SMAN 1 Lhokseumawe Resmikan Peluncuran Aplikasi Pelaporan Tindak Perundungan




    Foto: Dokumen Pribadi 

Lhokseumawe,  Jumat 1 Agustus 2025 - Gema zikir dan lantunan Yasinan yang menyejukkan baru saja usai di halaman depan SMAN 1 Lhokseumawe pada Jumat, 1 Agustus 2025. Namun, semangat untuk membentengi jiwa para siswa tak berhenti di situ. 

Suasana khidmat seketika bertransformasi menjadi panggung deklarasi perlawanan terhadap perundungan, ditandai dengan lahirnya sebuah "perisai digital" melalui peluncuran aplikasi pelaporan bullying.

Di hadapan lebih dari seribu pasang mata para siswa, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Mukhlis, S.Pd., M.Pd., dengan lantang menyuarakan era baru dalam perlindungan siswa di sekolah yang dijuluki "Sekolah Para Bintang". 

Peluncuran aplikasi ini menjadi langkah siaga dan jawaban tegas pihak sekolah terhadap bisik-bisik dan isu miring mengenai adanya aksi perundungan yang terjadi dalam senyap.

Foto: Dokumen Pribadi 

"Aplikasi ini adalah jawaban kami terhadap adanya isu-isu miring di sekolah tentang adanya aksi bullying yang berlangsung secara sembunyi-sembunyi," ungkap Mukhlis dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan riuh.

Pria yang akrab disapa Muklis Puna itu memaparkan bahwa perundungan, atau bullying, merupakan tindakan agresif yang disengaja dan berulang untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan martabat seseorang. 

Ia menekankan bahwa bahaya ini bisa menjelma dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik, caci maki verbal, pengucilan sosial, hingga teror di dunia maya (cyberbullying).

Baca Juga: 

Tak Terbendung! SMANSA Lhokseumawe Kunci Gelar Juara Piala Futsal DPRK Usai Bantai SMK Negeri 4 dengan Skor 7-0

Menyadari dampak destruktif perundungan terhadap mental, motivasi, dan perubahan sikap siswa, SMAN 1 Lhokseumawe tidak ingin mengambil risiko. "SMAN 1 Lhokseumawe tampil siaga untuk mencegah hal tersebut melebar," tegasnya.

Aplikasi pelaporan perundungan ini dirancang agar mudah diakses oleh seluruh siswa. Cukup dengan memindai barcode yang telah ditempel di berbagai titik strategis dan ruang terbuka di lingkungan sekolah, siswa dapat mengunduh aplikasi ini ke gawai mereka, baik Android maupun iPhone.

Dalam aplikasi tersebut, siswa tidak hanya diberi pemahaman mendalam mengenai berbagai bentuk perundungan, tetapi juga disediakan ruang aman untuk bersuara. 

Sebuah kolom laporan telah dirancang untuk memudahkan siswa menyampaikan informasi krusial, seperti data pelapor yang kerahasiaannya dijamin, identitas pelaku, waktu kejadian, hingga mengunggah bukti berupa video atau foto.

Langkah inovatif ini merupakan wujud nyata kepedulian sekolah dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi lebih dari 1.000 siswanya. Ini bukan sekadar peluncuran aplikasi, melainkan sebuah pernyataan bahwa setiap suara berharga dan setiap laporan akan ditindaklanjuti dengan serius.

Gema perlawanan terhadap perundungan mencapai puncaknya saat Mukhlis Puna bersama seluruh siswa yang hadir dengan serentak dan penuh semangat meneriakkan jargon yang menggugah.

"SMAN 1 Lhokseumawe Bebas dari Tindakan Buly dan Perundungan!"

Seruan itu membahana, menjadi penutup yang khidmat sekaligus penanda dimulainya babak baru di SMAN 1 Lhokseumawe, sebuah babak di mana tidak ada lagi tempat untuk perundungan, baik di ruang nyata maupun maya.

Konstributor: Barda  Safira Anggota  Jurnalistik  SMAN 1Lhokseumawe 

 


 


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar