Perjalanan Hidup Citra

 

Oleh: Najmul Huda  dkk.

Sandra Citra, seorang gadis SMA yang sudah menginjak umur 17 tahun. Kerap dipanggil Citra oleh teman-temannya. Citra adalah gadis yang cantik dan pintar di sekolahnya, ia memiliki banyak prestasi baik di bidang akademik maupun seni. 

Citra merupakan anak tunggal dari ayah dan ibunya. Di kelas Citra duduk sebangku dengan Ria sahabat yang sangat ia sayangi. Mereka pun sangat akrab sehingga saling mengenal satu sama lain. 

Baca Juga:Aku, Pino, dan Neira

Citra adalah anak yang gemar memakan makanan yang berbau manis, hampir setiap hari Citra membeli minuman-minuman yang kadar gulanya tinggi, bahkan Citra sendiri kurang untuk meminum air mineral dalam sehari-hari. Tidak hanya minuman, Citra juga sangat suka dengan makanan atau snack yang manis-manis.

Suatu hari saat Ria dan Citra sedang membantu membersihkan kebun di belakang rumah Ria, tanpa sengaja kaki Citra tertancap paku yang ada di permukaan tanah. Ria panik, dia langsung bergegas memanggil ibunya. "ibu, ibu, tolong ibu, Citra tertancap paku di kakinya" ucap Ria dengan nada panik. 

Setelah Citra diberikan pertolongan pertama, Ria dan kedua orang tuanya pun segera membawa Citra ke rumah sakit terdekat, tanpa disangka paku tersebut adalah paku yang sudah berkarat. 

Setelah sampai di Rumah Sakit terdekat luka Citra pun di tangani dengan baik. Seminggu kemudian Citra berpikir bahwa lukanya ini tak kunjung sembuh, bahkan lukanya telah melebar ke bagian-bagian kaki yang lain. 

Setelah dibawa kembali ke Rumah Sakit dan hasil dari pemeriksaan bahwa Citra di diagnosa terkena diabetes. Diabetes yang di alami Citra sudah lumayan parah. Bahkan, sebelum Citra terkena luka ia pun sering merasakan lapar di jangka waktu yang pendek, sering buang air kecil dan pandangan kabur. Gejala yang di alami Citra merupakan ciri-ciri dari terkena diabetes. Namun, dijelaskan juga oleh dokter bahwa penyakit ini hampir 80% terjadi akibat keturunan. 

Semakin hari keadaan tubuh Citra mulai melemah dan kakinya mulai membusuk, segala cara telah di lakukan oleh pihak medis, karena memang pada dasarnya penyakit Diabetes hingga saat ini belum juga mendapatkan metode yang baik dalam proses penyembuhan. 

Hingga suatu hari Citra dinyatakan meninggal. Keluarga Citra pun menangis histeris atas kepergian Citra, terutama Ria sahabat yang selalu menemani Citra dalam keadaan suka maupun duka.

Beberapa hari kemudian orang tua Citra bertanya-tanya akan penyakit yang dialami Citra. Di mana telah dijelaskan oleh dokter bahwa ia memiliki riwayat penyakit Diabetes. Namun, diantara keluarga orang tua Citra tidak ada satu orang pun yang mempunyai riwayat penyakit Diabetes. 

Ayah Citra bingung, sampai-sampai dia berfikir bahwa Citra bukanlah anaknya. Tetapi ibu Citra tetap berpikir positif akan penyakit yang dialami Citra. "Mungkin penyakit ini muncul akibat Citra terlalu berlebihan mengonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis" kata ibu Citra meyakinkan sang ayah.  

Sedangkan menurut dokter yang menangani Citra, Citra sudah terjangkit penyakit ini semenjak Citra umur 10 tahun. Bagaimana bisa anak kecil di umur segitu bisa memiliki riwayat penyakit yang bisa dibilang sulit untuk disembuhkan. Dan tanpa disadari, di umur Citra yang ke 17 dia malah lebih sering mengonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis. Sehingga membuat penyakit ini berkembang semakin cepat.

Hal itu pun baru disadari oleh keluarga Citra, mereka memutuskan untuk mendiagnosa atau mengambil sampel DNA dari helai rambut Citra yang mereka kumpulkan ketika mereka membersihkan kamar Citra untuk di otopsi. Karena jika menggunakan darah, hal tersebut sedikit sulit, karena Citra sudah meninggal dan darahnya sudah terjangkit penyakit.

Setelah 3 hari berlalu, hasil dari rumah sakit pun keluar. Dan seperti dugaan awal Ayah dan Ibu Citra terkejut mengetahui hahwa hanya 0,5 % kecocokan dari Citra dengan mereka. Memang secara fisik dari kecil Citra memiliki kulit putih pucat dan juga sedikit sensitif.

Tapi mereka tidak tahu bahwa gadis itu memiliki penyakit berbahaya. Yang akhirnya karena kejadian ini membawa mereka mengetahui bahwa Citra bukanlah anak kandung mereka, meski begitu ibu Citra tetap terlihat sedih saat mengetahui bahwa putri yang ia rawat telah tiada.

Beberapa minggu setelah hasil rumah sakit keluar keluarga citra mendapat kabar dari rumah sakit bahwa selama citra hidup citra hanya memiliki satu kromosom di dalam tubuh nya. 

Kekurangan kromosom di dalam tubuh citra diakibatkan oleh pertumbuhannya semasa menjadi janin. kondisi ini juga dapat disebabkan oleh masalah saat pembelahan sel, sehingga hanya beberapa sel memiliki kromosom yang tidak normal sementara sel lain memiliki kedua kromosom normal.

Hebatnya lagi, Semasa hidupnya Citra hidup dengan normal dan terlihat baik baik saja. Anak itu tetap terlihat bersemangat meskipun dalam kondisi yang tidak stabil , hal tersebut yang membuat kedua orang tua Citra merasa ia baik baik saja.

Hingga setelah mengambil hasil dari rumah sakit Ibu Citra berinisiatif memeriksa kamar Citra dan benar saja Ia menemukan beberapa obat pereda nyeri dan juga suntik suntik protein yang berfungsi untuk kekebalan tubuh dan beberapa butir obat tablet yang mungkin hampir dikonsumsi Citra setiap tahunnya untuk menopang hidup, karena pada dasarnya Penderita Diabetes harus sering sering diperhatikan dan di jaga pola kesehatannya dan rutin melakukan pengobatan dan meminum vitamin yang dian jurkan dokter. 

Penulis adalah siswa SMA Negeri 1 Lhokseumawe 


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar