Hoax di Media Sosial

 


Oleh: Raudah Janna Febytri

Hoax atau berita bohong adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi di buat seolah-olah benar adanya. Hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya agar tidak dapat diverifikasi kebenaran dari suatu informasi. Hoax berusaha menipu pembaca maupun pendengarnya agar percaya. 

Baca Juga: Pasangan Calon Raihannah Az-Zahra dan Fadhlan Sabihat NR Menang dalam Pemilihan Ketua dan Wakil OSIS SMA Negeri 1 Lhokseumawe Periode 2023/2024

Hoax memang sengaja disesatkan, namun 'dijual' sebagai kebenaran. Apabila menerima informasi, sebaiknya diam sejenak untuk berpikir positif dan netral. Selanjutnya, harus diikuti dengan berpikir kritis apakah kabar tersebut hoaks atau berdasar fakta sebenarnya.

Ciri-ciri hoax adalah sumbernya yang tidak jelas, isi pemberitaan tidak berimbang dan cenderung menyudutkan pihak tertentu. Begitu hoaks disebar, berita itu bisa menimbulkan kecemasan, permusuhan, dan kebencian pada masyarakat yang terpapar, judul berita hoaks biasanya kerap fantastis, bahkan terkesan menghakimi tanpa didasari fakta sesungguhnya.

Hoax biasanya bertujuan untuk membuat kegelisahan, kekacauan, rasa benci, atau bisa juga membuat ketakutan bagi pembaca/pendengarnya. Selain itu juga bisa mengganggu emosional dan suasana hati yang berkepanjangan. Agar dapat menghindari diri dari berita hoax sebaiknya bertanya ke orang yang lebih dewasa atau mengidentifikasi akan kebenaran dari informasi yang didapat dan tidak mudah percaya.

Hal tersebut dikarenakan banyak remaja yang mudah termakan dengan berita hoax, anak muda memang cenderung emosional, terlebih ketika mendapat suatu informasi yang sensasional, yang membuat remaja dengan cepat menyebarkannya.

Selain itu, dengan bertanya kepada yang lebih dewasa terlebih dahulu, kita dapat mencari tau kebenarannya. Sekarang banyak sekali berita di media sosial yang tidak benar, hal itu bertujuan hanya untuk kepentingan tertentu.

Perkembangan Media Sosial

Media sosial berkembang pesat di bidang teknologi dan media konvensional. Pada perkembangan teknologi yang mengalami evolusi semakin kesini semakin cepat. Dulu, belum di temukannya teknologi internet, seperti radio, televisi, mesin cetak, sehingga sekarang dengan adanya media baru (online dan medsos). Teknologi dapat berkembang dengan sangat pesat, bahkan bisa dikatakan sebagai revolusi teknologi. 

Selain itu, untuk mempunyai media konvensional seperti radio, koran, televisi dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak. Berbeda dengan media sosial, hal inilah yang menjadi karakter spesifik media sosial dibanding dengan media konvensional, semua orang dapat mempunyai dan memproduksi konten apa saja, tanpa adanya editing dari siapapun. pengguna dapat dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi (tulisan, gambar, video, grafik, dan berbagai konten model lainnya) dari hal tersebutlah dapat terjadinya berita-berita hoax. 

Selanjutnya, Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etikan dan norma yang ada. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial. Dari berbagai kalangan dan usia hampir semua masyarakat Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik. Oleh sebab itu penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: apa pengertian media sosial, apa dampak media sosial terhadap masyarakat di Indonesia dan apa pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di Indonesia.  Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap / eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. https://journal.unita.ac.id/index.php/publici%20ana/article/view/79. Diakses 7 September 2023.


Dampak Media Sosial 

Terdapat dua dampak dari media sosial, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari media sosial tidak hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi atau bersosialisasi, namun sering juga digunakan sebagai sarana pendidikan atau sarana promosi. Baik promosi yang sifatnya komersial maupun yang sosial, bahkan banyak saat ini perusahaan-perusahaan besar di dunia berkembang pesat dikarenakan adanya dukungan dari media sosial.

Selain dampak positif ada juga dampak-dampak negatif dari media sosial. Media sosial sering kali disalahgunakan oleh orang-orang atau pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan dan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang dapat menimbulkan kerugian maupun kerusakan bagi orang lain.

Media sosial juga seringkali disalahgunakan sebagai kepentingan yang tidak pantas seperti pornografi atau bahkan kriminal. Hal tersebut membuat banyaknya masyarakat yang mudah percaya terhadap modus atau penipuan kriminal semacamnya. Selain itu ada juga penyalahgunaan yang paling sering saat ini seperti penyampaian berita atau informasi bohong (hoax)  dan ujaran kebencian seperti hate speech.

Media sosial tidak dapat terlepaskan dari hidup sebagian besar orang karena hampir separuh waktu aktivitas manusia dihabiskan untuk menelusuri media sosial, entah itu untuk berkomunikasi atau hanya sekedar mencari informasi. Pasalnya, adanya media sosial membuat komunikasi yang dilakukan lebih mudah dan efektif dan dapat menjangkau banyak orang sekaligus dalam waktu yang singkat dan cepat. Dampak positif lainnya yang ditimbulkan oleh media sosial yaitu sebagai ruang untuk berbagi pendapat hingga berbagi cerita dan cara pandang suatu peristiwa. Pengguna media sosial dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pengguna lain melalui kolom komentar pada suatu postingan dan kitapun dapat membagikan sebuah informasi apapun. 

Di sisi lain, media sosial juga memberikan dampak negatif jika tidak digunakan secara bijak. Kembali ke fungsi utama media sosial yaitu untuk berkomunikasi dalam waktu yang singkat dan cepat dengan orang lain yang jaraknya jauh. Tetapi pada saat ini, kehadiran media sosial justru juga menjauhkan orang-orang yang ada di sekeliling. Orang-orang cenderung lebih asik berkomunikasi dengan sesamanya melalui media sosial sehingga enggan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan yang ada disekitarnya. Selain itu, banyak manusia modern yang hanyut dalam euphoria dunia maya, budaya yang serba cepat dan instan dan yang seringkali terjadi larut dalam budaya konsumerisme. Perundungan dan penyebaran berita palsu juga rentan terjadi melalui media sosial dan memberikan dampak yang berat untuk korban mulai dari yang ringan seperti stress dan kemungkinan terburuknya bisa saja mengalami depresi, trauma, bahkan ada beberapa kasus bunuh diri karena mengalami perundungan online. https://binus.ac.id/malang/communication/2022/11/15/dampak-media-sosial-terhadap-kehidupan-di-era-digital/. Diakses 7 September 2023


Mengapa Hoax Mudah Berkembang

Ada beberapa hal yang mempengaruhi berkembangnya hoax atau hate speech.

Kultur  masyarakat sangat mudah mempercayai berita atau kabar dari mulut ke mulut tanpa mengecek dari sumbernya langsung tradisi masyarakat cenderung lebih suka membiarkan hal-hal yang tidak penting keburukan dari orang lain bahkan hal yang sifatnya personal.

Adanya perkembangan teknologi digital. Teknologi digital ialah media online dan media sosial. Kedua media ini seakan-akan telah menjadi tempat awal mulanya berita hoax dan hate speech terjadi di masyarakat. Ketika rendahnya literasi media, bagi masyarakat dengan rendahnya tingkat literasi media masyarakat kondisi ini akan semakin mempermudah merebaknya budaya hoax dan hate speech, hasil riset disocial.id menyebutkan 44% masyarakat Indonesia tidak dapat mendeteksi hoax dikarenakan masyarakat dengan mudah percaya terhadap berita-berita yang diterimanya.

Tingginya tingkat kepercayaan konsumen Indonesia dengan konten online ini, berbanding terbalik dengan tingkat kepercayaan penduduk dunia. Dimana hanya satu dari tiga (35 persen) penduduk dunia yang menganggap konten yang mereka lihat dapat dipercaya. Selain mudah percaya, konsumen Indonesia juga tak terlalu peduli dengan data pribadi mereka dan kemungkinan penyalah gunaannya.Gaya hidup konsumen Indonesia yang erat dengan perangkat mobile, membuat konsumen gemar mengobrol dengan chatbot online (45 persen) ketika berhubungan dengan brand. Sementara hanya 17 persen konsumen yang merasa brand perlu memiliki kehadiran offline. Meski gaya hidup konsumen Indonesia sangat terhubung dengan perangkat mobile, namun ketika berbicara soal pembayaran konsumen Indonesia sangat konvensional. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171019112305-185-249426/alasan-hoax-mudah-tersebar-di-indonesia. Di akses 7 September 2023


Simpulan

Hoaks di media sosial adalah informasi palsu atau menyesatkan yang disebarkan melalui platform seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan lainnya. Ini bisa berupa berita palsu, foto yang telah diedit, atau klaim palsu yang bertujuan untuk menipu atau mempengaruhi opini publik. Penting untuk selalu memeriksa keaslian informasi sebelum membagikannya dan berhati-hati agar tidak terjebak dalam penyebaran hoaks.

 Penyebaran hoax di media sosial adalah masalah yang serius yang mempengaruhi masyarakat kita. Untuk mengatasi tantangan ini, kita perlu menjadi konsumen informasi yang cerdas, berpendidikan, dan berempati. Dengan berkolaborasi untuk mengidentifikasi, melaporkan, dan menghindari penyebaran hoax, kita dapat menjadikan media sosial sebagai alat yang lebih aman dan bermanfaat bagi semua orang. Jangan terjebak dalam menyebarkan hoax, karena hal ini dapat berdampak negatif pada orang lain dan menciptakan ketidakpastian dalam informasi yang beredar di media sosial. 

Penulis adalah Siswa Kelas XII IPA 8 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar