Jejak Pendidik Inspiratif: Biografi Maimunah, S.Pd., M.Pd.

 

Foto: Dokumen  Pribadi 

Oleh: Ghinaa Adira Shanty

Maimunah, S.Pd., M.Pd., yang akrab disapa Bu Mai,   lahir di Punteut pada 27 Juli 1971. Saat ini, beliau menetap di Keude Gedung.

Bu Mai merupakan salah satu guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Lhokseumawe yang dikenal akan keramahan dan kedekatannya dengan para siswa.

Beliau adalah putri dari pasangan Syamsyiah Abdullah Itam dan Muhammad Adam Sulaiman. Beliau merupakan anak kedua dari sang ibu dan anak sulung dari sang ayah. 

Kecintaannya pada dunia literasi sudah tertanam sejak lama, terbukti dari kegemarannya menulis cerpen, puisi, hikayat, hingga pantun.

Semangatnya yang besar dalam menimba ilmu membawanya menempuh riwayat pendidikan yang cemerlang. Dimulai dari SDN 1 Keude Punteut, kemudian berlanjut ke SMPN 11 Lhokseumawe, dan PGAN  Lhokseumawe. 

Tidak berhenti di sana, beliau berhasil meraih gelar Sarjana (S-1) dari Universitas Serambi Mekkah dan menuntaskan program Pascasarjana (S-2) di Universitas Syiah Kuala.

Salah satu pengalaman paling berkesan dalam kariernya adalah saat mengikuti Training of Trainers (TOT) Lomba Debat Bahasa Indonesia di Yogyakarta pada tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

Kebanggaan lainnya adalah ketika beliau berhasil mengharumkan nama SMA Negeri 1 Lhokseumawe di kancah nasional, termasuk dalam ajang Pekan Debat Akademik (PDA) dan berbagai kegiatan bergengsi lainnya.

Di mata para siswanya, Ibu Mai bukan sekadar pengajar, melainkan juga seorang motivator dan pendukung yang tulus. Beliau kerap menekankan bahwa belajar Bahasa Indonesia bukan hanya tentang kaidah, tetapi juga sarana untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Sikapnya yang paling menonjol dan patut diteladani adalah kesabarannya. Dengan penuh semangat, Ibu Mai tidak hanya mengajar, tetapi juga mendorong siswanya untuk berani mencoba hal baru dan tidak mudah menyerah. 

Kegigihannya menempuh pendidikan hingga jenjang S-2 menjadi inspirasi hidup bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Hal ini mengajarkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan kualitas diri dan tidak boleh cepat berpuas diri atas pencapaian yang telah diraih.

Ketekunan, kepedulian, dan semangat untuk terus bertumbuh inilah yang menjadikan Bu Mai sosok teladan, tidak hanya bagi murid-muridnya, tetapi juga bagi siapa pun yang mengenalnya.

Penulis adalah  Siswa Kelas XII.1  Program  Unggulan  SMAN 1Lhokseumawe  



Berita Terkait

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

0 Komentar