Cerpen ;Bertaut dalam Senyum dan Lagu

Cerpen ;Bertaut dalam Senyum dan Lagu

 

Sumber: Dokumen  Pribadi

Oleh:: Fathin Aztia Bangun

Hi ini aku Zaleandra Aurel panggil aku Aurel, ini kisah ku di masa putih biru masa masa dimanaa aku jatuh cinta kepada seseorang yang ku sukai sedari kecil. 

Ini sahabat laki ku Arash Hiekiel, pria tampan dan manis dgn sifat yang sangat jail. Yaa dia sangat baik kepadaku walaupun sangat usil aku sangat memaklumi sikapnya itu. 

Kata orang jika kita punya sahabat laki pasti salah satunya ada yang jatuh cinta, ntah mengapa sepertinya kata-kata itu benar. Mungkin aku jatuh cinta padanya tapi ntahlah perasaan ku sangat labil

Pagi yang cerah ini mungkin sangat cocok utk belajar pelajaran sejarah tapi sialnya pagi ini malah mendapatkan pelajaran Matematika. 

Ntahlah otakku yang kecil ini kadang tidak mengerti materi matematika itu tapi ya tidak apa-apa aku lumayan bisa walaupun ingin menangis. guru matematika kami namanya.

Bu Fadriah panggil saja Bu Fad, hari ini membahas tentang pytagoras tapi sayangnya aku sama sekali tidak mengerti, sungguh Aku sangat kesusahan untuk mengerjakan ribuan angka yang kurang ku suka kecuali duit.

Baca Juga: Kenangan yang Tak Terlupakan

Saat ibu menanyakan apa kami sudah selesai mengerjakan latihannya, aku menjawab belum, jujur saja aku sama sekali tidak mengerti. 

Tiba-tiba Arash pun menghampiri ku dengan santai “yaelah kenapa lagi nih cewe” ujar Arash dengan nada mengolok-olok. Aku pun menjawab “Lo diem deh gua ga ngerti ini sama materi ginian, otak gw ga nyampe tau!!" Jawab ku dengan ketus. Arash pun tertawa, ya sangat jahat tertawa di atas penderitaan orang lain huh ! 

"Yaudah sini biar gw ajarin simak baik-baik ya jangan liatin gw terus. gw tau gw ganteng” kata Arash dengan percaya dirinya. 

Aku yang mendengar perkataan Arash pun sangat geli mendengarnya "Dih, PD banget jadi orang! Yaudah, buru deh ajarin cepetan!" jawabku dengan cepat.

Akhirnya setelah perdebatan dengan angka pun selesai kini sudah waktunya jam istirahat, aku pun memilih turun bersama teman sebangku ku namanya Rahil Alesha. 

Di jam istirahat ini aku membeli jajan di kantin bawah dan kembali lagi ke kelas, lalu Arash menghampiri ku dengan sedih. "Aurel liat ini" ucap Arash sambil menampakkan apa yang membuat nya sedih. 

Aku pun melihat ke arah yang ia tunjukkan “LOH KOK BISA SIH ?! NAKAL BANGET DEH AH" jawab ku dengan nada tinggi. "Hehehe ga sengaja tadi itu kena meja si Mika" ucapnya dengan santai. "Duh anak muda ini ada-ada aja deh, sini lo duduk biar gw obatin" ucapku kepadanya.

Arash pun menuruti perkataan Aurel dan duduk di depanku. Dengan telaten aku pun membersihkan lukanya dengan bersih lalu memakaikan perban ke tangannya dengan baik.

Ternyata diam-diam Arash pun tersenyum melihat perlakuan Aurel, ya jujur kejadian seperti ini sangat jarang antara Kami berdua, kami selalu menghabiskan waktu dengan berkelahi dan belajar. sangat jarang ada adegan sosweet seperti ini. 

Baca Juga: Terdakwa Jalanan

" Nah akhirnya selesai deh, makanya lain kali tuh hati-hati jangan grasak grusuk" ucap Aurel dengan sedikit kesal. Arash yang mendengar pun tersenyum "iya maaf ya princess, btw makasih ya udah obatin" jawab Arash dengar cengiran nya. Ntah mengapa rasanya dipanggil princes oleh teman dekat apalagi cowok.

Rasanya seperti ada yang terbang diperutku, apa iya aku salting ? Ah yang benar saja, aku sangat tidak menginginkan moment seperti ini tapi jujur aku senang dia memanggilku dengan panggilan itu.

Hari demi hari, seperti biasanya kami sekolah lalu istirahat dan pulang. Siklus yang sangat membosankan, apalagi hari ini. Ya, hari ini Aurel tidak datang karena sakitnya kambuh lagi. 

Tapi ya teman-teman juga tau, kalau Arash itu sangat cepat bosan jika tidak ada teman, jujur temannya itu sangat banyak tapi yang paling asik menurut Arash hanyalah Aurel. 

Aurel, Aurel dan Aurel. Dikepalanya kini hanya ada nama Aurel. Sejak kemarin ia sangat menghawatirkan Aurel ntah mengapa ia sangat takut jika Aurel kenapa-kenapa. Jujur dengan hati yang dalam, dia sangat merindukan dengan jahilnya Aurel dan mulutnya yang ribut, tapi kali ini sepi karna dia tidak hadir. 

Rencana hari ini Arash ingin menjenguk princess nya yang jahil itu dan membawa makanan kesukaan Aurel. Ah baiklah sudah di pastikan hari ini Arash akan ke rumah sakit dan akan bertemu dengan princess usilnya itu.

Bel pulang pun tiba. Arash membereskan buku-buku nya dan memasukkan ke dalam tas nya, berharap ia segera meninggalkan sekolah ini lalu menjenguk princess cantiknya itu. 

Arash pun bergegas memakai tas dan berpamitan dengan temannya lalu beranjak ke parkiran untuk pergi ke minimarket membeli makanan kesukaan Aurel, karna Arash tau bahwa Aurel itu sangat malas makan nasi yang sangat lembek, kecuali makan bubur ayam dengan toping yang melimpah dan cabai yang banyak, itu kesukaan Aurel sekali. 

Arash pun menghampiri minimarket dekat sekolah dan membeli beberapa jajanan yang disukai Aurel seperti sari roti, Cimory merie biskuit, susu putih full cream frisian flag, dsb. 

Arash pun cepat mengambil jajananannya dan lekas ke kasir untuk segera membayarnya. Arash pun segera keluar dan bergegas ke rumah sakit tempat Aurel di rawat inap.

Arash POV

Kini aku berada dilantai 6 kamar Lavender no.13, ya disinilah princes dirawat inap, demi apapun aku sangat merindukan wajahnya itu, ingin sekali kupeluk dirinya memberikan kekuatan agar ia cepat sembuh. 

Sakit melihatnya jika tetidur berbaring seperti ini di atas ranjang rumah sakit, sama halnya seperti aku melihat bunda yang kala itu koma karna kecelakaan, ah rasanya seperti de Javu. Aku pun menghilangkan pikiran itu , dan segera masuk kedalam ruang inap. 

Akupun mengetuk pintu tersebut, ah ternyata dia sedang tertidur pulas. Cantik, hanya itu yang ada di kepalaku. Dengan bulu mata yang lentik dan kulit yang putih benar benar sangat memikat perasaanku. 

Baca Juga: Mengais Asa di Negeri Konflik

Aku pun menghampirinya dan duduk di sebelahnya. "Aurel" ucap ku dengan lembut. Ku perbaiki rambutnya yang menutupi wajahnya sedikit. Ah bidadari dari mana ini sungguh sangat cantik.

Aurel yang merasakan sepertinya tidur nya terganggu, akhirnya Aurel pun terbangun. Perlahan membuka mata melihat sorotan cahaya dari arah jendela lalu berpaling ke arah kanan dan melihat sosok Arash berdiri disisinya. 

Jantungku berdetak tidak karuan, ntahlah setiap berdekatan dengannya aku selalu seperti itu. Ah apa seharusnya aku beritahu perasaanku kepadanya sekarang juga ? Tapi aku tidak siap. Ah ntahlah intinya aku ingin cepat-cepat sembuh dan segera ke sekolah untuk bertemu Rahil. 

"Haii” sapa ku dengan senyum nya yang manis. Aku pun membantunya duduk di atas kasur rumah sakit dan membalas dengan senyumnya.”gimana masih pusing ngga” tanyaku,” Ya lumayan lah pusing dikit ga ngaruh kan?” jawabku dengan tertawa kecil. 

Arash memerhatikan dari awal mata Aurel dan ia pun juga tersenyum.”eh ngomong-ngomong gw bawa jajan kesukaan lo, dimakan kalau emang gamau makan makanan rumah sakit. 

Susunya diminum. Ini juga ada bubur ayam kesukaan lo tapi kali ini ga pake cabe ya anak kecil ga boleh makan cabe kalau lagi sakit” ujar Arash dengan senyum usilnya. Aurel yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum dan menurut apa yang dikatakan Arash.

Hari demi hari kita lewati, ada yang suka maupun duka. Hari ini Aurel dibolehkan untuk pulang dan dua hari kedepan ia baru bisa melanjutkan aktifitasnya sehari-hari. Ya Arash sudah berjanji kepada Aurel hari ini dia yang akan mengantarkan pulang Aurel ke rumah. 

Mungkin orang-orang bertanya kenapa tidak keluarganya saja yang menjemputnya ? kenapa harus Arash. Ya Aurel sedari kecil sudah ditinggal oleh orangtuanya karna kecelakaan, Aurel memiliki sedikit trauma dengan jalan yang mengakibatkan orangtuanya meninggal kala itu. 

Sejak Aurel berumur 4 tahun, ia sudah tinggal Bersama nenek dan om nya. Mungkin ditinggal oleh orangtua sangat sedih, diumur yang masih rawan dimana kita mendapatkan layaknya kasih sayang seperti anak-anak pada umumnya, Aurel tidak bisa mendapatkan itu. 

Tapi menurut Aurel tidak masalah, selagi neneknya masih bersamanya ia merasa bumi masih sayang kepadanya. 

Akhirnya Aurel dan Arash pun sudah sampai ke rumah dengan selamat. Ntahlah melihat Arash seperti ini rasanya jiwa bapakablenya keluar banget seperti rawat anak sendiri, hahahhaha. Ah kali ini mau berterima kasih lagi ke Arash udah mau gw repotin padahal gua bisa aja nyuruh om buat jemput gua tapi yaudah deh. 

“Masuk gih, barangnya biar gue aja yang bawa ke dalam. Nih ambil buburnya langsung di makan ya” ucap Arash saat menurunkan barang Aurel dari mobil. Aurel pun segera mengiyakan dan masuk kedalam rumah untuk segara beristirahat. 

Setelah membereskan barang Aurel, Arash pun segera berpamit kepada Aurel dan nenek untuk pulang. Ia sudah berjanji kepada Aurel dia akan pulang sebentar dan siang nya ia akan Kembali dengan membawakan gitar dan membantu tugas-tugasnya Aurel yang tertinggal selama sakit. 

Arash pun pulang dan segera membersihkan diri. Siang pun tiba, Arash bergegas memakai pakaian, ia mengambil hoodie kesayangannya. Bukan apa, hoodie ini adalah pemberian dari Aurel. Dari sekian banyak perempuan yang memberikan hadiah kepada Arash, hanya milik Aurel yang Arash simpan sebaik mungkin, ah sudahlah dunia hanya milik Arash dan Aurel. 

Arash pun menghidupkan motor Kawasaki W175 yang ia modifikasi sendiri, ia pun segera menaiki motor dan bergegas ke rumah Aurel, ia tau Aurel pasti belum makan jadi Arash pun menghampiri Minimarket terdekat untuk membeli beberapa makanan yang biasanya Aurel makan kalau sedang tidak mood makan. 

Akhirnya Arash sampai di rumah Aurel, ia pun segera memarkirkan honda nya di bagasi. Saat mengetuk pintu rumah, ternyata yang membuka bibi Rere, bibi mempersilahkan Arash masuk ke dalam rumah.

“cari non Aurel ya mas? Mas naik aja ke atas, Non Aurel nya lagi beresin buku” kata bibi Rere dan di jawab dengan anggukan dan senyum manis oleh Arash. Ia pun naik ke lantai atas dan menemukan kamar Aurel. 

Ah dia ingat sekali dulu saat masih kecil Arash sering bermain di kamar ini dengan Aurel, bermain masak masakan, boneka barbie, sampai Arash menjadi bahan percobaan Aurel untuk dirias mukanya, ada-ada saja. 

Rasanya waktu begitu cepat, yang dulunya berantam hanya karna berebut mainan sekarang berantam karena berebut jawaban teman.

Arash pun mengetuk pintu kamar Aurel, Aurel pun mempersilahkan untuk masuk. Arash meletakkan tas gitarnya diatas Kasur Aurel dan mengeluarkan bukunya untuk diberikan kepada Aurel. “nih bukunya, nanti kalau ga ngerti tanya aja ya” ucap 

Arash dengan lembut. Aurel pun mengangguk sebagai jawaban dan berjalan ke arah meja belajarnya. Arash yang merasa bosan pun mengeluarkan gitarnya dan bermain dengan asal. 

Tangan Arash memetik senar gitarnya dengan lembut, memainkan sebuah lagu Nadin Amizah yang berjudul bertaut.

Ia menatap lekat muka Aurel, menatap dengan dalam seolah Aurel itu Sebagian dari hidupnya, ia takut jika kehilangan Aurel selamanya. Oh tuhan, jika nanti diberi kesempatan untuk bisa bersamanya, tolong satukan aku dengannya untuk selamanya.

Arash pun memainkan gitarnya dengan lembut. Seraya ingin mengatakan bahwa dia sangat beruntung mempunyai Wanita cantik seperti Aurel. Aurel mendengar intro yang dimainkan oleh Arash, merasa tau lagu apa yang ia mainkan Aurel pun bernyanyi dengan santai sambin mengerjakan tugasnya.

Bun.. hidup berjalan seperti bajingan
Seperti landak yang tak punya teman 
Ia menggonggong bak suara hujan
Dan kau pangeranku, mengambil peran

Jujur dari lubuk hati, perasaan Arash seperti campur aduk antara sedih dan senang. Ntahlah ia lupakan itu semua dan lanjut memainkan gitar kesayangannya. Aurel pun melanjutkan nyanyian nya.

Bun kalau saat hancur ku disayang
Apalagi saat kujadi juara
Saat tak tau arah kau disana
Menjadi gagah saat ku tak bisa

Dalam hati, Arash ingin sekali memeluk Perempuan cantik ini, memeluk untuk memberi kekuatan antara satu sama lain. Memberikan pelukan untuk menutup segala luka dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Arash dan Aurel pun bernyanyi secara bersamaan

Sedikit ku jelaskan tentangku dan kamu
Agar se isi dunia tau
Keras kepalaku sama denganmu
Caraku marah, caraku tersenyum
Seperti detak jantung yang bertaut
Nyawa ku nyala karena denganmu

Arash dan Aurel saling bertatapan, menatap hangat pelupuk mata yang indah nan lentik. Bernyanyi dengan tenang, mengikuti petikan gitar yang damai dan indah untuk didengar. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan sampai sekarang Arash pun belum pulang dari rumah Aurel. Aurel tiba-tiba ingin membeli jajan diluar, tapi ia tidak berani mengucapkannya kepada Arash. Ia tidak ingin merepotkan orang lain, ya itulah Aurel.

Arash pun bangun dari duduknya dan memulai pembicaraan. “lapar ga?” tanya Arash. Aurel mengangguk sebagai jawaban. “ayo, siap siap gih sekalian Night drive, gw tunggu diluar ya” Ucap Arash, lalu melangkah kan kaki keluar dari kamar itu. 

Arash bergegas ke bagasi bawah memanaskan motor kesayangannya itu sambil menunggu Aurel yang tengah Bersiap. Aurel pun selesai berdandan dan segera turun kebawah untuk pamit kebada bibi Rere untuk keluar sebentar Bersama Arash. 

Arash pun mengeluarkan motornya dari perkarangan rumah Aurel, dan segera melajukan motornya menyusuri indahnya kota Surabaya yang sejuk. 

Mereka tertawa ria diperjalanan, menyusuri jalanan kota, melewati mall mall yang ada di kota, berkeliling melihat betapa indahnya kota ini. Rasanya malam ini malam yang sangat bahagia, 

Arash pun berdoa dalam hati “tuhan tolong jangan pudarkan kebahagiaan Perempuan ini, tolong jaga senyumnya, aku tidak sanggup jika melihatnya sedang rapuh. Tolong beri waktu untukku agar bahagia dengannya untuk selamanya tuhan”.

Menyusuri kota dengan menyanyikan lagu Best Part karya Daniel Caesar adalah wishlist yang diimpikan sejak dulu oleh Arash. Akhirnya wishlist itu terkabulkan. 

Ntah mengapa rasanya ia sudah yakin bahwa ia sekarang sudah jatuh cinta kepada Perempuan ini. Mungkin ia akan segera memberi tau perasaannya kepada Aurel. Rasanya ia tidak ingin jauh-jauh dari Aurel. Ah dunia milik berdua. Kita hanya mengontrak di bumi ini.

Mereka pun mengelilingi kota dan berhenti di pinggiran jalan untuk membeli beberapa makanan yang ingin Aurel makan nantinya. Setelah berkeliling dan mencari makanannya mereka pun berhenti dilampu merah, ah kebetulan sekali earpod Arash memutar lagu Lampu Merah karya The Lantis. 

Ntahlah, beberapa hari kebelakang, lagu-lagu yang didengarkan oleh Arash sesuai dengan isi lagunya. Dia pun tak tau mengapa seperti itu, tapi ia tidak peduli sama sekali dan melupakannya begitu saja.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, ah sudah 1 jam mereka berkeliling kota tanpa sadar sudah lama mereka diluar. 

Merasa tidak enak karena membawa pulang Aurel terlalu larut, ia pun segera melajukan motor ke arah rumah Aurel. Ia baru ingat, Aurel juga baru sembuh dari sakit jadi tidak boleh berlama-lama diluar saat malam hari takutnya nanti malah sakit lagi. 

Kini mereka sudah sampai dirumah Aurel. Arash memberhentikan hondanya diperkarangan rumah dan duduk dilantai teras sambil meluruskan kakinya yang lumayan kebas. 

Selama diperjalanan ia menahan senyum saltingnya karna takut ketahuan oleh Aurel, ia berniat malam ini akan mengatakan perasaannya kepada Aurel. 

Aurel masuk kedalam rumah untuk mengambil piring, sendok dan air agar bisa makan Bersama dengan Arash di teras. Aurel juga sedari tadi di perjalanan menahan betapa melelehnya dia bisa sedekat ini pada lelaki yang ia naksir selama ini. 

Akhirnya mereka pun makan bersama di teras rumah Aurel, sambil berbincang tentang bagaimana hari-harinya saat Aurel sedang sakit, dan hal-hal lain yang membuat mereka tertawa bahagia mala mini. 

Tiba-tiba suasana menjadi canggung saat Arash memulai pembicaraan. “Aurel” ucap Arash dengan nada sangat kecil. Aurel yang mendengar pun menoleh kearah Arash. “iya kenapa Arash?” jawab Aurel dengan santai “ada yang mau gw omongin” kata Arash dengan nada gemetar, takut Aurel menolak atensinya itu. Aurel merasa sepertinya Arash akan mengatakan hal serius kepadanya. “gw mau tanya sama lo, lo lagi suka seseorang?” tanya 

Arash dengan suara yang perasaan yang sedikit lebih tenang. Aurel menyerngit, kenapa tiba-tiba Arash menanyakan hal seperti itu, ia takut jika mengatakan bahwa ia menyukai Arash. Takut jika nanti setelah diberitahu malah asing, 

Aurel tidak ingin hal itu terjadi. “iya gua lagi suka sama seseorang tapi gua yakin, seseorang itu kayaknya ga suka balik ke gw karena gua juga sadar diri gue ga sepinter ga secakep cewe-cewe yang lain, jadi ya gw milih mundur dan mendem aja dari pada gua kasih tau ke orangnya malah jadi asing nantinya” jawab Aurel dengan jelas. 

Arash menghembuskan nafasnya, ia pun melanjutkan pembicaraan “sorry kalo kesannya gw lancing ke lo, tapi gw mau jujur. Gw suka sama lo, dari dulu, dari kita kecil sampai sekarang, cinta gw ke lo masih sama. 

Sorry kalo pembicaraan gw bikin lo kaget, Gue gak masalah kalau cinta gue gak dibalas, yang penting sekarang gue lega sudah kasih tahu ke lo kalau gue beneran suka sama lo" ucap Arash dengan mantap. 

Aurel merasa seperti ada kupu-kupu diperutnya, ntahlah rasanya ingin sekali kekamar dan berteriak sekencang mungkin, bagaimana bisa cowo yang ia inginkan dari dulu ternyata juga menyukai nya. Plot twist seperti apa ini ya tuhan. 

Aurel pun menjawab dengan tenangan “gue juga mau jujur Arash. Gw juga sebenarnya suka sama lo, gw8 ngira kalau ternyata lo suka sama cewe lain, secara lo juga famous dan tampang lo juga keren abis, cewe mana sih yang ga suka kalau spek nya kayak gitu, gua merasa senang kali ini. gue ngerasa tuhan sepertinya emang berkehendak ke gw kalau cowo yang didepan gua ini, bener bener udah dititipkan untuk gua, semata-mata hanya untuk gw doang bukan untuk orang lain” jawab Aurel dengan senyum hangatnya. 

Seketika malam ini pun benar benar menjadi malam yang paling bahagia untuk kedua insan ini. “so gimana? Kita jadian?” tanya Arash dengan senyum jahilnya sambil menggoda ala-ala playboy. Aurel yang melihat tingkahnya pun hanya tertawa dan mengangguk sebagai jawaban. Selesai sudah, malam ini. 

Arash Hiekiel resmi menjadi pasangannya. Arash berjanji akan menjaga Aurel sebaik mungkin layaknya seperti menjaga bundanya. Menyayanginya dan saling memberi kehangatan satu sama lain. Tentang sebuah asmaraloka yang mengubah aksara menjadi cerita, tentang aksa yang menuntut temu demi tuntasnya sebuah renjana. 


 Selesai....


Penulis  adalah  Siswa Kelas XI- 2 Unggul  SMA Negeri  1 Lhokseumawe 

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar