menjadi suatu faktor yang sangat penting.

Setiap calon kandidat memiliki visi dan misinya tersendiri agar terlaksananya program kerja yang telah direncanakan. Namun apa yang akan terjadi apabila pasangan Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS dipilih bukan berdasarkan keinginan sendiri. Dikhawatirkan akan terjadi perbedaan tujuan program kerja sehingga memungkinkan terpecahnya organisasi OSIS diakibatkan karena perbedaan pandangan. Selain dari pada itu dikhawatirkan tidak terlaksana program kerja yang telah direncanakan serta kepemimpinan yang tidak baik. Apabila hal itu terjadi OSIS tidak dapat menjalankan tugas dan perannya sebagai mana mestinya.

Baca Juga: Sisi Gelap Media Sosial sebagai Komsumsi Publik

Pentingnya Visi dan Misi

Visi dan Misi memiliki peranan yang sangat penting untuk berjalannya program kerja yang akan ditetapkan oleh Ketua dan Wakil Ketua OSIS. Menurut artikel https://an-nur.ac.id tentang Visi dan Misi OSIS, Visi misi OSIS penting karena memiliki beberapa fungsi, antara lain, Menjadi arah dan tujuan bagi OSIS dalam berorganisasi. Menjadi motivasi dan semangat bagi pengurus dan anggota OSIS dalam melaksanakan kegiatan dan program kerja. Menjadi acuan dan standar bagi OSIS dalam mengevaluasi kinerja dan prestasi. 

Visi dan Misi dapat dikatakan sebagai tujuan utama bagi organisasi OSIS, namun apa jadinya jika Visi dan Misi yang ditetapkan tidak berjalan dengan baik? Dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara Ketua dan Wakil Ketua OSIS sehingga menimbulkan perpecahan. Hal ini dapat terjadi apabila Pasangan Ketua dan Wakil Ketua ditetapkan bukan berdasarkan keinginan calon sendiri, melainkan adanya campur tangan dari pihak lain. Akan sulit bagi Pasangan yang ditetapkan oleh pihak lain untuk menyesuaikan diri dan menyatukan pikiran agar terciptanya tujuan dan Visi-Misi yang sejalan.

Apabila pemilihan Pasangan Ketua dan Wakil Ketua OSIS diserahkan kepada calon maka, para calon akan lebih leluasa dalam memilih pasangan yang cocok hingga memudahkan para calon untuk menyatukan pikiran dan Visi-Misi yang sejalan. Hal itu memudahkan untuk tercapainya tujuan yang ingin dicapai dan program kerja yang telah direncanakan akan lebih terstruktur dan terlaksana dengan baik.


Program Kerja yang Tidak Sejalan

Program kerja merupakan salah satu misi yang ditetapkan oleh Ketua dan Wakil Ketua OSIS agar tercapainya tujuan utama dari pada Organisasi OSIS. Program kerja haruslah terlaksana dengan baik. Salah satu ciri agar kinerja OSIS dikatakan terlaksana dengan baik ialah dengan program kerja yang berjalan dan tercapainya tujuan utama dari Visi-Misi yang ditetapkan. 

Seperti halnya telah penulis sampaikan di awal. Seperti kasus yang terjadi pada Madrasah Tsanawiyah, di kota Lhokseumawe. Sekolah Menengah Pertama tersebut menganut sistem suara yang terbanyak menjadi Ketua, sedangkan suara terbanyak ke dua menjadi Wakil Ketua.

Penetapan pasangan Ketua dan Wakil Ketua tidaklah berdasarkan kesediaan dari para calon melainkan berdasarkan suara terbanyak lalu ditetapkan oleh sekolah. Dampak dari sistem seperti itu ialah, tidak berjalannya program kerja yang telah ditetapkan. Ketua dan Wakil Ketua yang tidak memiliki tujuan yang sama dan pola pikir serta pemikiran yang berbeda membuat konflik internal dan memecah organisasi OSIS menjadi dua kubu. Hal ini mengakibatkan pengurus OSIS yang lain harus mengatasi masalah tersebut, yang mengakibatkan tidak maksimalnya kinerja Organisasi OSIS bahkan merugikan Organisasi OSIS itu sendiri.

Terpecahnya Organisasi OSIS

Keegoisan dan perbedaan pandangan antara Ketua dan Wakil Ketua OSIS dapat membuat terpecahnya Organisasi OSIS. Hal ini berdampak pada struktur dan kinerja OSIS itu sendiri, serta berdampak pada Visi-Misi dan program kerja yang tidak terlaksana dengan baik. Pengurus OSIS lain yang terkena dampaknya juga harus mengambil alih tugas Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS yang sedang berseteru karena perbedaan pendapat. 

Kasus ini terbukti pada Salah satu Madrasah Tsanawiyah, yang ada di kota Lhokseumawe. Ketua dan Wakil Ketua yang memiliki perbedaan pandangan membuat mereka kurang berkontribusi dalam pelaksanaan program kerja, yang mengakibatkan pengurus OSIS yang lain harus mengambil alih dan lebih berkontribusi dalam program kerja yang telah direncanakan.


Rusaknya Organisasi OSIS

Hal terburuk apabila sistem ini tidak diubah ialah rusaknya Organisasi OSIS itu sendiri. Program kerja yang tidak berjalan, Visi-Misi yang tidak sesuai, hingga organisasi yang terpecah akibat keegoisan dari masing-masing Ketua dan Wakil Ketua sudah cukup untuk membuat Organisasi OSIS menjadi rusak. 

Hal ini terjadi pada salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Lhokseumawe. Ketua dan Wakil Ketua OSIS tidak dipilih oleh seluruh warga sekolah, dan tidak melalui serangkaian tes yang sebagaimana mestinya. Pasangan Ketua dan Wakil Ketua OSIS yang tidak cocok ini mengakibatkan tidak berjalannya Program Kerja. OSIS seperti Organisasi yang mati dan tidak memiliki Visi-Misi, serta tidak adanya kontribusi kepada pihak sekolah untuk mewujudkan karakter siswa yang peduli sosial serta mewadahi siswa dan siswi dalam mengembangkan bakatnya.



Simpulan

OSIS merupakan salah satu Organisasi yang memiliki peranan penting dalam sekolah. Oleh karena itu pentingnya kekompakan serta pemikiran yang sejalan agar tujuan utama dapat tercapai serta agar program kerja yang ditetapkan dapat terlaksana dengan baik. 

Visi dan Misi merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan dalam memimpin Organisasi OSIS, namun hal itu dapat dicapai apabila terjadi kekompakan serta rasa saling mengerti dan menghormati satu sama lain sehingga tidak mengakibatkan keegoisan yang mengakibatkan kepada perpecahan. Apabila sistem pemilihan 

Pasangan Ketua dan Wakil Ketua OSIS masih ditetapkan oleh pihak sekolah, dikhawatirkan akan membuat kinerja Organisasi OSIS menjadi menurun dan buruk, hingga membuat rusaknya Organisasi OSIS itu sendiri. Oleh karena itu alangkah baiknya apabila Pemilihan pasangan Ketua dan Wakil Ketua di serahkan kepada calon itu sendiri.


Penulis adalah Siswa  XI- 1 SMA Negeri 1 Lhokseumawe



Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar