Nyanyian Jaring di Ujung Senja


                                                            Foto; Dokumen Pribadi 


Afifah Nailatul Izzah Siregar

Deru ombak terdengar lirih
Jejak kaki tercetak bersih
Bukan pelancong
Bukan pawai
Ini ritme hidup yang tak pernah usai

Dari jejak yang berserak di pasir
Ada cerita yang diam-diam mengukir
Dengan pukat erat di tangan 
Nasib keluarga tergenggam dalam harapan

Satu…
Dua…
Tiga…

Pukat tersibak
Jaring terbentang menari di samudera
Mereka menanti dalam diam penuh doa 
Semoga semesta merestui usaha

Mentari menyapa perlahan
Keringat pun jatuh tanpa beban 
Tangan- tangan perkasa mulai berdansa
Menarik pukat dari peluk samudera

Baca Juga:

Pohon nyiur kian melambai
Menyambut pukat yang mendekat
Pukat yang tersebar kian menjerat

Nelayan tarik pukat yang sederhana 
Tak butuh gemerlap dunia fana
Ia hanya paham 
Pasang dan surut
Karena alam adalah sahabat
Bukan rebut

Alur hidup yang jujur dan lapang
Berjuang demi sandang
Pangan dan papan
Setiap tetes peluh jadi persembahan 
Bagi kehidupan dan masa depan


Wahai nelayan tarik pukat
Darimu tradisi ini mengakar kuat
Berkatmu laut menjadi rahmat
Segalanya menjelma rasa syukur yang hangat

Terima kasih 
Wahai nelayan tangguh dan bijak
Atas warisan yang tak ternilai dan akrab
Akan kami jaga laksana wasiat 
Demi alam lestari tanpa cacat dan sesat
 

Lhokseumawe,  8 Juli 2025
















Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar