Foto: Dokumen Pribadi
Sebuah prestasi membanggakan yang tak hanya mengukuhkan dominasi, namun juga menyalakan obor harapan bagi generasi muda Bumi Serambi Mekkah.
Baca Juga
Ajang bergengsi yang dihelat sejak 28 hingga 31 Agustus 2025 ini menjadi saksi bisu kegigihan para debater muda yang siap mengharumkan nama daerahnya.
Adalah Muhammad Fathan dan Selfia Hanum, dua mutiara dari SMA Negeri Putra Bangsa, serta Aisya Chiwa dari SMA Negeri 1 Dewantara, yang menjadi garda terdepan tim Debat Aceh Utara.
Dengan retorika tajam dan argumentasi memukau, ketiganya berhasil menundukkan lawan-lawan tangguh dari berbagai pelosok Aceh, mengukuhkan diri sebagai yang terbaik.
Selamat terucap untuk SMAN 3 Putra Bangsa dan SMAN 1 Dewantara, sekolah-sekolah yang telah melahirkan bibit-bibit unggul ini.
Meski demikian, di tengah euforia kemenangan, terselip catatan penting. Hingga kini, belum ada debater dari Aceh Utara yang terpilih sebagai best speaker untuk melaju ke kancah nasional.
Sebuah tantangan yang akan menjadi fokus perbaikan di masa mendatang.
Baca Juga
Dihubungi Sastrapuna.com melalui sambungan telepon, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh wilayah Kabupaten Aceh Utara Bapak Muhammad Johan, S.Pd.,M.Pd , dengan nada bangga dan haru, menyampaikan apresiasinya. "Alhamdulillah, Aceh Utara Bisa!
Ini membuktikan bahwa ke depan untuk debat Bahasa Indonesia, Aceh Utara sudah mulai diperhitungkan di tingkat Provinsi," ujarnya, tak mampu menyembunyikan kebahagiaan.
Menanggapi pertanyaan terkait belum adanya perwakilan Aceh Utara di tingkat nasional, beliau dengan bijak menjawab, "Itu sesuatu yang akan kita perbaiki dan evaluasi lagi."
Dengan rendah hati, beliau menambahkan bahwa juara satu tingkat provinsi ini akan menjadi dasar bimbingan dan evaluasi untuk langkah ke depan.
Kepada para debater hebat yang telah berjuang, Kepala Cabang Dinas Pendidikan tak lupa mengucapkan selamat dan terima kasih. "Sudah mengharumkan nama Aceh Utara pada tingkat Provinsi untuk cabang debat Bahasa Indonesia," pungkasnya, mengakhiri percakapan dengan nada penuh motivasi.
Konstributor: Muklis Puna
0 Komentar