Oleh: Muklis Puna
Malam meradang,
Menampik bulan yang garang
Menyongsong pagi dengan dendam yang tergenang
Kau bersila, dalam kepal tergenggam serakah
Percik baranya hanguskan saku celana
Lembaran-lembaran Kau sembah serupa berhala
Kau sulut dupa, kautelan pekatnya kemenyan
Sesajen hanyir tergantung di lidah yang dusta
Perutmu buncit,
napasmu sesak
Menjadi budak bagi kertas
Mulutmu rakus mengunyah janji
Kau gali kubangan nanah di rongga dada
Mengemis pada surya, kaubakar hangus diri
Kau tabur beling di jalan pulang
Lhokseumawe, 25 Juli 2025
0 Komentar