Idiom dan Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia

Idiom dan Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia

 

SSumber: Dreamina.capcut.com  

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

Secara  umum  dalam  bahasa  Indonesia idiom adalah bagian yang menarik dalam Bahasa Indonesia yang dapat membantu kita untuk berkomunikaasi dengan lebih efektif dan menarik. Dengan menguasai idiom, kita dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan Bahasa Indonesia.

Konsep Idiom 
Selain membentuk kata majemuk komposisi juga dapat mebentuk idiom  atau ungkapan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang ingin di ungkapkan oleh manusia. 

Namun, pengungkapannya tidak dilakukan dengan berterus-terang. Karena  manusia tidak mau berterus-terang maka lahirlah apa yang disebut dengan idiom(ungkapan). Idiom digunakan agar orang yang diberi nasihat atau di bandingkan tidak merasa tersinggung. 

Dengan demikian, manusia dituntut pula untuk dapat menerka makna kiasan yang terdapat dalam idiom tersebut. Selain  itu, manusia juga dituntut tanggap mengasosiasikannya dengan makna yang tersirat dan dapat membandingkannya dengan kenyataan hidup.


Tarigan (dalam Prawirasumantri 1998:212) memberikan pengertian tentang idiom adalah “Perkataan atau kelompok kata yang khusus menyatakan suatu maksud kiasan.”    

Pengertian di atas, memberikan gambaran bahwa idiom dibentuk oleh kelompok kata yang mempunyai  makna kiasan. Makna kiasan adalah makna yang muncul karena asosiasi yang dikaitkan dengan sesuatu hal atau benda. Idiom atau ungkapan muncul dalam kosa kata bahasa indonesia sesuai dengan keadaan dan kondisi  masyarakat sebagai konsumen bahasa.

Selanjutnya Chair, (2008: 215) Mengemukakan bahwa  “Komposisi pembentuk idiom adalah penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun leksikal”  

Untuk memudahkan  pengertian di atas dapat dapat dijelaskan melalui beberapa contoh idiomatik berikut ini. Penggabungan meja dengan dasar hijau menghasilkan idiomatik meja hijau   dengan makna pengadilan, kemudian penggabungan bentuk gigit dengan jari menghasilkan  idiom  gigit jari dengan makna tidak mendapat apa-apa. Untuk lebih memudahkan pemahaman, berikut akan dipaparkan beberapa   contoh idiomatik berserta makna yang ditimbulkan.


Bentuk  idiomatik secara umum ada dua, yaitu  pertama yang berupa idiom penuh. Idiom penuh dibentuk dengan unsur-unsurnya masih merupakan satu kesatuan.

 Kedua, idiom sebagian yaitu idiom yang salah satu unsurnya masih bermakna leksikal. Pembahasan mengenai kedua bentuk tersebut akan dijelaskan  pada sub judul berikutnya tentang proses pembentukan  idiom.   


Berbeda halnya dengan Kosasih, (2000:260)  Mengemukan tentang pengertian idiom adalah “
Perkataan atau kelompok kata yang khusus  untuk menyatakan sesuatu maksud dalam arti kiasan.

 Ungkapan ini dibentuk oleh kata-kata yang polanya tidak  dapat diubah susunannya dan tidak dapat disisipi dengan kata lain. Makna dari masing masing kata melebur dan membentuk makna baru.”  

Kalau dilihat sekilas pengertian tersebut hampir sama dengan pengertian yang kebanyakan diberikan oleh para ahli terhadap kata majemuk. Akan tetapi setelah dianalisis akan terlihat perbedaan pada makna dari masing-masing dasar kata yang melebur membentuk makna baru  yang bersifat asosiasi dan membutuhkan penalaran yang tinggi untuk memahami  idiom tersebut. 

 Sedangkan kata majemuk juga membentuk makna baru  tetapi tidak berasosiasi terhadap  peristiwa langsung dan tidak memilki makna yang tersebunyi dibalik gabungan tersebut.


Ketiga   pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian idiom atau ungkapan  adalah gabungan atau kelompok kata yang mempunyai makna kiasan dalam kehidupan masyarakat. Munculnya makna kiasan dari kelompok kata tersebut karena  sebagian masyarakat atau warga bahasa tidak mau mengungkapkan maksudnya secara terang –terangan. 

Selanjutnya, tidak semua pemakai bahasa mengetahui makna kiasan yang ditimbulkan oleh kelompok kata tersebut. Hal ini terlihat munculnya idiom atau ungkapan pada setiap daerah yang ada di Nusantara. 
 
Fungsi Idiom dalam Karangan
Sebagiamana  telah dijelaskan pada subjudul pengertian idiom bahwa  masyarakat atau warga bahasa tidak mau berterus-terang dalam menyampaikan atau mengemukakan sesuatu yang menyinggung pemakai bahasa lainnya, maka pemakai bahasa mengambil idom sebagai sarana pengungkapan maksud yang tersembunyi. Dengan menggunakan idiom pemakai bahasa lebih leluasa dalam menyampaikan segala keinginan hati, baik idiom yang bernada senang maupun idiom yang kurang menyenangkan.


Dalam bahasa Indonesia ungkapan atau idiomatik identik dengan bahasa Melayu  tradisional. Namun idiom atau ungkapan tidak identik dengan budaya tradisional.  

Akan  tetapi, penggunaan idiom dalam kalimat dewasa ini membuat kalimat menjadi lebih bergaya. Pada masyarakat modern pun pengunaan idiom dalam kalimat lebih memperkaya khsanah kosakata dalam pembendaharaan kata dalam bahasa Indonesia.  

Idiom atau ungkapan jika digunakan dalam kalimat akan membuat kalimat lebih hidup dan lebih  indah kedengarannya, seperti pada kalimat di bawah ini.
Contoh :
Lelaki itu murung karena buah hatinya  direbut orang
Mukena  ini adalah buah tangan ibu dari Mekkah
Wanita itu sekarang sudah berbadan dua
Pamanku termasuk orang yang  ringan tangan di sekolah
 Buah  pena si Dea sangat banyak dibaca oleh siswa       
Panjang tangan merupakan pekerjaan yang dilarang tuhan  
Oarng yang tinggi hati  sangat sukar mencari teman dalam hidupnya      

Baca Juga:Teknik Jitu Menggambarkan Karakter Tokoh dalam Teks Narasi

Pemakaian idiom pada kedua kalimat di atas menjadikan kalimat lebih hidup. Di samping membuat pembaca tertarik terhadap kalimat tersebut, pembacapun memperoleh nuansa imajinatif.


Idiom juga berfungsi untuk memberikan keindahan dan membuat bahasa lebih hidup, idiom atau ungkapan juga dapat memberikan kreativitas bagi pemakaianya. Setiap pemakai bahasa tidak dapat dengan serta – merta  mengunakan idiom  dalam sebuah kalimat. 

 Penggunaan  idiom dalam sebuah kalimat pemakai bahasa dituntut harus mengetahui makna yang ditimbulkan oleh idiom yang ingin digunakan. Jika hal tersebut tidak diperhatikan maka  idiom yang dipakai dalam kalimat  memunculkan makna yang berbeda. Selain  itu, penyesuain antara konteks kalimat dengan idiom yang digunakan juga harus diperhatikan. Untuk lebih jelas perhatikan kalimat di bawah ini.

Buah pena terbagi kedalam empat jenis, yakni buah pena narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasai.
Dalam ulangan buah pena kemarin saya memperoleh nilai delapan.  

 Buah pena materi yang sangat digemari siswa
Melalui buah pena kita dapat menyampaikan informasi kepada orang lain
Ketika mahasiswa mau mengambil gelar sarjana, maka mereka dituntut menyusun buah pena berbentuk skripsi

Setiap buah pena siswa harus diperiksa denagn hati-hati.

Buah pena narasi  sering digunakanan dalam sastra

Pengungkapan idiom  dalam kalimat di atas tidak tepat. 

Walaupun diketahui bahwa  buah pena  bermakna karangan, tetapi idiom tidak digunakan dalam kalimat yang menuntut adanya kelugasan atau obyektivitas. Oleh karena itu, Idiom berfungsi mengungkapkan suatu permasalahan atau  perasaan yang mempunyai makna tidak secara langsung terhadap suatu obyek.  Kata-kata idiom lebih tepat digunakan dalam karangan yang bersifat sastra. 
 
 
 
Pengertian Kata  Majemuk
Setiap  kata dalam  bahasa dikalsifikasi menjadi dua kelompok, yaitu kata dasar dan kata jadian atau kata turunan. 

Kata dasar adalah kata yang ditulis dan diucapkan dalam satu kesatuan utuh. Bentuk  kata dasar ini dapat diinderai dan mempuanyai makna secara leksikal.  Sedangkan  kata jadian kata yang diturunkan dari kata dasar dan dibentuk melalui proses morfologi.

Pembetukan kata melalui proses morfologi ada beberapa jenis, antara lain kata imbuhan (afiks), kata ulang (reduplikasi), kata majemuk (komposisi), perubahan status  (konversi), dan  pemendekan (akronimisasi). 

Dari sejumlah pembentukan kata yang telah disebutkan di atas, yang menjadi pembahasan secara mendetail adalah pembentukan kata melalui komposisi atau kata majemuk. 

Sebelumnya harus dipahami terlebih dahulu apa sebenarnya pengertian dari kata majemuk atau komposisi.  Pengertian kata majemuk dikemukakan secara beragam oleh para ahli linguis dan dunia linguistik. Chaer,(2006:12) mengemukakan tentang istilah komposisi dan kata majemuk adalah:

"Istilah komposisi atau kata majemuk berkenaan dengan bidang  morfologi untuk mengacu pada adanya dua buah kata atau lebih untuk  satu konsep

Sedangkan istilah frase berkenaan dengan adanya dua buah kata atau lebih yang menduduki fungsi kalimat, entah subyek, pterdikat, maupun obyek. Satuan yang disebut frase lazim juga dipahami sebagai satuan sintaksis yang tidak melewati batas fungsi.     

Pengertaian di atas, diberikan untuk membedakan antara komposisi atau kata majemuk dengan frase. Komposisi atau kata majemuk dalam pengertian tersebut mengacu pada penggabungan dua buah kata atau lebih yang merupakan proses komposisi untuk mewadahi sebuah konsep  yang belum ada wadahnya dalam bentuk kata tunggal.

Gabungan kata atau kata majemuk membentuk makna baru yang meliputi suatu konsep atau istilah tertentu dalam khasanah bahasa.  
seperti kata yang dibentuk dengan afiks (imbuhan). 

Jika dipaksakan menyelipkan satu kata di antara gabungan tersebut, maka hakikat dari kata majemuk tersebut akan hilang. Hal ini dapat dilihat pada contoh di bawah ini
Saputangan                  
Matahari                     
Kaki tangan                
Orang tua 
Meja makan
Rumah makan
Kapur tulis
Papan tulis
Kamar mandi
Mata-mata
Fotokopi
 Lintah darat
 Mata sapi

 

Contoh kata majemuk di atas, jika dihilangkan salah satu dari kata yang membentuk kata majemuk tersebut, maka kesatuan arti yang dimiliki oleh kata majemuk akan hilang. Begitu juga halnya, jika diberikan kata lain  di antara gabungan kata tersebut, maka kata majemuk tersebut akan berubah status dan makna dalam sebuah kalimat  dan wacana. 

Makna yang dimunculkan akibat dari peleraian dan pemberian kata lain di antara  gabungan kata majemuk adalah makna leksikal. Karena masing-masing gabungan kata akan menampakkan makna asli yang berada  dalam satu kesataua. 

Seiring dengan pendapat di atas, Kridalaksana (dalam Arifin dan Junaiyah, 2007:26 ) mengemukakan tentang kata majemuk adalah “(1) Kata majemuk harus berstatus kata; kata majemuk bukan kata. (2) Kata majemuk merupakan konsep sintaksis bukan konsep semantis.”

Berdasarkan ketiga pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang  dibentuk dengan proses gramatikal dan membentuk makna baru secara semantik.

 Gabungan atau kelompok kata yang menimbulkan makna baru ini memiliki bentuk  yang pada dan cara penulisannya harus disesuaikan dengan proses pembentukannya.  Hal ini diberikan untuk membedakan antara kata majemuk dan frase dan tataran sintaksis bahasa Indonesia.     
  
Ciri- Ciri   Kata Majemuk
 Selain dibentuk dengan proses gramatikal kata majemuk juga dibentuk  dengan proses leksikalisasi. proses leksikalisasi. Proses gramatikal  dapat dilihat adanya bentuk kata majemuk yang diberi imbuhan (afiks) dan diberi perulangan (reduplikasi).

 Untuk mengetahui sebuah kata majemuk dibentuk melalui proses apa dan bagamana  kata majemuk itu terjadi. Agar  hal ini dapat terjawab harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri dari kata majemuk  tersebut.  Arifin dan Junaiyah, (2007:26 ) membagi ciri ciri kata majemuk sebagai berikut.

1.  Karena menunjukan tingkat keeratan yang tinggi  dan secara  sintaksis berstatus kata, kata majemuk tak mungkin terpisahkan.
2. Karena kata majemuk berstatus kata,  setiap konstituennya kehilangan    otonomi. Akibatnya di antara konstituen tidak dapat disisipi kata lain.
3. Keeratan konstruksi majemuk ditentukan oleh setidak-tidaknya  satu konstituen memperlihatakan gabungan yang konstan.  Gabungan itu terwujud melalui pola kombinasi  morfem dasar sebagai konstituennya. untuk itu, setidak-tidaknya satu dari morfem dasar itu
      a. Menunjukkan ciri tidak produktif
      b. Merupakan bentuk unik
      c. Merupakan morfem terikat tetapi bukan afiks.

Ciri-ciri tersebut ada yang  padu ada juga yang bersifat longgar. Padu artinya, adanya bentuk-bentuk majemuk  gabungannya tak mungkin dipisahkan. Apabila bentuk tersebut dipisahkan maka akan kehilangan otonomi dari salah satu kata yang membentuknya.  

Bersifat longgar adalah  adanya bentuk gabungan kata yang dibentuk melalui kombinasi morfen dasar sebagai konstituenya yang menunjukkan ciri-ciri tidak produktif  dan morfen trikat yang bukan berbentuk afiks. Selanjtnya,  Keraf, (1991: 126) memberikan ciri-ciri kata majemuk  bahwa,

1.      Gabungan itu membentuk arti baru
2.     Gabungan itu dalam hubungan ke luar  membentuk satu pusat, yang menarik keterangan-keterangan atas kesatuan itu, bukan atas bagian-bagiannya.
3.      Biasanya terdiri dari kata-kata dasar
4.      Frekuensi pemakaianya tinggi
5. Terutama kata majemuk yang bersifat endosentris terbentuk atas hukum DM ( diterangkan mendahului menerangakan)
 
Dilihat dari ciri-ciri di atas,  secara umum kata majemuk dibentuk oleh dua kata atau lebih yang membentuk makna baru. Jenis kata yang membentuk kata majemuk ada yang telah diberi afiks dan perulangan seperti contoh di bawah ini.
Contoh (1a)  rumah sakit
                     saputangan
                     tanggung jawab
                      tidak adil
                      jabat tangan
                      gatal tangan
                      anak didik
                      adu domba
                      tua bangka           
       
Contoh (1b)  rumah sakit-rumah sakit
                      Saputangan-saputangan
contoh  (1c) Mempertanggungjawabkan
              (1d) ketidakadilan

Pada contoh 1a terlihat bahwa kata majemuk rumah sakit  dibentuk oleh kata dasar rumah dan kata  sakit, yang mengandung makna  tempat berobat atau tempat perawatan orang sakit. Akan tetapi, pada contoh (1b)  kata majemuk tersebut dibentuk melalui proses perulangan (reduplikasi), yaitu kedua bentuk dasar rumah dan sakit diberi perulangan secara menyeluruh  sehingga menjadi rumah sakit-rumah sakit.  

Berbeda  dengan contoh 1c gabungan dua buah kata dasar yaitu kata tanggung dan kata jawab yang juga merupakan kata majemuk. Selanjutnya, untuk contoh (1d) bentuk kata majemuk tidak adil yang diberi afiks, maka gabungan kata tersebut menjadi ketidakadilan. Begitu juga  pada contoh (1c) bentuk tersebut diberi imbuhan (afiks ) sehingga menjadi mempertanggungjawabkan.

Perbedaan Idiom dan  Kata Majemuk
Untuk mengetahui perbedaan antara kata majemuk dan idiom, pembaca harus memahami  makna yang ditimbulkan kedua kelompok kata tersebut. 

Walaupun keduanya dibentuk berdasarkan gabungan kata atau kelompok kata,  tetapi  memiliki makna yang   berbeda. Jika diteliti secara saksama dari segi pembentukananya, antara kata majemuk dan idiom memiliki cara pembetukan yang berbeda.  Selanjutnya dari segi ciri-ciri yang dimiliki keduanya juga mempunyai perbedaan yang signifikan .

Kata majemuk dibentuk berdasarkan gabungan kata atau kelompok kata yang memiliki satu kesatuan dari segi makna yang dihasilkan. Apabila terjadi penambahan  atau penanggalan salah satu unsur yang membentuknya maka kesatuan arti yang dimilki oleh kata majemuk akan hilang dengan sendirinya. 

Kata majemuk dibentuk oleh bentuk  dari gabungan bentuk dasar, bentuk berimbuhan (afiks), dan juga gabungan bentuk perulangan (resiprok).

 Adapun pembentukan kata idiom adalah hasil dari gabunagan bentuk dasar dengan bentuk dasar tetapi memilki arti kiasan.  Selain dibentuk oleh bentuk dasar dengan bentuk dasar idiom juga dibentuk oleh bentuk yang diberi afiks. Hal ini seperti pada  kata  kemaluan. 

Kata  kemaluan kalau dilihat sekilas   memilki makna secara gramatikal yang sama dengan makna yang dimilki oleh kesucian, kemenangan, dan keindahan yaitu  hal yang disebutkan pada bentuk dasar. Hal ini tidak sama dengan makna yang ditimbulkan oleh kata kemaluan atau hal yang memilki malu seperti pada bentuk dasar. Tetapi makna yang timbul pada kata kemaluan adalah makna idiom atau idiomatik.   
           
Walupun sama- sama dibentuk oleh proses morfologis antara kata majemuk dan idiom, banyak memilki perbedaan seperti pada tabel berikut ini.
Perbedaan antara Idiom dan Kata Majemuk

Selanjutnya, Keraf (1991:124) mengutarakan tentang pengertian kata majemuk adalah ”Gabungan  dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan arti.”  

Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa stuktur kata majemuk sama seperti  kata biasa  yaitu tidak dapat dipecahkan atas bagian-bagian yang lebih kecil  


Penulis adalah Pemimpin Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA negeri 1 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar