Kepada Mantan Pacar
sastrapuna.com - Muklis Puna
Ketika bulan menuju sabit,
kita bertemu dalam rasa
Kau duduk menyamping di bawah
pohon pisang yang kedinginan,
bersadar pada bayang
Wajah kita satu corak,
karena kosmetik tak terbeli
Ekonomi negeri terjepit resesi,
uang rakyat dirampok dalam konspirasi
kita bertemu dalam rasa
Kau duduk menyamping di bawah
pohon pisang yang kedinginan,
bersadar pada bayang
Wajah kita satu corak,
karena kosmetik tak terbeli
Ekonomi negeri terjepit resesi,
uang rakyat dirampok dalam konspirasi
Kususun barisan sajak menawarkan kesah,
Wajahku tak rata, penuh kotak-kotak,
Rambut kering menguning keriting
Tulang pipi melambai dalam kukusan matahari
Kita hanya makan nasi tak berlauk, karena bebas berhalunasi
Wajahku tak rata, penuh kotak-kotak,
Rambut kering menguning keriting
Tulang pipi melambai dalam kukusan matahari
Kita hanya makan nasi tak berlauk, karena bebas berhalunasi
Kau jumput nasi kering dari piring abu- abu,
hayalan digiring ke menu restoran mewah
Karena dalam nyata hanya mengecap di udara
Waktu itu sosialita masih gulita,
Hidup seperti pohon di rimba raya
Berlomba memburu matahari kehidupan,
sehingga tubuh kita bagai toge di gelapan
hayalan digiring ke menu restoran mewah
Karena dalam nyata hanya mengecap di udara
Waktu itu sosialita masih gulita,
Hidup seperti pohon di rimba raya
Berlomba memburu matahari kehidupan,
sehingga tubuh kita bagai toge di gelapan
Tatapan kita kosong...
Baju kita banyak bolong
Tak ada yang menyokong
Angin negeri sedang tak berhaluan
Negara seperti dalam pewayangan
Mengayuh hidup di antara badai dan hujan
Hujan air mata muntah di antara kelopak
Baju kita banyak bolong
Tak ada yang menyokong
Angin negeri sedang tak berhaluan
Negara seperti dalam pewayangan
Mengayuh hidup di antara badai dan hujan
Hujan air mata muntah di antara kelopak
Orang kampung diserang kecemasan
Serdadu memanggul laras panjang
Diam membeku di bahu
Ketika marah meletup -letup,
satu kampung dicumbu kematian
Serdadu memanggul laras panjang
Diam membeku di bahu
Ketika marah meletup -letup,
satu kampung dicumbu kematian
Kehidupan tergantung pada nyayian pelatuk
Burung- burung kondor terbang di pulau seberang
Mematuk bangkai negeri di hamparan derita
Kita hanya bisa bertatap, kapan kita disasar?
Burung- burung kondor terbang di pulau seberang
Mematuk bangkai negeri di hamparan derita
Kita hanya bisa bertatap, kapan kita disasar?
Untung harapan membelam rasa
Pertahanan semakin kuat,
Bagai perahu digilir gelombang pulang ke pantai
Pertahanan semakin kuat,
Bagai perahu digilir gelombang pulang ke pantai
Lhokseumawe, 15 Januari 2022
0 Komentar