Sumber: Pixabay
Oleh: Muklis Puna
Pagi yang lembab
Udara basah dan terlelap
jalan menggigil dipeluk hujan
Aku dalam balutan kepompong mengulas kisah
Merayap di atas aspal dengan besi yang menua
Satu dua mobil kulewati
Sepatuku basah akibat ludah yang muncrat dari mobil berkelas
Aku terus merayap meski pagi masih buta
Bocah -bocah cerdas melambai dalam bayang
Kadang ceria memberi salam di koridor sekolah
Kadang senyum sumringah di pintu kelas
Pagi ini terlalu lembab
Matahari masih mendengkur di ufuk timur
Aku melaju menjemput tugas negara
Membuka kegelapan dengan lilin pengetahuan
Pagi ini..
Begitu terasa perjalanan menjemput matahari
Bersama kasih dalam rasa menunggang kehidupan
Walaupun upah-upah masih jauh dari sepadan ,
Namun jiwa meronta-ronta memamgil pulang
Sudah terlanjur Kutulis di buku harian
Seungguhnya Aku ingin jadi pengabdi tanpa koma
Begitu terasa perjalanan menjemput matahari
Bersama kasih dalam rasa menunggang kehidupan
Walaupun upah-upah masih jauh dari sepadan ,
Namun jiwa meronta-ronta memamgil pulang
Sudah terlanjur Kutulis di buku harian
Seungguhnya Aku ingin jadi pengabdi tanpa koma
Lhokseumawe, November2024
0 Komentar