Bunga Terakhir untuk Kakak

Bunga Terakhir untuk Kakak


 Sumber: Dreamina.capcut.com

Oleh: Defi Naura Syahqina

Aku mempunyai seorang kakak yang sangat hebat. Kakak ku sangat menyukai bunga, ia sering memberikan aku bunga mawar merah yang sangat amat cantik. Sekarang aku dan kakak ku hanya tinggal berdua saja, kakak kusudah bekerja dan Aku masih duduk di bangku sekolah, kami berjuang bersama untuk bisa menatap hidup. 

Sepulang sekolah Aku selalu membantu kakak untuk berjualan bunga di toko milik tetangga, jika ada sisa bunga yang tidak terjual Aku dan kakak ku suka membawa bunga-bunga tersisa itu untuk di bawa pulang dan di pajang dirumah.

Baca  Juga: Kotak Musik Pemenang

Hari demi hari, dagangan Aku dan Kakakku selalu laris, Aku sangat senang akan hal ini sebab, Aku dan kakak ku bisa makan enak setiap harinya. Kalau ada sisa makann, aku dan kakak ku akan memberikan sisanya untuk anak-anak jalanan, karena aku tahu betapa susahnya mencari uang untuk makan.

Keesokan paginya, Aku langsung bergegas bersiap-siap untuk mandi dan sarapan, lalu berangkat ke sekolah dengan kakak ku. Aku diantar kakak ku ke sekolah menggunakan sepeda biasa yang kami punya, walaupun sepedanya sedikit tidak layak untuk digunakan, tapi itu bukan suatu masalah yang menghalangi aku dan kakak ku. 

Di sekolah, seperti biasa aku belajar, bermain bersama teman-temanku, terkadang dipikiran ku selalu terlintas tentang kakak ku yang sedang bekerja, "Apa ia kelelahan?".

  "Kringg.. Kringg.. Kringg.." Bel pulang sekolah pun berbunyi, aku langsung bergegas untuk keluar sekolah dan menunggu kakak ku dihalte sekolah, 10 menit sudah berlalu aku masih tetap menunggu kakak ku datang, aku telpon kakakku tapi nihil, kakak tidak menjawab telpon dan chatku daritadi. Selang 7 menit hpku berdering, aku mendapat telpon dari kakak ku namun yang menjawab bukan kakak ku, melainkan pihak rumah sakit.

 "Halo, ini dengan pihak rumah sakit. Apa benar ini dengan saudara yang bernama Bella?" Kata salah satu pihak dari rumah sakit, aku menjawab "Iya benar, itu kakak saya" tangan ku sudah bergetar, takut semua bercampur aduk. 

Pihak rumah sakit pun kembali menjawab "Saudara Bella telah mengalami kecelakaan dan nyawa nya sudah tidak bisa tertolong lagi, tolong kamu segera kesini ya".

 Jantunku berdetak tak karuan, hatiku rasanya ditusuk-tusuk dan hancur seketika, air mata mengalir deras tanpa pikir panjang aku langsung bergegas naik ke angkutan umum dan menuju ke rumah sakit. Sesampainya aku di sana, aku lemah tak berdaya, aku nangis, aku pasrah, 

"Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain Kakak, tapi kenapa Kakak tinggalkan Aku?". Disela-sela Aku menangis, dokter langsung menghampiriku, menenanginku, dan berkata "Yang sabar ya, sekarang biarkan kakakmu untuk beristirahat dengan tenang", "Iya dokter, terimakasih banyak" kata ku sambil menangis,.

Baca Juga: Aku, Juara, dan Semangatku

Aku melihat jasad kakakku akan segera ditutup, hatiku hancur berkeping-keping. Bagaimana tidak? seharusnya Dia masih disamping ku tetapi sekarang dia sudah tidak ada disampingku lagi selamanya.

Tiba dihari pemakaman, Aku melihat jasad kakak ku sedang dimandikan oleh tetanggaku, Aku tak kuasa melihat itu semua.

 Setelah selesai dimandikan, jasad kakak ku didoakan dan langsung dibawa ke pemakaman dengan menggunakan mobil ambulance, di mobil tak henti-hentinya aku menangis karena masih tidak terima atas kepergian kakak ku, kenapa? kenapa harus pergi secepat ini.

Sesampainya di tempat pemakaman, tanpa berlama-lama jasad kakak ku dikuburkan, aku membawa bunga mawar yang selalu kakak ku berikan tetapi sekarang dunia sudah terbalik, sekarang aku yang akan sering membawakan kakak bunga mawar. 

Aku menaburi bunga mawar sambil berkata "Kak, sekarang aku harus bagaimana melewati dunia yang kejam ini? hidup aku bagaimana kedepannya kalau tidak ada kakak? 

Hampa rasanya, sekarang mawar ini adalah bunga terakhir untuk kakak dari aku. Terimakasih kak atas perjuanganmu selama ini untuk menghidupi Aku, sekarang aku akan belajar mandiri, kakak jaga dan doakan aku disana ya? Love you, today, tomorrow, always and forever."

 

  Penulis adalah Siswa Kelas  XI -1 Unggul  SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar