Sumber: : Dokumen Pribadi
Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Puisi "Dalam Perjalanan" karya Roval Alanov hadir dengan aura romantisme yang kuat, sebuah ciri khas yang seringkali mewarnai lanskap poetika penyair yang dikenal eksentrik ini.
Tema kerinduan dan pengaguman terhadap sosok yang dicintai begitu mendalam, mencapai puncaknya pada bait kedua yang memukau. Bait tersebut berbunyi:
"Seperti kemarin
Di sela waktu terhimpit,
Di antara detak jantung dan nadi
Berpacu menuju destinasi di rimba bintang-bintang,
Di semak tangkai rembulan yang menyabit pilu."
Baca Juga:
Bait ini adalah jendela utama menuju gejolak emosi yang meluap dalam diri penyair. Frasa "seperti kemarin" membuka ruang nostalgia, mengisyaratkan sebuah kenangan indah yang kini terasa dekat sekaligus jauh.
Keterbatasan waktu yang digambarkan melalui "di sela waktu terhimpit" menambah intensitas perasaan, seolah setiap momen kebersamaan begitu berharga dan terburu-buru.
Penggunaan metafora "di antara detak jantung dan nadi" sungguh kuat, menyiratkan bahwa kerinduan telah merasuk hingga ke inti keberadaan fisik penyair, menjadi denyut kehidupan itu sendiri.
Perjalanan menuju "destinasi di rimba bintang-bintang" adalah sebuah citra yang kaya akan harapan dan impian. Bintang-bintang seringkali diasosiasikan dengan keabadian, keindahan yang tak terjangkau, dan cita-cita yang tinggi.
Namun, keindahan ini diimbangi dengan sentuhan melankolis melalui "di semak tangkai rembulan yang menyabit pilu."
Baca :
Rembulan yang biasanya memancarkan kelembutan, di sini justru hadir dengan sisi yang menyayat hati, mungkin mengisyaratkan perpisahan atau kesedihan yang membayangi keindahan harapan tersebut.
Pendekatan ekspresif dalam membaca puisi ini menjadi sangat relevan mengingat ciri khas kepenyairan Roval Alanov. Sebagaimana disebutkan, puisi ini lahir dari gejolak batin penyair yang meledak-ledak, sebuah luapan emosi yang kemudian menjelma menjadi rangkaian kata-kata puitis.
Perasaan menggelora terhadap sosok yang dilukiskan begitu terasa, mewarnai setiap larik dengan intensitas yang sulit diabaikan. Frasa "di sela waktu terhimpit" bukan sekadar deskripsi temporal, melainkan juga representasi dari singkatnya kebersamaan yang begitu membekas di hati penyair.
Narasi dalam puisi ini kemudian bergerak menuju momen perpisahan, di mana sosok yang dirindukan "memohon pamit dari kehidupannya."
Ungkapan ini terasa dramatis dan menyiratkan sebuah kehilangan yang mendalam. Citra "di rimba bintang-bintang" yang sebelumnya hadir sebagai harapan, kini dapat pula diinterpretasikan sebagai alam yang jauh dan tak tergapai, tempat di mana sosok yang dicintai kini berada. Keindahan dan kemewahan harapan yang tertancap dalam puisi ini justru semakin menggarisbawahi rasa kehilangan yang menyayat.
Beralih ke bagian selanjutnya, kita mendapati "sang pengembara rindu merunduk dalam keheningan." Keheningan ini bukan sekadar ketiadaan suara, melainkan sebuah ruang kosong yang diisi oleh kesepian mendalam.
Baca Juga:
Kontras antara "sepi menggigil" dan "diterpa matahari" menciptakan sebuah paradoks yang menarik. Matahari yang seharusnya memberikan kehangatan, justru menjadi saksi bisu kedinginan hati sang pengembara rindu.
Dalam konteks pendekatan ekspresif, arah pena penyair dalam puisi ini terasa begitu jelas. Setiap kata dan frasa adalah jejak emosi yang tercurah, sebuah representasi langsung dari apa yang berkecamuk dalam batin Roval Alanov. Namun, untuk memahami puisi ini secara lebih mendalam melalui lensa ekspresif, seorang kritikus perlu menyelami lebih jauh sosok penyairnya.
Roval Alanov dikenal sebagai figur yang unik dalam dunia puisi. Julukan "eksentrik" melekat padanya bukan tanpa alasan.
Bahasa yang ia gunakan dalam karya-karyanya seringkali berani, bahkan cenderung "ugal-ugalan" dalam artian tidak terikat pada konvensi yang kaku.
Namun, di balik keberanian berbahasa itu, tersimpan kedalaman emosi yang kuat. Sisi jenaka yang kerap ia tunjukkan di luar konteks kepuisian justru menambah kompleksitas sosoknya.
Apakah jenaka ini adalah mekanisme pertahanan, atau justru bagian dari cara ia melihat dan merespons dunia? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang perlu dipertimbangkan dalam pendekatan ekspresif.
Pengalaman pembaca yang sering mengikuti karya-karya Roval Alanov memberikan perspektif tambahan. Kecenderungan tema romantis dalam sebagian besar puisinya.
Meskipun sesekali diselingi isu sosial, memperkuat dugaan bahwa "Dalam Perjalanan" memang lahir dari pengalaman atau perenungan mendalam tentang cinta dan kehilangan.
Simpulan
Puisi "Dalam Perjalanan" karya Roval Alanov adalah sebuah luapan emosi yang terangkai dalam metafora dan citraan yang kuat. Melalui pendekatan ekspresif, kita dapat melihat bagaimana gejolak batin penyair, dengan segala kerinduan dan kesedihan yang menggelora, menjelma menjadi sebuah karya seni yang menyentuh.
Bait kedua menjadi inti dari intensitas emosi ini, menggambarkan kerinduan yang mendalam di tengah keterbatasan waktu dan harapan yang bercampur dengan kepedihan.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1Lhokseumawe
0 Komentar