Penyuluhan Sampah Anorganik di SMAN 1 Lhokseumawe

 


Penyuluhan Sampah Anorganik di SMAN 1 Lhokseumawe

 

Oleh: Siti Namirah

Sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai. Sampah anorganik juga bisa dicontohkan dengan plastik, botol kaleng, dan kaca. Oleh karena itu, SMAN 1 Lhokseumawe mengadakan suatu projek yang dimana semua siswa kelas sepuluh melakukan penyuluhan sampah anorganik di sekitar kawasan sekolah.. Hal tersebut dilakukan oleh pihak sekolah bukan karena semata-mata saja. Melainkan untuk menyadarkan para siswa untuk membuang sampah anorganik sesuai tempatnya. Sudah banyak sampah anorganik yang berserakan di kawasan sekolah, khususnya kantin sekolah. Rata-rata siswa langsung membuang sampah sembarangan setelah selesai dikonsumsi, hal tersebut menimbulkan kecemasan bagi para guru dan staf sekolah yang ikut andil dalam menjaga lingkungan sekolah.

Baca Juga:Strategi Guru dalam Menanggulangi Bullying di SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Sampah anorganik merupakan sampah yang bisa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan 3 konsep yaitu, 3 R (reduse) mengurangi penggunaan sampah, (recycle) mendaur ulang sampah, (replace) mengganti barang dengan produk yang lebih ramah lingkungan, dan (reuse) menggunakan kembali. Dari ketiga konsep tersebut, setidaknya kita sudah mengurangi percemaran lingkungan. Selain itu, sampah anorganik memiliki banyak sekali dampak positif dan negatif.

Apa saja dampak positif dari sampah anorganik? Sampah anorganik memiliki beberapa dampak positif , yaitu: Dapat didaur ulang, sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai, maka dari itu sampah tersebut dapat kita daur ulangkan sehingga memiliki nilai ekonomis. Mengasah kreatifitas, karena sifatnya yang sulit terurai, sehingga kita akan menciptakan pemikiran yang kreatif untuk mengolahnya. Mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah anorganik yang menumpuk, sehingga lingkungan akan menjadi bersih.

Apa dampak negatif membuang sampah sembarangan? Sampah memiliki banyak dampak negatif, yaitu : Mengganggu pemandangan. Sampah memiliki fisik yang sudah tidak memiliki nilai estetika sehingga mengganggu pemandangan. Baunya sangat mengganggu. Pada sampah, terjadi  proses pembusukan sehingga menghasilkan gas yang sangat bau. Faktor lainnya adalah genangan airnya. Menularkan penyakit. Sampah yang dibuang secara sembarangan dapat mengundang berbagai jenis bakteri, virus dan parasit sehingga dapat menyebabkan penyakit, seperti diare (disebabkan karena memakan makanan yang kotor), dan demam berdarah (disebabkan oleh nyamuk yang berasal dari genangan air). https://www.sastrapuna.com/2022/10/pentingnya-mengetahui-pengolahan-dan.html?m=1 diakses 26 Oktober 2022.

Akibat dari penumpukan sampah anorganik yang tersebar di kawasan sekolah, lingkungan sekolah menjadi kotor. Oleh karena itu, setiap siswa kelas sepuluh dibentukkan beberapa kelompok dalam satu kelas untuk mengutip sampah-sampah yang ada di sekitaran kawasan sekolah. Mulai dari area bagian depan hingga belakang sekolah. Setelah kegiatan tersebut semua siswa langsung memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Hasil dari pemilahan sampah tersebut, terdapat beberapa karung sampah yang berisi sampah anorganik.

Hasil dari pengumpulan sampah tersebut, semua sampah harus diolah menjadi suatu produk baru dengan sekreatif mungkin. Salah satunya sampah anorganik, sampah tersebut dapat diolah menjadi beberapa kerajinan yang bermamfaat, selain bermamfaat kerajinan tersebut juga dapat bernilai ekonomis. Contoh dari kerajinan yang dapat dihasilkan dari sampah anorganik adalah vas bunga, rak kosmetik, dan kemoceng dari plastik.

Dari kegiatan penyuluhan sampah anorganik tersebut, kita dapat membuat lingkungan sekolah menjadi bersih tanpa adanya sampah yang berserakan. Selain itu, sampah anorganik juga dapat diolah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis. Sampah anorganik juga memiliki berbagai dampak positif dan negatif, diantaranya adalah dampak positif yaitu, bersihnya lingkungan sekitar, dan menciptakan pemikiran yang kreatif. Dan dampak negatifnya yaitu, munculnya berbagai penyakit, dan mengganggu pemandangan sekitar lingkungan.

 

Penulis adalah siswa dari kelas X-10 Unggul, SMAN 1 Lhokseumawe

 

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar