Muklis Puna
sebatang lentingan lemah terhimpit di antara dua jari
jasadnya berdesis saat api mengunyah serbuk dalam jemari
Racun putih mengepul di ujung sumbu
jari- jemari menguning dihinggap madat
jiwa pecandu melayang seolah pamit pada jasad
Racun putih mengepul di ujung sumbu
jari- jemari menguning dihinggap madat
jiwa pecandu melayang seolah pamit pada jasad
Baca Juga: Pertemuan Kita Seperti Garis Sejajar
sebatang lentingan tuba bertengger di ujung jari
udara putih keluar masuk lewat rongga
menukik ke jantung mengabarkan kematian
menari berlari lalu berteduh di belahan kanan
menjemput ajal lalu berlomba dengan pecabut nyawa
udara putih keluar masuk lewat rongga
menukik ke jantung mengabarkan kematian
menari berlari lalu berteduh di belahan kanan
menjemput ajal lalu berlomba dengan pecabut nyawa
sebatang lisong perusak saraf
terhimpit antara jemari dan bulan sabit
diburu para pecandu surga semu
Idola para penikmat semusim
setelah itu dipijak dan digesek
ketika sumbu mulai padam
terhimpit antara jemari dan bulan sabit
diburu para pecandu surga semu
Idola para penikmat semusim
setelah itu dipijak dan digesek
ketika sumbu mulai padam
letingan racun bagai dukun dan kemenyan
jutaan jasad kau jemput paksa
jutaan jua kau gantungkan hidupnya
kau bak pisau bermata dua mengorok dan menebas
upasmu membuat negeri kecut tak berdaya
jutaan jasad kau jemput paksa
jutaan jua kau gantungkan hidupnya
kau bak pisau bermata dua mengorok dan menebas
upasmu membuat negeri kecut tak berdaya
sebungkus kemasan tuba pemutus saraf
bereaksi memasang gaya
tumbalmu bertaburan di nusantara
ketika maharmu masuk senayan
penikmat surgamu kelimpungan mencari sokongan
alasan basi bau terasi dihembuskan
agar kau dijadikan tuhan sejengkal
tumbalmu bertaburan di nusantara
ketika maharmu masuk senayan
penikmat surgamu kelimpungan mencari sokongan
alasan basi bau terasi dihembuskan
agar kau dijadikan tuhan sejengkal
sejengkal lentingan mencengkeram ujung jari
membunuh dengan asap tak berkabut
menikam jantung dengan belati bermata lembut
membakar negeri dengan percikan api dalam satu sumbu
menawarkan surga tak punya bidadari
membunuh dengan asap tak berkabut
menikam jantung dengan belati bermata lembut
membakar negeri dengan percikan api dalam satu sumbu
menawarkan surga tak punya bidadari
sejengkal lilin berasap menghiasi saku anak negeri
tak peduli status sosial asal rupiah menguap
matanya buta
suatanya bisu
telinganya tuli
tak peduli status sosial asal rupiah menguap
matanya buta
suatanya bisu
telinganya tuli
si kaya,
si miskin
si pintar,
si bodoh
si miskin
si pintar,
si bodoh
orang alim, orang awan, presiden dan gelandangan bukan halangan
semua menghamba pada asap secuil
semua menghamba pada asap secuil
Lhokseumawe, Oktober 2023
0 Komentar