Foto: Dokumen Pribadi
Oleh : Salsabila Mutiara Askia
Seindah bianglala dan setenang sandykala, ada sosok perempuan yang selalu ceria dan mampu memberikan ketenangan bagi siapa pun di sekitarnya.
Dia adalah Arutala, perempuan cantik dengan penampilan ceria dan ramah kepada siapa saja. Arutala adalah sosok perempuan yang baik, selalu tersenyum dan ceria di mana pun dia berada. Ia juga adalah teman yang selalu bisa diandalkan dalam situasi apa pun.
Cerpen: Semesta di Ujung Lorong
Arutala memiliki sifat peduli terhadap lingkungannya. Ia adalah sosok perempuan yang mempunyai empati tinggi dan suka membantu orang lain.
Arutala adalah perempuan indah bagi siapapun yang melihatnya, seorang roam model bagi siapapun yang berada di dekatnya, hanya kata sempurna yang dapat menggambarkan sosok perempuan bernama Arutala itu.
Arutala terus menjalani hidupnya dengan senyum yang manis, menutupi kesedihan dan trauma yang menghantuinya. Dia menjadi seperti topeng, menyembunyikan perasaan sebenarnya di balik wajah ceria.
Orang-orang di sekitarnya tidak pernah menyadari betapa berat beban yang dipikulnya, betapa besar luka yang masih terngiang di hatinya.
Setiap malam, Arutala masih teringat akan kata-kata orang tuanya yang membencinya. Suara-suara itu terus bergema di kepalanya, membuatnya terasa tidak berharga. Dia bertanya-tanya "apa gunanya hidup jika tidak ada yang menyelamatkannya?" "Apa maksudnya diciptakan jika tidak ada kebahagiaan yang menantinya?"
Smansa: Bukan Sekadar Mimpi
Meski begitu, Arutala terus berusaha untuk menjadi kuat. Dia menghadapi setiap hari dengan harapan bahwa mungkin suatu hari nanti, hidupnya akan berubah.
Namun, harapan itu semakin lama semakin memudar. Dia merasa seperti berada di dalam lingkaran setan, tidak bisa keluar dari jerat kesedihan yang telah membelitnya.
Suatu hari, Arutala bertemu dengan seseorang yang tampaknya peduli padanya. Orang itu bernama Lengkara , yang dengan tulus mendengarkan cerita-cerita Arutala. Untuk pertama kalinya,
Arutala merasa ada yang benar-benar mendengarkannya, ada yang benar-benar mengerti dirinya. Dia mulai membuka diri, membagikan cerita-ceritanya.
Namun, ketika Lengkara semakin dekat dengan Arutala, dia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Arutala terlalu sempurna, terlalu baik untuk menjadi nyata.
Suatu hari, Lengkara menemukan kebenaran tentang masa lalu Arutala. Dia terkejut, merasa dikhianati karena Arutala tidak pernah menceritakan tentang semuanya.
Arutala merasa bahwa semuanya akan runtuh. Dia tidak bisa lagi menutupi kesedihannya, tidak bisa lagi menyembunyikan luka-lukanya. Lengkara meninggalkannya, tidak bisa menerima kenyataan bahwa Arutala telah menyembunyikan kebenaran darinya.
Baca Juga
Arutala merasa bahwa hidupnya tidak ada artinya lagi. Dia tidak bisa lagi menahan beban kesedihan yang telah menumpuk selama ini. Dengan hati yang hancur, Arutala memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, merasa bahwa tidak ada lagi harapan yang tersisa.
Di malam terakhirnya, Arutala masih tersenyum, tapi kali ini, senyum itu bukanlah topeng lagi. Senyum itu adalah tanda keputusasaan, tanda bahwa dia telah menyerah pada kesedihan yang telah menghantuinya selama ini.
Ketika pagi datang, Arutala tidak ada lagi, meninggalkan kenangan tentang seorang gadis ceria yang tidak pernah benar-benar hidup.
Dimana ada harsa sudah dipastikan ada lara, karena sejatinya kebahagiaan yang indah pasti ada kesedihan didalamnya. seperti Amerta yang nyatanya fana izinkan saya menutup cerita ini dengan asa dikara.
Penulis adalah Siswa Kelas XI-1 Program Unggul SMA Neger 1 Lhokseumawe.
0 Komentar