Kepada Mantan Pacar

 











Kepada Mantan Pacar

sastrapuna.com - Muklis Puna

Ketika bulan menuju sabit,  
kita bertemu dalam rasa
Kau duduk menyamping di bawah 
pohon pisang yang kedinginan,  
bersadar pada bayang
Wajah kita satu  corak,  
karena  kosmetik tak terbeli
Ekonomi negeri terjepit  resesi,  
uang rakyat dirampok dalam konspirasi

Kususun barisan sajak menawarkan kesah, 
Wajahku tak rata,  penuh kotak-kotak,  
Rambut kering menguning keriting
Tulang pipi melambai dalam kukusan matahari
Kita hanya makan nasi  tak berlauk,  karena bebas berhalunasi 

Kau jumput nasi kering dari piring abu- abu, 
hayalan digiring ke menu restoran mewah
Karena dalam nyata hanya mengecap di  udara
Waktu itu sosialita masih gulita, 
Hidup seperti pohon di rimba raya
Berlomba memburu matahari kehidupan,  
sehingga tubuh kita bagai toge di gelapan 

Tatapan kita kosong...
Baju kita banyak bolong
Tak ada yang menyokong
Angin negeri sedang tak berhaluan
Negara seperti dalam pewayangan
Mengayuh hidup di antara badai dan hujan 
Hujan air mata   muntah di antara kelopak

Orang kampung diserang kecemasan
Serdadu memanggul laras panjang
Diam membeku di bahu
Ketika marah meletup -letup,  
satu kampung dicumbu kematian

Kehidupan tergantung pada nyayian pelatuk
Burung- burung kondor terbang di pulau seberang
Mematuk bangkai negeri di hamparan derita
Kita hanya bisa bertatap, kapan kita disasar?

Untung harapan membelam rasa
Pertahanan semakin kuat,  
Bagai perahu digilir gelombang pulang ke pantai


Lhokseumawe,  15 Januari 2022

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar