Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah Guru SLB Lhokseumawe Menuai Asa



Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah   Guru SLB  Lhokseumawe Menuai Asa   

Oleh: Marzuki Umar, M.Pd.

sastrapuna.com - Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide-ide ke dalam bahasa tulis. Hasilnya dinamakan tulisan atau karangan. Ide-ide yang dapat dicercahkan ke dalam sebuah tulisan dapat tumbuh dan berkembang kapan dan dimana saja dalam diri penulis. Hal itu sangat bergantung pada niat dan aksi (Visi-Misi) menulis yang digerakkannya, dengan memanfaatkan empat sumber tema yang ada, yaitu; pengalaman (eksperiens), pengamatan (observasi), sikap/pendapat (opini), dan khayalan (imajinasi). Out put tulisannya itu dapat berbentuk karya ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah.

Berkat kemajuan IT yang kian membuming dalam diri masyarakat, dapat mengundang berbagai kalangan untuk mencari popularitas sekaligus memperoleh pendapatan memalui tulisan yang diekspos dalam media sosial. Fenomena ini terlihat saban hari dan setiap waktu di dalam berbagai situs; apakah dalam web, e-book, facebook, dan lain sebagainya. Kondisi ini pulalah yang membuat para guru SLB terpancing emosional questionnya untuk dapat melahirkan sebuah tulisan yang berbentuk artikel ilmiah, dengan harapan karyanya itu menjadi sambutan di hati pembaca. Akan tetapi, tulisannya itu tak pernah muncul ke permukaan, selalu terbenam dalam angan-angan. Keraguan dan ketakutan hanya bersarang dalam jiwanya, tak tahu harus menulis apa dan bagaimana. 

Niat tanpa aksi basi. Falsafah ini dijadikan simbol bagi profesionalitas guru SLB Kota Lhokseumawe untuk mewujukan mimpinya menjadi penulis, minimal sebagai penulis artikel ilmiah. Dengan demikian, muncullah sebuah gagasan untuk mengadakan semacam pelatihan "menulis kreatif dan cepat" di bawah komando pimpinan sekolahnya (Bapak Samhudi, S.Pd.), yang betajuk "Membudayakan Literasi di SLB Negeri Aneuk Naggroe Melalu Penulisan Buku". Pelatihan tersebut dimotori oleh Muklis Puna, selaku penulis EDAN di era ini. 

Pelatihan menulis ini dikhususkan untuk tenaga pendidik yang bertugas di sekolah dimaksud sebanyak 17 orang peserta, yang terdiri atas 2 laki-laki (termasuk Kepala Sekolah) dan 15 wanita. Kegiatan ini dipusatkan di Gedung SLB itu sendiri, yang beralamat di Jalan Merdeka Timur, Lr. T. Ibrahim Agoeng Uteuenkot, Kota Lhokseumawe. Aktivitas aplikasi keterampilan berbahasa yang dianggap rumit oleh banyak orang ini hanya dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 22 s.d 25 November 2021. 

Guna menggapai harapan sebagaimana dimaksudkan di atas, materi apa sajakah yang dikembangkan dalam "pelatihan cerdas" ini? Bagaimanakah tips yang dijalankan sang nakhoda (Mukhlis Puna) untuk memotivasi dan meyakinkan peserta pelatihan dalam berkarya? Dapatkah guru-guru SLB sebagai peserta pelatihan menghasilkan artikel ilmihanya itu dalam waktu yang relatif singkat?

Sesuai dengan tujuan akhir dari pelatihan yang ingin dicapai adalah hendaknya guru SLB dapat mendeskripsikan atikel ilmiah dengan baik dan lugas, maka materi inti yang dipaparkan dalam pelatihan singkat itu adalah: 1) Pengertian Artikel, 2), Tujuan Penulisan 3) Triks Menulis Artikel Semi Ilmiah. Diharapkan karya-karya tulis yang dihasilkannya itu memiliki struktur yang baik, isi, serta bahasa yang menyentuh, sehingga karyanya itu dapat dipublikasikan melalui media sosial. 

Kegiatan menulis termasuk salah satu keterampilan berbahasa yang rumit di antara tiga keterampilan berbahasa lainnya, yaitu; menyimak, berbicara, dan membaca. Guna membebaskan kata "rumit" dan merangkul kata "mudah" dalam menulis, penulis (terutama penulis pemula) hendaknya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mencoba dan mencoba menulis terhadap apa saja yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Hal-hal yang ditulis bisa saja masalah diri pribadi, keluarga, lingkungan, serta fenomena alam yang lebih luas. Dengan begitu, seorang penulis dapat menghasilkan karya tulisnya itu dalam bentuk narasi, ekspoisisi, deskripsi, argumentasi, dan pesuasi. 

Lalu, bagaimanakah yang dinamakan dengan artikel? Artikel merupakan hasil karya tulis seseorang mengenai suatu gejala/masalah yang  yang terjadi dalam kehidupan dan penghidupan ini. Artikel dapat juga dinamakan dengan karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar atau lainnya, (KBBI). Selain itu, artikel juga dinamakan sebuah karya tulis ilmiah yang disalurkan melalui media sosial. Paparannya dapat dilakukan  penulis memalui suatu hasil kajian, obsevasi, ataupun  hasil sebuah penelitian, yang dianggap penting untuk disosialisasikan melalui sebuah tulisan, yaitu artikel. Lingkup pembahasannya tentu sangat beragam karena hal itu sangat tergantung pada masalah dan cara pandang penulisnya dalam menginput data dan fakta lapangan.

Oleh karena artikel merupakan karya tulis yang bernuansa semi ilmiah, penulis dapat dengan lebih leluasa nenuangkan idenya. Penulis tidak hanya berkutat pada data dan fakta lapangan dan diolah secara objektivitas belaka, tetapi karyanya itu dapat dinukilkan dengan bumbu subjektivitas yang dimiikinya. Misalkan, garapannya dimumbui dengan kata-kata bijak, peribahasa, atau istilah-istilah lainnya, yang menjadikan tulisannya itu tidak hanya mengalir 'bak air jernih di dalam sungai' tetapi isinya pun bernas dengan bahasa-bahasa figuratifnya. 

Sejalan dengan pemahaman di atas, tentu tujuan penulisannya sangat beragam. Hal ini secara kondisional akan tergambar di dalam sebuah artikel. Apakah maksud ingin menghibur, menginformasikan, meyakinkan, memecahkan masalah, atau tujuan-tujuan lainnya, ini sangat berpengaruh pada visi yang dibangun penulis lewat karyanya itu. A. Chaedar Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah, dalam bukunya "Pokoknya Menulis" (2005:111) dalam hal ini mengungkapkan bahwa "Tujuan menulis adalah menyampaikan pesan kepada pembaca. Bila tidak dibaca, kegiatan menulis itu sis-sia. Mengajar menulis antara lain adalah membangun kesadaran bahwa menulis itu bergantung pada pembaca (reader-dependent) dan kualitas respons pembaca menentukan keberhasilan komunikasi tulis. Belajar menulis seperti belajar keterampilan lain seyogianya berangkat dari mudah ke sulit, dari sini ke sana, dari sekarang ke nanti".

Pernyataan pakar di atas mengisyaratkan bahwa tulisan yang dihasilkan seseorang harus menjadi bagian hidup para pembaca melalui pemahaman, pengalaman, serta pengetahuan yang diambil dalam tulisan tersebut. Dengan kata lain, apa saja yang disampaian penulis harus tersampaikan kepada pembaca. Artinya, pemahaman pembaca terhadap pesan tersebut sama dengan pemahaman penulisnya. Sebaliknya, apabila hal-hal yang diungkapkan belum dapat dipahami dengan baik oleh penikmatnya, menunjukkan tujuan menulis saat itu belum berhasil atau gagal. Oleh karena itu, sebelum menulis, penulis perlu merenungkan dan memikirkan siapa aktor utama yang akan mengonsumsikan karyanya itu ... apakah anak-anak, remaja, orang dewasa, kaum awam, atau juga kaum intelektual. Dengan langkah konkret ini, akan dapat memberi rambu-rambu dan acuan terhadap aktualitas dan kualitas tulisan yang dihasilkannya. Jelasnya, dengan rubrik yang dipublikasikan, pembaca akan terus menjadi konsumtif dan penulis pemula akan termotivasi menjadi produktif.  

Setelah menentukan subjek yang akan melahap semua tulisan yang akan disampaikan, sang penulis perlu ada semacam arah atau triks yang dapat dijadikan penuntun di dalam mengungkapkan unek-uneknya itu, sehingga sajiannya diidolakan pembaca. Dalam hal ini, para peserta pelatihan mengacu pada aturan main yang dikemukakan oleh narasumber (Mukhlis Puna). Aturan menulis cepat dan tepat ini merupakan hasil racikan individualitas narasumber, yang didasarkan pada pemahaman dan pengalamannya selama menulis dan menjadi narator serta dewan juri dalam berbagai even menulis, baik secara lokal maupun nasional. 

Adapun triks menulis cepat dan tepat yang dipaparkannya adalah sebagai berikut:

1) mula-mula peserta pelatihan masing-masing menyediakan dua kertas doble folio,

2) kertas folio yang pertama ditulis kertas bodoh, sedangkan di kertas folio yang kedua ditulis kertas cerdas,

3) peserta pelatihan diminta memikirkan serta memilih masalah yang akan dikembangkan, dengan pertimbangan;

- Apakah masalah tersebut disukai oleh penulis?

- Adakah referensi pendukung yang memadai mengenai masalah yang dipilih itu?

- Adakah manfaat masalah tersebut untuk dikembangkan?

Dengan merujuk pada rambu-rambu sederhana di atas, para peserta diarahkan kembali untuk menentukan masalah, menetapkan judul, dan menyusun paragraf pengantar. Dalam hal ini, kesenjangan antara harapan dan kenyataan menjadi tumpuan jalinan paragraf awal, yang menjadi pegangan pengembangan artikel ilmiah selanjutnya. Kemudian, agar mampu mendeskripsikan ketigal dimaksud, para peserta (penulis) diberi waktu selama lima menit untuk tetap fokus pada permasalahan sesuai dengan visinya masing-masing. 

Berdasarkan pengalaman selama menjadi tenaga pendidik pada Sekolah Luar Biasa, calon penulis ini dapat melahirkan tiga masalah yang kian dijadikan artikel dambaannya. Penetapan masalah ini didasari pada situasi dan kondisi peserta didik yang menjadi asuhannya di sekolah tersebut. Peserta didik yang berada di SLB Aneuk Naggroe ini berjumlah 103 orang, dengan cacat yang beragam dan lengkap, yaitu: buta (tunanetra), tuli (tunarungu), bisu (tunawicara), cacat fisik (tunadaksa), keterbelakangan mental (tunagrahita), dan cacat pengendalian diri (tunlaras), serta cacat kombinasi (tunaganda). Sumber, guru SLB, 24 Nov. 2021. 

Adapun ketiga masalah yang dapat dicetuskan dalam waktu yang relatif singkat adalah menyangkut aktivitas sehari-hari, yang meliputi:

a) Masalah pembelajaran

b) Karakteristik peserta didik

c) Media dan inovasi pembelajaran

Penetapan ketiga permasalahan pendidikan di atas menjadi penentu laras tulis ke arah pencetusan artikel ilmiah. Ketiga hal tersebut merupakan permasalahan urgensi yang perlu diungkapkan secara ilmiah, yang selama ini mewarnai Sekolah Luar Biasa dengan hal yang luar biasa pula.  Untuk itu, masing-masing penulis memilih salah satu dari tiga masalah yang telah disepakatinya. Menurut Andrew dan Hildebrad, "rumusan masalah yang baik adalah yang dibuat secara terencana, efektif, dan memiliki karakteristik. Masalah yang diangkat harus relevan dan dapat dikelola". https://m.liputan6.com 

Intinya, rumusan masalah itu tidak ditentukan atau dibuat asal-asalan yang dapat membingungkan penulis. Karenanya, penetapan masalah yang lugas serta sinergi dengan yang diinginkan akan sangat menguntungkan ketika mengembangkan tulisan. 

Langkah selanjutnya adalah penetapan judul serta isi karangan. Sikap yang musti disiasati dalam menentukan judul sedikit berbeda dengan menentukan masalah. Kala dalam menentukan masalah terdapat tiga kunci, dalam menentukan judul juga terdapat tiga jurus. Adapun jurus yang perlu dipikir dengan matang saat menetapkan judul fungsi dari judul itu sendiri, di antaranya: 1) judul adalah kepala karangan, 2) judul dapat membayangkan isi, dan 3) judul dapat menarik minat baca. Ketiga hal ini menjadi acuan mendasar yang wajib dirunut oleh penulis. Sementara isi merupakan hasil turunan dari judul, yang di dalamnya memuat tema dan sub-sub tema, yang dideklarasikan secara sistematis, dengan memperhatikan struktur, isi, dan kebahasaannya. Tentu, semua itu tidak terlepas dengan tujuan penulisan sebagaimana yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.

Enjoy tapi pasti...itulah yang dikembangkan dalam pelatihan menulis. Dengan berbekal keterampilan dasar menulis yang disuguhkan dalam waktu sesingkat-singkanya, impian guru SLB terwujud dengan baik. Masing-masing telah dapat menghasilkan karya tulisnya itu dengan judul yang berbeda. Hal itu sejalan dengan pandangan dan tuntunan yang diterima sekilas melalui oral. Dengan kekhusyukan serta keyakinan yang tangguh, lahirlah artikel ilmiah para pemimpi ini di bawah bimbingan fasilitator hebat. 

Adapun karya tulis yang dihasilkannya adalah sebagai berikut.

1. Kebiasaan Menyiksa Diri Akan Hilang dengan Terapi Perilaku Guruku, oleh Samhudi, S.Pd.

2. Si Rungu Kaya Kata, oleh Zulfajra, S.Pd., Gr.

3. Kebiasaan Menggigit Tangan Hilang dengan Sentuhan Hati Guruku, oleh Yeti Suryani, S.Pd., Gr.

4. Aku Bukan Orang Bodoh karena Otakku Tak Secerdas Kalian, oleh Lindayani YN, S.Pd.

5. Trik Semangat Belajar Bermain pada Anak Tunadaksa, oleh Husna Umar, S.Pd.

6. Sang Down Syndrome Pelempar Batu, oleh Syafrida Ovita, SE.

7. Prilaku Siswa SLB Bisa Menjadi Lebih Baik dan Paham Pengetahuan, oleh Jelita Rizky Phonna, S.Pd.

8. Tunarungu Berbahasa, oleh Mursyita, S.Pd., Gr.

9. Kiat-kiat Down Syndrom, oleh M. Al-Hafidh, S.Pd.

10. Kiat-kiat Membaca bagi Si Lupa, oleh Nurlela Ismail

11. Mengasah Keterampilan Bersosialisasi Anak Autis, oleh Firza Rizky Utami, S.Pd., Gr.

12. Aku Bisa Berucap Kata dengan Menatap, oleh Miftahul Jannah, S.Pd., Gr.

13. Sarana Seni untuk Anak Tunalaras, oleh Dahlia, S.Pd.

14. Kiat-kiat Menangani Peserta Didik Autis yang E-Colali, oleh Asniar

15. Media Animasi Komputer untuk Tunagrahita, oleh Misrina Lela

16. Menentukan Media Puzzle untuk Pembelajaran Anak Tunagrahita, oleh Jamaliah

17. Memperbanyak Kosakata Anak dengan Metode Bernyanyi, oleh Rami Asnita

Kelahiran dan kehadiran karya-karya  tulis di atas akan menjadi motivasi tersendiri bagi penulis, sehingga dengannya diharapkan akan dapat mengubah mindsetnya ke arah yang lebih baik, terutama dalam masalah menulis. Dengan demikian, artikel-atikel ilmiah tentang berbagai persoalan akan muncul ke permukaan dengan secara gamblang. Kalau selalu diasah, belakang parang pun akan tajam.  

Penulis adsalah Staf  Pengajar pada FKIP Umuslim Bireuen  


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar