Presiden Baru, Menteri Pendidikan Baru , dan Harapan Baru

Presiden Baru, Menteri Pendidikan Baru , dan Harapan Baru

           Foto Humas Kemendikdasmen

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

Suatu fenomena baru dalam  dunia pendidikan  hari ini. Fenomena ini  terjadi seiring berubahnya  nomenkaltur Kementerian  Pendidikan Riset dan Teknologi pada era baru,  presiden  baru, menteri  baru dan harapan baru. Ini sudah  menjadi  rahasia umum  dalam  dunia pendidikan  sejak   satu bulan   terakhir. 

Ada saja  kegaduhan  yang  dimunculkan  dalam  dunia pendidikan. Mulai  dari  kurikulum  yang  tidak  belum sempurna    sampai  pada  kualitas  pendidikan  yang  tidak  bisa  dongkrak sedikitpun. Bahkan  Program  Internasional  Student Assesmemt  (PISA) yang  masih menempatkan  pendidikan  negeri ini  pada  deret  nomor  dua  terakhir  dari sejumlah negara  yang  disurvei.

Semakan  hari  ada  saja  kegaduhan  yang  muncul,  baik  berhubungan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru  (PPDB) Jalur  Zonasi. Kurikulum Merdeka, Program Guru Penggerak   maupun  aplikasi  Platform Merdeka Mengajar (PMM).  Hampir setiap  hari hal ini selalu   menuai kontroversi baik di  media sosial, media cetak maupun dalam kehidupan belajar di  sekolah.

Kegaduhan tersebut telah menyita perhatian sejumlah pihak, pendidikan yang  seharusnya sebagai wadah dalam pembentukan karakter bangsa  berubah menjadi tawuran perdebatan di tengah masyarakat.   Setiap perdebatan tentunya selalu memunculkan efek terhadap alur pikir masyarakat. Misalnya,  ada yang berpendapat bahwa,  orang yang menolak kurikulum merdeka dianggap sebagai "Orang yang  Sesat Pikir”. 

Baca Juga: Delegasi SMAN 1 Lhokseumawe Peroleh Mendali Emas dan Perak pada Kompetisi Internasional ISIF 2024 di Bali

Sementara  dalam ranah perdebatan tentang kurikulum ini dilakukan  oleh tokoh- tokoh nasional sekelas Wakil Presiden Ke 10 yaitu Bapak Yusuf Kalla. Pertanyaannya apakah  tokoh  nasional sekaliber  Wakil Presiden dianggap Sesat Pikir? Alangkah baiknya pernyataan tersebut ditinjau  ulang sebelum  berkembang viral (Virus Aktual) menjadi bola liar dalam kehidupan pendidikan. 

Selanjutnya, seiring perjalanan  konstelasi politik,  tiba-tiba terjadi pergantian presiden dan wakil presiden  Republik Indonesia. Melalui suksesi pilitik tersebut, maka terjadilah perubahan di ranah pemerintahan  pada semua lini  bernegara terutama   bidang pendididikan.  

Perubahan tersebut meliputi  hadirnya sosok menteri baru yang mengampu pendidikan  dan nomeklatur kementerian yang baru. Melalui fenomena baru dalam dunia pendidikan diharapkan akan muncul   semangat  dari presiden baru, menteri baru  dan harapan baru.

Presiden Baru   

Sejak dilantik menjadi presiden baru Bapak  Prabowo Subianto pada  tanggal  20 Oktober  2024 langsung  terasa  ada  perubahan  yang  menyeruak  pada  setiap  sendi  negeri  terutama  pada  bidang  pendidikan.  Di tengah masyarakat  dan  media  sosial  para  netizen ramai - ramai  memposting  temtang  kebijakan  baru  di bidang  pendidikan. 

Perubahan  yang  paling  fundamental  adalah  munculnya  tiga kementerian  yang  mengurus  pendidikan.  Hal  ini  tampak pada  nomenkaltur  yang  dipecahkan  menjadi  tiga bagian yaitu  Kementerian  Bidang  Dasar dan  Menengah ( Kemendasmen). Kementerian   Riset  dan  Teknologi, dan  Kementerian  Kebudayaan.  

Ketiga  kementerian  tersebut  masing - masing  dipimpin  oleh  orang  -orang  yang  profesional  dan  punya  kredibiltas  di bidang  pendidikan.  Artinya,  orang -orang  yang  dipilih  betul  memiliki  ilmu  dan  profesional  sesuai  dengan latar  belakang  pendidikan  yang  dimiliki. Dalam kontek ini presiden terpilih sadar betul akan sebuah filosofi yang menyatakan bahwa "Setiap pekerjaan harus diserahkan kepada ahlinya". 

Penempatan orang -orang profrsional yang mengurus pendidikan pada saat ini merupakan suatu harapn baru. Bahkan penempatan orang yang sesuai dengan keahliannya dalam kondisi seperti ini disebut kabinet zaken. 

Berbagai program yang akan  dijalankan tentang pendidikan tentunya membawa angin segar  yang luar biasa. Langkah cepat yang diambil merupakan suatu penanganan yang tepat dan berjenjang terhadap nasib pendidikan lima tahun ke depan.  Melihat gerak cepat langkah yang diambil oleh presiden tersebut, dunia pendidikan Indonesia menjadi senyap dan bersahaja. 

Jika dianalogikan hal ini seperti suatu cerita yang berlangsung pada suatu negeri di antah berantah. Namun,  ketika konflik di tengah tokoh -tokoh pemangku kepentingan pendidikan mencapai puncak,  muncul  tokoh baru  yang mampu menetralisir keadaan. Cerita yang awalnya sudah mencapai klimaks kemudian berubah menjadi  antiklimaks atau peleraian. Namun, dari analogi tersebut masyarakat berharap tentang  cerita pendidikan negeri ini berakhir dengan bahagia ( happy ending )

Kementerian  Pendidikan 

Pada periode kepemimpinan Presiden Prabowo Subainto, sang pemimpin baru tersebut mengambil sebuah kebijakan yang mengejutkan semua pihak. Hal ini ditandai dengan pemisahan  Kementerian Riset dan Teknologi menjadi tiga  kementerian yaitu Kementerian Dasar dan Menengah, Kementrerian Tinggi Riset dan Teknologi serta Kementerian Kebuadayaan. Pemisahan ini  dilakukan dengan alasan yang logis agar semuah masalah pendidikan diurus pada jenjang dan  pakar  yang sesuai.

Baca Juga: Mau Surat Lamaranmu Diterima Perusahaan? Pahami Konsep Surat Lamaran Berikut!

Untuk  Kementerian Dasar dan Menengah diurus oleh Prof, Dr. Abdul Mukti  dengan dibantu oleh  seorang Wakil Menteri. Sedangkan untuk Menteri Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi    dipimpin oleh Prof. Dr. H. Muhammad Nasir., M.Si. Akt. Ph.d. juga dibantu oleh dua orang Wakil Menteri (Wamen). Selanjutnya,  untuk Menteri Kebudayaan juga dipinpin oleh satu orang menteri dan satu wakil . 

Pemisahan Kementerian Pendidikan tersebut memberikan kesempatan kepada menteri yang ditunjuk untuk lebih leluasa berinovatif dalam ruang yang sudah dibatasi pada bidang pendidikan. Masing -masing kementerian dapat berkolarasi dalam memajukan dunia pendidikan secara komprehensif, baik tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Hal ini agak ironi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya,  sebuah kementerian yang  begitu luas bidang  pengelolaan, namun ditambah parah lagi dipimpin oleh orang yang  punya kualifikasi tidak sesuai dengan bidang yang dipimpin. 

Apabila pembaca mau menoleh ke belakang sebentar saja tentang tokoh -tokoh yang menjadi menteri pendidikan negeri ini. Mereka adalah orang -orang hebat yang menjadi penguasa ilmu pengetahuan pada  menara gading di negeri ini. Mereka adalah orang- orang yang sudah bergelut dan mengabdi pada dunia pendidikan sebelum menjadi Menteri. Pendidikan   Hal  ini akan berbeda dengan menteri pendidikan yang bukan berasal dari kalangan akademik. Ketika mereka berasal   dari kalangan bisnis yang terjadi adalah kegaduhan yang luar biasa. Ini dikerenakan pendidikan  terlalu dikomersilkan  lewat aplikasi yang berbayar dengan mengejar jam tayang yang luar biasa. 

Menteri Baru 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menenegah yang baru diangkat oleh Presiden Prabowo Subiantao  diharapkan mampu membawa perubahan pada dunia pendidikan khususnya pada Tingkat Dasar dan Menengah.  Sejak ditunjuk menjadi Mentri Pendidikan Dasar dan Menegah beliau  langsung mengemukakan enam program  utama dalam meningkatkan   kualitas pendidikan  Indonesia  ke depan.  

Salah satu program yang dapat membentuk karakter manusia sesungguhnya adalah  Pembangunan Bahasa dan Sastra yang meliputi pemartabatan bahasa negara; pelindungan bahasa daerah; penginternasionalan bahasa Indonesia; dan peningkatan literasi.

Program pembangunan bahasa dan sastra merupakan hal utama bagi  tumbuhnya karakter peserta didik  dalam bidang kebahasaan dan sastra. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu menguasai budaya dan sejarah bangsanya. Inilah yang dimaksud dengan peletakan dasar-dasar  karakter pada peserta didik. Selain itu, melalui pengenalan bahasa dan sastra oleh peserta didik akan menghasilkan siswa yang berrmartabat melalui  sikap kebahasaan yang ditimbulkan. 

Hal di atas dapat dijadikan  dasar berpikir  peserta didik dalam mengembangkan bakat minat dan pengetahuan melalui penguasaan literasi yang kuat. Sudah menjadi rahasi umum,  bahwa literasi adalah salah satu cara berpikir kritis untk menyampaikan gagasan  dan menggunakan bahasa sebagai media. Melalui penguasan bahasa lewat penguatan literasi akan melahirkan generasi muda yang mampu bersaing dan bersinergi dengan masyarakat golbal .

Harapan Baru bagi Dunia Pendidikan 

Berdasarkan  landasan dan pondasi yang dijadikan dasar berpikir, bersikap dan bertidak bagi pemegang kepentingan dalam dunia pendidkan diharapkan akan memunculkan hal -hal baru  dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia di negeri ini.  Dari segi literasi dan numerasi, ke depan diharapkan Indonesia  sudah mampu menegadahkan kepala di dunia internasional  terutama berkaitan dengan perangkingan yang dilakukan oleh  Program Internasaional Asesmant Student ( PISA)  

Merujuk pada sistem pendidikan  melalui menteri pendidkan yang baru pada ketiga kementerian yang telah dibentuk diharapkan adanya perubahan kurikulum yang fleksibel, sehingga tidak menimbulkan diskriminasi terhadap guru. Hal seperti yang sudah terajut mesra  sebelum Program Guru Penggerak muncul,  meraka berada dalam satu kesatuan yang utuh. 

Selain itu, untuk kelangsungan  Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB) juga ada harapan baru yaitu  dihapusnya sistem zonasi.  Sistem penerimaan ini pada awalnya memang punya tujuan mulia, yaitu untuk pemerataan  mendapatkan  pelayanan pendidikan yang merata.  Akan tetapi,  di tengah perjalanan  sistem ini menuai protes dan kegaduhan di kalangan masyarakat.  Sarana prasarana, jumlah sekolah,  dan letak geografis tidak mendukung untuk kelangsungan sistem penerimaan siswa  baru dalam bentuk zonasi.  Akan tetapi,  penerimaan peserta didik baru lewat jalur prestasi, afirmasi dan perpindahan orang tua malah mendapat apresiasi yang luar biasa dari orang tua selaku pengguna jasa layanan pendididikan. 

Ke depan kegaduhan-kegaduhan yang sudah ditanam dalam badan tulisan di atas tidak lagi bermunculan. Pendidikan itu seyognya berlangsung dalam keadaaan aman,  sejuk, dan damai. Tidak boleh adanya kontroversi dalam pelaksanaan  pendidikan, karena pembangunan pendidikan adalah Blue Print pembangunan bangsa pada setiap dekade.  Tidak boleh ada lagi Kementerian pendidikan mengeluarkan sebuah kebijakan yang menyangkut pendidikan  tanpa melakukan uji publik seperti dahulu.  Teknik  tes ombak  sudah bisa dihilangkan, itu bukan sebuah tradisi yang baik dalam mengambil keputusan. Pengelola pendidikan ke depan diharapakan lebih berorientasi pada  tujuan pendidikan nasional sesuai dengan amanah undang-undang yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.  Artinya,  setiap kebijakan harus memberikan manfaat secara langsung kepada dunia pendidikan,  bukan lebih bersifat finansial yang berbalut aplikasi dan  teknologi. 

Biarkan guru mengajar sesuai kurikulum yang sudah ditetapkan dan direvisi. kurangi beban di punggung mereka yang selama ini mereka alami. Mereka juga manusia yang mempunyai tanggung jawab lain selain mengajar.  Berikan kesepatan kepada  mereka untuk berinovasi,  berkreasi dan mandiri dalam melakukan tugas sebagai guru.  Yang lebih penting m ereka  tidak dikekang oleh jumlah administrasi dan aplikasi yang melilit leher.  

Semoga ke depan adanya instrumen yang tepat untuk evaluasi pembelajaran yang dimiliki oleh pemerintah.  Hal ini penting untuk mengukur  standar pendidikan secara nasional  bukan sebagai pemetaan seperti yang berlaku selama ini.  Evalusi secara nasional sangat penting dilakukan untuk menunbuhkan daya juang dan semnagat belajar sesama peserta didik.  Evaluasi secara nasional juga dapat menumbuhkan jiwa kompetitif diantara  peserta didik.  

 

Simpulan: 

Presiden baru,Menteri Baru dan Harapan Baru adalah sebuah pondasi awal dalam membangun pendidikan untuk lima tahun ke depan. Jika permasalahan yang sudah diungkapkan di atas tidak  berjalan sesuai dengan  harapan, maka pendidikan Indonesia ke depan akan bermartabat, berwibawa dan berkeadilan   sebagaimana amanat Undang-undang Dasar 1945  dan Sistem Pendidikan Nasional.   


Penulis  adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA negeri 1 Lhokseumawe


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar