Oleh : Farah Nur Muhammad
Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, menjadi rumah bagi ribuan spesies atau biasa disebut sebagai satwa unik yang tidak ditemukan di belahan dunia lainnya. Hutan tropis yang lebat, pengunungan yang indah, lahan basah yang luas, sungai sungai yang berliku dan garis pantai yang panjang menjadikan negeri ini sebagai surga bagi berbagai jenis fauna.
Namun, di balik keindahan ini, Indonesia sedang menghadapi krisis yang mengancam keberlangsungan kehidupan satwa yang dilindungi, krisis tersebut dipicu oleh maraknya perburuan liar dan perdagangan ilegal satwa.
Menyadari ancaman perburuan liar setiap tahunnya, ribuan satwa liar di Indonesia diburu secara ilegal untuk diambil bagian tubuhnya, dijadikan hewan peliharaan, atau dijual sebagai bahan komoditas di pasar internasional. Perburuan liar ini mencakup berbagai spesies, mulai dari mamalia besar seperti Badak, Gajah Sumatra, Harimau Sumatera, Komodo, hingga burung burung langka seperti Jalak Bali dan Burung Cenderawasih. Menurut beberapa laporan, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam hal perdagangan satwa liar ilegal di dunia.
Dampak dari perburuan ini bukan hanya sekadar hilangnya spesies dari alam liar, tetapi juga merusak ekosistem secara keseluruhan. Satwa liar memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Ketika spesies tertentu hilang, efek domino yang merugikan dapat dirasakan di seluruh ekosistem, termasuk manusia. Artinya, kasus pemburuan liar di Indonesia masih terus terjadi.
Lalu apa tanggapan pemerintah terhadap kasus pemburuan ini? Pemerintah telah melakukan patroli keamanan hutan dan membagi shift penjagaan hutan lindung di Indonesia, juga memberi hukuman agar pemburu memiliki efek jera tersendiri.
Kerangka hukum Indonesia mengizinkan hukuman untuk kejahatan terhadap satwa liar, termasuk penjara hingga lima tahun dan denda. Namun, potensi hukuman ini seringkali tidak terwujud menjadi pencegah yang memadai, karena beberapa celah dalam penegakan kebijakan.
Hukuman yang pasti bagi semua pelaku belum dilaksanakan di hampir semua tempat, termasuk Aceh dan Sumatra Utara. Kepastian tertangkap atau kepastian hukuman akan menimbulkan efek jera. Penegakan hukum lebih banyak ditujukan kepada para pemburu dan pedagang satwa liar, sementara para penjaga satwa liar jarang mendapat hukuman, padahal penjaga liar juga termasuk dalam daftar penjahat setara dengan pelaku lainnya.
Penanggulangan kejahatan berupa patroli hutan di kawasan lindung yang menangkap pelaku yang melakukan kegiatan illegal sebagian besar tidak melakukan penindakan terhadap pelaku, sehingga pelaku akan bermotivasi lain. Pada akhirnya pelaku yang belum tertangkap tidak merasakan efek jera dari perbuatannya
https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/opini/upaya-pencegahan-dan-penegakan-hukum-terkait-perburuan-dan-peredaran-ilegal-satwa-liar-di-indonesia-studi-kasus-di-aceh-dan-sumatra-utara/ diakses pada 19 september 2024
Mengapa Perburuan Liar Masih Terjadi ? Ada beberapa faktor yang mendorong tingginya perburuan liar di Indonesia. Pertama, nilai ekonomi yang tinggi dari beberapa spesies satwa di pasar gelap membuat perburuan menjadi aktivitas yang menggiurkan.
Misalnya, gading gajah, cula badak, dan kulit harimau bernilai tinggi di pasar internasional, terutama di Asia. Di Indonesia, perburuan dilakukan oleh masyarakat lokal dan kelompok pemburu. Namun masyarakat lokal menanggung semua akibat, termasuk hilangnya satwa liar, potensi pendapatan wisata, serta gangguan sosial dan ekologi yang ditimbulkan oleh kelompok pemburu https://www.mongabay.co.id/2022/06/13/mengapa-perdagangan-satwa-liar-ilegal-di-indonesia-tinggi/ diakses pada 19 september 2024
Kedua, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi satwa langka. Banyak masyarakat lokal yang melihat perburuan sebagai bagian dari budaya atau sebagai sumber penghasilan, tanpa memahami dampak jangka panjang dari aktivitas tersebut.
Tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa langka masih rendah di beberapa daerah. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya dukungan dari masyarakat dalam upaya konservasi dan penanggulangan konflik. Maka pendidikan dan sosialisasi yang tepat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya melindungi satwa langka di alam.
Program pendidikan dan sosialisasi harus ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa langka di indonesia. Melalui edukasi, masyarakat dapat lebih memahami konsekuensi dari perburuan ilegal dan degradasi habitat bagi satwa liar dan ekosistem. https://www.kompasiana.com/rahmatridho/64ce3ba408a8b53896041fe2/konflik-manusia-dan-satwa-liar-di-indonesia-tantangan-dan-solusi?page=2&page_images=1 diakses pada 19 september 2024
Ketiga, pemerintah kurang memperkuat undang-undang terkait perlindungan satwa liar maupun satwa langka dan hal minim mengenai kawasan konservasi. Harusnya pemerintah dapat melakukan hal seperti, keberadaan taman nasional dan suaka margasatwa diharapkan dapat menjadi tempat yang aman bagi berbagai spesies untuk berkembang biak dan bertahan hidup.
Keberadaan taman nasional dan suaka margasatwa sangat penting untuk melindungi keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya. Namun, meskipun ada beberapa taman nasional yang telah ditetapkan, seringkali tantangan yang dihadapi sangat besar.
Misalnya, masih maraknya penebangan liar, perburuan ilegal, dan konversi lahan untuk pertanian atau pemukiman, yang mengancam habitat satwa liar.
Pemerintah perlu memperkuat undang-undang yang ada dan meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi. Selain itu, keterlibatan masyarakat lokal juga sangat penting. Program edukasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi dapat menciptakan kesadaran akan pentingnya perlindungan satwa liar. Dengan melibatkan masyarakat, diharapkan mereka dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga lingkungan dan satwa liar.
Selain itu, kolaborasi dengan lembaga non-pemerintah dan organisasi internasional juga bisa memberikan dukungan tambahan dalam upaya konservasi. Program-program rehabilitasi dan pemulihan ekosistem dapat diimplementasikan untuk membantu mengembalikan keseimbangan alam.
Pemerintah juga perlu berinvestasi dalam penelitian dan pemantauan satwa liar, agar dapat memahami lebih baik tentang kondisi populasi dan habitat mereka. Ini akan membantu dalam perencanaan strategi konservasi yang lebih efektif. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Indonesia dapat menjadi contoh dalam perlindungan satwa liar dan kelestarian lingkungan, demi generasi yang akan datang.https://www.researchgate.net/publication/349127098 diakses pada 19 september 2024
Namun, semua upaya ini akan sia-sia jika tidak diiringi dengan partisipasi aktif masyarakat. Kesadaran kolektif akan pentingnya perlindungan satwa dan penegakan hukum yang tegas terhadap para pemburu liar harus menjadi prioritas utama. Masyarakat perlu diberdayakan untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan dan satwa di sekitar mereka. Salah satu langkah penting adalah melaporkan segala bentuk aktivitas ilegal yang membahayakan satwa kepada pihak berwenang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan alam luar biasa, sudah menjadi kewajiban kita untuk melindungi satwa liar yang tersisa di tanah air ini. Perburuan liar bukan hanya ancaman bagi satwa, tetapi juga bagi masa depan generasi kita. Hutan yang kaya dengan kehidupan liar bukan hanya milik kita hari ini, tetapi juga hak dari anak cucu kita di masa depan.
Sudah saatnya kita bergerak, menghentikan perburuan liar, dan melindungi satwa Indonesia dari kepunahan. Dengan melakukan tindakan nyata, baik melalui dukungan terhadap kebijakan konservasi maupun dengan menolak produk-produk dari hasil perburuan liar, kita dapat memastikan bahwa keanekaragaman hayati Indonesia tetap lestari. Mari bergandengan tangan, berkontribusi dalam pelestarian satwa, dan menghentikan perburuan liar yang merusak negeri ini.
Simpulan :
Perburuan liar di Indonesia merupakan masalah serius yang mengancam keberlangsungan hidup satwa langka dan ekosistem. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi masalah ini, seperti penegakan hukum dan patroli keamanan hutan, efektivitasnya masih perlu ditingkatkan. Kesadaran masyarakat yang rendah, nilai ekonomi tinggi dari satwa liar, dan kurangnya penegakan hukum yang tegas menjadi faktor utama penyebab maraknya perburuan liar.
Harapan Penulis : Diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam melindungi satwa liar dan langka dengan melaporkan aktivitas ilegal dan mendukung kebijakan konservasi. Perlindungan satwa liar maupun langka bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua untuk memastikan kelestarian alam bagi generasi mendatang. Mari bersama-sama bergerak untuk menghentikan perburuan liar dan melindungi kekayaan alam Indonesia.
” Satwa kita, masa depan kita. Lindungi mereka sekarang, sebelum terlambat “
Penulis Merupakan Siswa Kelas XI-1 Unggul SMA Negeri 1 Lhokseumawe
0 Komentar