Mengukir Jejak Pendidik, Kisah Inspiratif Ihsan Nova

 

Foto: Dokumen  Pribadi 

Ihsan Nova, S.Pd., yang akrab disapa Pak Ihsan, adalah seorang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang mengabdi di SMA Negeri 1 Lhokseumawe.  Lahir di Jakarta pada 10 Oktober 1994, beliau merupakan putra dari pasangan Abdurrahim Mohd. Abduh dan Ratna Djuita. Sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, Pak Ihsan kini menetap di Uteun Bayi, Banda Sakti, Lhokseumawe.

Perjalanan  Beliau Ihsan dalam meniti karier sebagai seorang pendidik diwarnai oleh berbagai pengalaman berharga. Sebelum menjadi guru, beliau sempat merintis usaha budidaya ikan mujair yang cukup menguntungkan dari segi ekonomi. Tak hanya itu, beliau juga pernah aktif sebagai kader sebuah partai politik di wilayah Aceh Tengah, meskipun pada akhirnya memutuskan untuk berhenti.

Kecintaan Bapak  Ihsan pada dunia pendidikan membawanya menjadi guru honorer di SMK Negeri 2 Takengon pada tahun 2018. Sayangnya, dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan berkurangnya penerimaan siswa baru membuat beliau harus kehilangan jam mengajar dan akhirnya diberhentikan pada tahun 2020.

Kegigihan Bapak Ihsan tak berhenti sampai di situ. Beliau sempat mencoba peruntungan dengan membuka kios dan berjualan, namun usaha ini pun harus gulung tikar akibat kenaikan harga BBM dan barang.

Semangat untuk mengabdi kepada masyarakat terus membara dalam diri Pak Ihsan. Beliau pernah menjabat sebagai sekretaris desa di tempat tinggalnya. Setelah masa jabatannya berakhir, beliau kembali ke dunia pendidikan sebagai guru honorer di SLB Pegasing pada tahun 2022, sambil mengelola kebun kopi miliknya.

Titik terang dalam perjalanan karier Pak Ihsan datang pada tahun 2023, ketika beliau dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan ditempatkan sebagai guru PPKn di SMA Negeri 1 Lhokseumawe. 

Bapak Ihsan menempuh pendidikan dasar di MIN Kenawat pada tahun 2000, kemudian melanjutkan ke MTsN 1 Takengon pada tahun 2006, dan lulus dari MAN 1 Takengon pada tahun 2009. Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) diraihnya dari jurusan PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) pada tahun 2017.

Selain aktif di bidang akademik, Bapak Ihsan juga memiliki segudang pengalaman berorganisasi yang sangat menarik. Sejak di bangku sekolah, beliau telah menunjukkan jiwa kepemimpinannya dengan menjabat sebagai Wakil Ketua Rohis (2010-2011), Sekretaris Umum OSIM (2010-2011), dan Ketua Umum PIK-Remaja (Pusat Informasi Konsultasi Remaja) periode 2011-2012.

Di luar sekolah, kiprah organisasinya berlanjut sebagai Bendahara Umum ASSALAM (Asosiasi Siswa Islam), sebuah gabungan Rohis se-Aceh Tengah. Kegemarannya berorganisasi tak surut di jenjang universitas. 

Beliau aktif sebagai Ketua Bidang Kesejahteraan Mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (HIMADIKWARA) periode 2014-2015, Sekretaris Umum Forum Ikhwah Rantau Aceh Tengah Bener Meriah (FIKRAH) Banda Aceh periode 2013-2014, dan anggota tim penasihat dan kreatif Ikatan Pelajar Pemuda Mahasiswa Aceh Tengah (IPPEMATA) Banda Aceh periode 2016-2017. Selain itu, beliau juga turut aktif di Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Al-Mudaris.

Bagi Bapak Ihsan, organisasi adalah kawah candradimuka yang memberinya banyak manfaat, mulai dari pengembangan diri, memperluas jaringan dengan tokoh-tokoh penting seperti pejabat daerah, hingga pembelajaran berharga dalam menghadapi dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.

Di sela-sela kesibukannya, Bapak Ihsan gemar menulis. Beberapa karya puisinya bahkan pernah dimuat di majalah Librisyiana yang diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas Syiah Kuala. Namun, beliau mengaku bahwa hobinya ini semata-mata untuk kepuasan pribadi, bukan untuk mencari penghargaan atau pengakuan.

Dalam sebuah wawancara, Bapak Ihsan menitipkan pesan inspiratif bagi para remaja. "Jangan pernah berpikir dan merasa hidup itu terlalu sulit. Kalian itu kuat, apa pun tantangan dan masalah ke depannya, kalian pasti bisa melewatinya. Jangan terlalu cepat menyerah," ujarnya.

Pada tahun 2019, Bapak Ihsan menikah dengan Desi Sabatini dan telah dikaruniai seorang anak bernama Nafeeza Kamila Nova. Kisah hidupnya menjadi bukti nyata bahwa kegigihan, semangat pantang menyerah, dan kemauan untuk terus belajar adalah kunci untuk meraih kesuksesan, seberat apa pun rintangan yang dihadapi.

 Penulis  adalah Siswa Kelas XII-1 Unggul SMA Negeri1  Lhokseumawe






Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar