Aku dan Seuntai Harapan

Aku dan Seuntai Harapan

 

Sumber: Dreamina.capcut.com          

Oleh: Alya Nabila

 Aku seorang remaja yang punya banyak mimpi, harapan yang kuharap tercapai, aku adalah remaja yang terlahir bukan dari keluarga yang berada, tetapi aku terlahir dari keluarga yang sederhana.

Sejak kecil aku mempunyai banyak mimpi, harapan yang membuatku semakin semangat untuk menggapainya. Seorang yang mempunyai mimpi sejak kecil, kini sudah beranjak dewasa dan akan berusaha untuk mencapai puncak terbesar mimpi tersebut diraih. Saat ini sangat membingungkan rasa yang ingin meraih mimpi tersebut berubah karena terbenak di dalam pikiranku mimpi tersebut sangat susah digapai, tetapi aku tetap belajar,dan berusaha untuk menggapai mimpi tersebut. Semangat yang muncul kembali saat melihat sosok yang sangat hebat yaitu ayah dan ibuku, karena mereka aku sangat semangat untuk meraihnya, sosok yang tak pernah lelah untuk memenuhi kebutuhan ku.

Aku selalu dibimbing oleh mereka untuk menjadi anak yang selalu bersemangat untuk mencapai satu tujuan, mencapai suatu tujuan diperoleh dengan berbagai cara tidak hanya dengan cara itu saja, dan meyakinkan bahwa aku anak yang mampu untuk meraih harapan di masa depanku, itu yang selalu teringat di benakku. 

Kini aku merasa sudah tidak pantas lagi waktuku untuk bermain-main, melainkan kesempatan ini dipakai untuk memfokuskan diri agar lebih baik. Usia orang tua yang sudah terbilang tidak muda lagi membuatku akan takut apabila aku belum bisa membahagiakan orang tuaku, seuntas kata yang terbenak dipikiran ku saat itu. Seuntas harapan ku dimasa depan yang ingin menjadi orang yang berguna bagi banyak orang. Itu yang selalu aku fikirkan bagaimana caranya aku harus mencapai itu semua, walaupun sebagian orang menganggap remeh denganku untuk mencapai hal tersebut. Tapi akan aku buktikan ke khalayak yang sudah meremehkanku. 

Pada suatu hari aku berhasil meraih juara pada ajang perlombaan, tetapi bertolak belakang yang biasanya ketika orang mendapat prestasi mendapat pujian, aku malah diremehkan yaaa, aku pikir itu hal yang wajar namanya juga manusia, selalu ada saja rasa iri ketika melihat seseorang sudah maju terlebih dahulu.

“kenapa sih dia bisa menang, padahal kalau dilihat- lihat kan dia anak yang gabisa apa apa” ucap salah satu murid

Dan aku hanya bisa berkata-kata didalam hatiku “ tak semua yang terlihat diluar itu nyata, padahal dibalik itu semua aku sangat mati-matian untuk mendapatkan sesuatu yang aku mau. Ada hal-hal banyak sekali yang mereka tidak melihatnya”

Baca juga:Emangnya, Kalau Perempuan Gak Boleh?

Mendengar kata-kata yang diucapkan tersebut membuat aku semangatku menjadi rapuh, dan menjadi tidak percaya diri, sangat sedih rasanya saat mendengar kata-kata yang sangat enteng keluar dari mulut orang yang tidak mengetahui apa-apa.

Dengan muka yang sedih dan lesu aku pun pulang kerumah , senyuman tipis ibu yang menyambut anaknya pulang sekolah dengan muka yang tak ceria seperti biasa, ibu memberi pelukan hangat , dan aku pun mengadu kepada ibu sambil menangis terisak-isak.

“Sudahlah Nak, jadikan saja hinaan orang- orang disekitarmu sebagai motivasi, untuk membuktikan bahwa kamu lebih baik dari mereka yang menghinamu,” kata Ibu 

Hari demi hari aku harus melakukan bagaimana caranya agar mimpi itu tercapai, aku ingin menjadi anak yang bisa membanggakan orang tua, setidaknya tidak mengharapkan uang yang orang tua biayakan hingga aku mempunyai anak cucu, tetapi aku peroleh dari hasil jerih payah sendiri dar sekarang, walaupun orang memandangnya dengan sebelah mata tapi harapan aku untuk mencapai suatu tujuan tidak pernah rapuh, itu yang selalu terbenak dipikiranku.

 Namun terkadang aku sangat sulit untuk melawan rasa malasku untuk mencapai itu semua, padahal aku tau untuk mencapai hal tersebut butuh usaha usaha dan proses yang matang. Hari hari aku bersekolah untuk belajar yang sungguh sungguh walaupun aku tahu ilmu aku tidak terlalu banyak dibandingkan murid-murid lainnya .

Hasil dari jerih payahnya perlahan lahan mimpi yang ingin digapainya mulai terpenuhi satu persatu kini ada sedikit yang merasa dibanggakan terhadap pencapaiannya lalu iya bisa membuktikan di depan khalayak yang sebelumnya hanya diremehkan, kini kata hinaan yang biasanya dilontarkan oleh orang-orang sudah tidak terdengar lagi di telinganya. 

Salah satunya aku mendapat bea siswa disalah satu pendidikan yang ada di luar negeri, namun sebagai manusia pasti tidak pernah merasa cukup atas mencapaiannya dan ingin mencapai harapan yang lebih besar tersebut, berkat aku belajar dengan sungguh-sungguh dan adanya doa dan dukungan orang tua, aku berhasil mendapatkan kesempatan terpilih untuk tukar pelajar ke negara yang terkenal akan menaranya yaitu Paris, Prancis. Aku merasa sangat bangga karena memperoleh harapan yang aku inginkan, dan tentunya aku merasa sangat beruntung setidaknya bisa lebih baik untuk membanggakan orang tuaku.  

Aku sudah tidak pernah merasa minder lagi, karena aku tau jika mengerjakan sesuatu dengan niat dan ridha Allah dan ridha orang tua perlahan-lahan pasti akan tercapai.

Sebelum aku berangkat ke negeri orang untuk tukar pelajar, orang terdekatku mengajak ke salah satu tempat, tiba-tiba ada yang menghampiri ku 

“ hai, aku minta maaf ya, aku pernah menghinamu dan tidak terima kamu mendapat juara, padahal apa yang aku fikirkan itu salah besar, aku jadi tidak enak dan dihantui dengan rasa bersalah” ujar anak yang pernah menghinaku

“ Iyaa, tidak usah dipermasalahkan berkat hinaan kamu aku bisa bangkit dan membuktikannya,” ujarku

“ Terima kasih banyak yaa sudah memaafkan ku,” ujar anak tersebut.

Baca juga: Setelah Ayah Menikah Lagi

Dan pada akhirnya aku yakin bahwa mimpi yang sering diremehkan oleh orang lain karena mempunyai mimpi yang ketinggian tercapai bagaimana keaadanya dan juga takdir yang menentukannya, seseorang hanya bertugas untuk meraih dan berusaha bukan dengan putus asa terhadap sesuatu tersebut, dipikiranku selalu terbenak jikalau nantinya mimipi itu tidak tercapai bagaimana dengan perasaanku yang berjuang mati matian untuk meraihnya tetapi tidak tercapai, kita hanya bertugas untuk berusaha semaksimal mungkin, dan membuat hinaan-hinaan orang terhadap kita menjadi suatu motivasi untuk bangkit, orangtua ku memang tidak pernah memaksa untuk mencapai suatu tujuan yang dia mau, tetapi tugas sebagai anak tentu ingin membuat orang tuanya bahagia lantas anak mana yang tidak ingin membanggakan orang tuanya.



 Penulis adalah  Siswa Kelas XI -1  SMAN 1 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar