Puisi : Palestina, Dukamu Kini


                                       (Foto: AFP)

Muklis Puna

Salam damai untukmu, Palestina.
Bagaimana fajar menyapamu di sana?
Masih adakah lelap dalam pejammu,
Atau hanya mimpi buruk yang menderu?

Palestina...
Bau darahmu menyalakan  amarah di sanubari.
Dari jendela kaca lima inci, 
kau muntahkan hikayat pedih,

Baca Juga:

Saat Iblis terkutuk menabur petaka tanpa henti.
Jasad-jasad mungil kejang di tungku neraka,
Dan mahkota suci kaum hawa direnggut paksa di atas panggung dunia.

Palestina...
Ku genggam dada, menyaksikan adegan dalam lautan api.
Para iblis durjana merayakan maut dari laras dan mesiu,
Menebas leher-leher berserah dalam lindungan Tuhan,
Menyulut murka di mihrab-mihrab yang suci.

Palestina...
Kau berlari, berkejaran dengan bayang-bayang Israel,
Tercerabut, terhina laksana kawanan najis di tengah badai iman.
Sementara di sini, di tanah saudaramu,
Hanya gema kutuk dan kecam yang membahana.

Baca Juga; 

Palestina...
Telah kami bentangkan sajadah juang di gerbang negeri,
Merindukan saat kita merapatkan barisan.
Menghalau si angkara, menyongsong syahid di pelukan bidadari.
Kabut pekat mesiu membungkus semesta,
Menggiring arwah-arwah suci menuju tangga surga.

Palestina...
Zionis durjana menjelma drakula,
Menyesap nyawa para bayi dari dekapan bunda.
Fakta dijungkirbalikkan oleh sihir mantra bersenjata,
Membantai demi nobel, memukau dunia dengan dusta.

Palestina...
Jeritmu, kini mengoyak kalbu kami, saudara seiman.
Maka tabahlah dalam lautan nestapa ini,
Menanti bala tentara langit datang meluluhlantakkan angkara murka.

Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...

Lhokseumawe, Juni 2025


 





Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar