Sumber:Dreamina.capcut.com
Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kita sering mendengar istilah gagasan utama. Gagasan utama adalah pokok pembicaraan dalam wacana. Hal ini berarti, jika membaca sebuah wacana pembaca harus fokus terhadap gagasan utama. Gagasan utama dalam wacana merupakan titik fokus pembicaraan. Titik fokus artinya rangkaian kalimat dalam paragraf membicarakan tentang gagasan utama. Dengan kata lain, gagasan utama merupakan roh bagi sebuah wacana, baik wacana lisan maupun tulisan, sehingga keefektivan membaca wacana sangat ditentukan oleh pemahaman terhadap gagasan utama.
Kemampuan memahami wacana dapat diukur dengan kemampuan menemukan gagasan utama dalam wacana. Dalam memahami gagasan utama, pembaca harus memahami berdasarkan ciri, bentuk, dan fungsi gagasan dalam wacana. Selanjutnya, pembaca dituntut untuk menyusun gagasan tersebut secara sistematis menjadi paragraf yang mengemukakan satu pokok pikiran.
Baca Juga: Teknik Jitu Menggambarkan Karakter Tokoh dalam Teks Narasi
Sabarti Akhadiah dkk (2003:144) " Paragraf merupakan penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan, dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didkung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik kalimat-kalimat penjelas sampai pada klimat penutup. Kemudian kalimat- kalimat ini saling bertalian dalam membentuk suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan."
Pendapat di atas mengemukakan bahwa dalam sebuah paragraf harus ada sebuah gagasan utama yang dimasukan dalam kalimat utama. Kalimat- kalimat lain berupa kalimat penjelas dengan bertalian dalam membentuk paragraf. Selanjutnya, Gorys Keraf (2000: 70) memberi pengertian tentang gagasan utama adalah “Gagasan pokok yang didukung oleh sebuah alinia biasanya ditempatkan dalam kalimat topik atau kalimat pokok sedangkan kalimat-kalimat lain turut membina alinia itu yang memuat perincian -perincian lebih lanjut dari gagasan utama tadi.”
Konsep dari pakar di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan utama adalah pokok pikiran yang ada dalam sebuah paragraf . Rangkaian kalimat lain dalam paragraf tersebut saling bekerja sama untuk menyampaikan satu gagasan utama. Jadi, dalam paragraf hanya ada satu gagasan utama yang dimasukkan dalam kalimat utama, sedangkan kalimat -kalimat lain berisi uraian, rincian, ilustrasi dan contoh. Untuk lebih jelas tentang gagasan utama perhatikan contoh paragraf berikut ini :
Salah satu faktor yang membuat seseorang mencapai kesuksesan adalah kemampuannya melakukan apa yang ia inginkan untuk mecapai sebuah kesuksesan dan meneruskan tujuan yang dapat ia cermati dari waktu ke waktu. Tujuan jangka panjang yang ditetapkan harus brdampak pada keidupan sehari-hari dan termasuk dalam daftar yang “Harus dilakukan“ Tanpa tujuan seorang cenderung menyimpang baik secara pribadi maupun profesi (Suyono, 2007 :4)
Paragraf di atas jelas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat topik yang mengandung gagasan utama yaitu "faktor seseorang dalam mencapai kesuksesan." Gagasan utama tersebut dituangkan dalam kalimat utama, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan perincian dan penjelasan terhadap gagasan utama. Dari contoh paragraf di atas dapat dismpulkan bahwa konsep gagasan utama dalam wacana adalah pokok pembicaraan yang didukung oleh gagasan-gagasan penjelas secara tepat dalam menyampaikan suatu permasalahan. Gagasan utama dan gagasan penjelas mempunyai hubungan yang erat dalam suatu wacana.
Fungsi Gagasan Utama
Paragraf merupakan miniatur dari sebuah wacana yang di dalamnya terdapat satu permasalahan yang dibicarakan yaitu gagasan utama. Selain pokok pembicaraan, gagasan utama juga berfungsi memudahkan pembaca mamahami wacana. Dalam konteks bahasa lisan, pedengar sudah tahu maksud pembicara. Kalimat pertama yang diucapkan pembicara merupakan kalimat utama yang mengandung gagasan utama. Hal ini dipengaruhi oleh pola berpikir manusia yang umumnya bersifat deduktif. Dalam berpikir deduktif, orang selalu menempatkan gagasanya di awal pembicaraan, kemudian disusul dengan penjelasan terhadap gagasan utama.
Baca Juga: Sebuah Telaah Sastra : Aku, Puisi, dan Suara Hatiku
Wacana tulisan dituntut harus teliti dalam menganalisisnya. Dalam wacana tersebut biasanya penulis menempatkan gagasannya di awal dan akhir paragraf, bahkan kadang-kadang penulis menempatkan gagasannya secara bersamaan di awal dan di akhir paragraf. Dalam Wacana narasi dan deskripsi, penulis sering menempatkan gagasanya secara eksplisit. Walaupun setiap kalimat dari wacana tersebut merupakan kalimat utama yang mengandung gagasan utama. Di sini yang terpenting adalah bagaimana fungsi gagasan utama bagi penulis, pembaca dan pendengar? Kalau dalam setiap paragraf dalam wacana mempunyai gagasan utama akan memudahkan pembaca memahami wacana tersebut.
Fungsi gagasan utama dalam paragraf menurut Ridwan Ibrahim, dkk (2003:47) adalah (a) Memberitahukan kepada pembaca tentang masalah yang diperbincangkan dalam paragraf itu (b) Sebagai pengontrol terhadap apa yang diuraikan.(c) Memberi arah bagi penulis terhadap apa yang akan dikemukakan (d) Mempermudah pembaca dalam memahami isi paragraf.
Fungsi lain dari gagasan utama adalah untuk memudahkan penulis mengembangkan paragraf. Paragraf yang baik atau koheren sangat tergantung pada sistematika gagasan utama dan gagasan penjelas secara efektif, sehingga tidak ada gagasan sumbang yang dapat membingungkan pembaca atau pendengar. Gagasan utama dalam paragraf juga berfungsi untuk mencegah masuknya gagasan lain, karena dalam satu paragraf hanya ada satu gagasan utama.
Mamfaat Gagasan Utama bagi Penulis dan Pembaca
Penyusunan sebuah paragraf yang baik sangat ditentukan oleh penulis dalam menenpatkan gagasan utama dalam kalimat topik. E. Kosasih (2001: 46) Mengatakan ada dua kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang penulis dalam menyusun sebuah paragraf.
2) Mampukah penulis mengurutkan gagasan gagasn penejelasnya secara teratur?
1) Sebagai batasan pembahasan dalam sebuah paragraf.
2) Dapat menjadikan sebagai ukuran bagi penulis terhadap suatu pembahasan
3) Memudahkan penulis dalam menysun kerangka sebuah wacana
1) Memudahkan penulis dalam menysun kerangka sebuah wacana
2) Gagasan utama dapat dijadikan sebuah sandaran oleh penulis dalam menyusun gagasan penjelas.
Bagi pembaca mamfaat gagasan utama sangat membantu memahami sebuah wacana. Mamfaat ini akan terasa ketika pembaca dihadapkan pada sebuah wacana yang berupa sebuah buku yang sangat kompleks. Terhadap penyusunan sebuah ringkasan, dan ikhtisar pembaca bisa mendata gagasan utama setiap paragraf kemudian disusun kembali menjadi wacna singkat atau ikhtisar.
Ciri-ciri Gagasan Utama
Adapun ciri-ciri gagasan utama dalam wacana yang membedakan dengan gagasan penjelas adalah sebagai berikut.
1) Gagasan Utama Berbentuk Kata dan Kelompok Kata atau Frase
Untuk mengetahui gagasan utama, cukup dengan memahami kata atau kelompok kata yang menjadi kunci pembahasan dalam paragraf tersebut. Gagasan utama berupa satu kata lebih mudah dipahami daripada gagasan yang berbentuk kelompok kata (frase) karena kata tersebut menjadi kata kunci pembahasan.
Berikut ini contoh gagasan utama yang dibentuk oleh sebuah kata.
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasanya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris obyektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Makalah disusun biasanya untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah tertentu atau memberikan sarnpai pemecahan tentang masalah secara almiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya makalah adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis yang lain. (Bambang Dwiloka 2005:6)
Gagasan utama paragraf di atas dibentuk oleh satu kata yaitu makalah, semua kalimat lain dalam paragraf tersebut selalu dimulai dengan kata makalah kecuali kalimat terakhir. Kalimat terakhir ini pun tetap menjelaskan tentang kata makalah. Dapat disimpukan bahwa paragraf di atas gagasan utamanya terdiri atas satu kata yaitu makalah, kata makalah tersebut merupakan kata kunci.
Selain berbentuk sebuah kata gagasan utama juga dibentuk oleh kelompok kata atau frase. Gagasan utama yang berbentuk frase terjadi karena adanya gagasan pengarang yang tidak bisa diwakilkan pada satu kata. Penulis kadang –kadang ingin menyampaikan suatu gagasan yang berhubungan dengan masalah, konsep atau cara mengerjakan sesuatu yang menjadi gagasannya berbentuk kelompok kata atau frase. Paragraf berikut ini merupakan gagasan utama dalam bentuk kelompok kata atau frase.
Contoh:
Arang aktif ialah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat- zat tertentu, seperti ampas tebu tempurung kelapa, tongkol jagung. Jenis arang ini banyang digunukan beberapa industri pangan atau nonpangan. Industri yang menggunakan arang aktif ialah industri kimia dan farmasi, seperti pekerjaan menghilangkan bau yang tidak murni dan menguapkan zat yang tidak perlu. (Tim Matrik Media Literata, 2007: 120)
2) Bersifat Eksplisit dalam Paragraf
Paragraf yang berbentuk deduktif dan induktif lebih mudah dipahami gagasan utama karena letaknya mudah diidentifikasi. Namun dalam paragraf yang berbentuk narasi dan deskripsi sangat sulit untuk diidentifikasi, karena paragraf tersebut penulis tidak menempatkan gagasan utama secara nyata. Paragraf narasi yang menggunakan urutan kronologis suatu peristiwa atau kejadian tidak terdapat gagasan utama secara nyata, tetapi berada secara secara ekplisit atau tersebar pada seluruh kalimat.
Sama halnya dengan paragraf deskripsi yang sifatnya menggambarkan suatu keadaan atau tempat juga tidak terdapat gagasan utama secara nyata, tetapi kalimat-kalimat demi kalimat dalam wacana tersebut merupakan kalimat utama yang mengandung gagasan utama. Oleh karena itu tidak semua wacana tulis pengarang menempatkan gagasan utama secara nyata, tetapi ada juga wacana tulis yang gagasan utamanya berada secara eksplisit.
Berdasarkan ciri –ciri di atas dapat disimpulkan bahwa:
(2) Dalam paragraf narasi dan deskripsi penulis menyembunyikan gagasan utamanya secara eksplisit.
Hubungan Gagasan Utama dengan Kalimat Utama
Sebuah paragraf selalu dibangun oleh beberapa kalimat yang padu dan koheren. Kalimat-kalimat tersebut tediri atas kalimat utama dan kalimat- kalimat penjelas. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya mengandung gagasan utama. Gagasan utama dan kalimat utama mempunyai hubungan yang erat. Tanpa kalimat utama seorang penulis akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan sebuah paragraf, karena tidak ada tempat melekatnya gagasan utama. Kalau dianalogikan gagasan utama bagaikan nyawa bagi paragraf, maka kalimat utama sebagai tubuhnya.
Apa pun bentuk gagasan utama dalam paragraf akan berpengaruh terhadap paragraf itu sendiri. Kalimat utama biasanya mengandung sebuah persoalan atau masalah baik tentang hal, istilah, keadaan maupun konsep tertentu yang akan diuraikan lebih lanjut sering di sebut dengan gagasan utama.
Bahkan ketika menyusun sebuah paragraf yang pertama diurutkan adalah gagasan utama, baru diikuti gagasan penjelas. Masing-masing gagasan tersebut dilekatkan pada kalimat induknya yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
Fungsi kalimat utama terhadap gagasan utama adalah mengembangkan gagasan utama menjadi lebih luas sehinggga lebih mudah dipahami secara konstektual. Kalimat utama juga berfungsi sebagai pembatas bagi gagasan utama.
Mengembangkan gagasan utama menjadi sebuah kalimat utama sangat ditentukan oleh kemampuan seorang penulis dalam mengurutkan gagasannya. Pengembangan ini juga ditentukan oleh bentuk paragraf yang dipilih. Jika pengembangan dilakukan dari hal umum ke khusus membangun paragraf dengan pola deduktif.
Menurut Sabarti Akhadiah, dkk (1988:155) kalimat utama yang berisi gagasan umum kemudian diikuti oleh gagasan - gagasan penjelas yang bersifat khusus atau sebaliknya dapat digambarkan sebagai berikut.
Untuk lebih jelas perhatikan contoh paragraf berikut ini dengan pola di atas
Contoh (1)
Mereka tidak menduga bahwa pertengkaran kecil antara dua pelajar SMU Negeri 6 dengan pemuda yang sering nongkrong di balai desa itu menyebabkan masalah besar. Sehari dua hari tampak pertengkaran itu sudah selesai seperti pertengkaran-pertengkaran kecil antarpelajar . Akan tetapi pada hari ke lima tanpa di sangka-sangka sejumlah pemuda mendatangi SMU 6 dan secara bertubi-tubi melempari gedung SMU 6 dengan batu. Belum hilang keterkejutan para siswa yang ketika itu sedang belajar di kelas, pemuda itu melemparkan bom molotov yang telah disediakan secara rapi sebelumnya. Akibatnya sebagian sekolah itu, termasuk laboratorium fisika dan perpustakaan, terbakar habis. Mereka benar benar tidak percaya kalau masalah besar itu bermula dari pertengkaran kecil siswa SMU Negeri 6 dengan pemuda yang sering nongkrong di balai desa. (Sa’diah, 2007:171)
Contoh (2)
Hukum tidak hanya untuk orang kaya atau pembesar. Semua orang mempunyai derajat yang sama di depan hukum. Hukum tidak memandang kekayaan jenis kelamin, pangkat, senjata, umur, dan sebagainya. Hukum berlaku adil untuk semua orang dalam wilayah berklakunya. Jadi, hukum berlaku untuk siapa pun, kapan pun,dan dimana pun dalam batas wilayahnya. ( Abdullah Faridan, 2007: 11)
Kalimat topik pada contoh (1)di atas merupakan kalimat utama atau kalimat topik yang mengandung gagasan utama yang bersifat umum selanjutnya gagasan gagasan penjelas bersifat khusus. Sedangkan pada contoh (2) di atas, gagasan utama yang dilekatkan pada kalimat utama atau bersifat khusus sedangkan gagasan bawahan lainya bersifat umum atau peristiwa-peristiwa umum.
Dari kedua contoh di atas menunjukan bahwa bagaimanapun urutan pengembangan sebuah paragraf, gagasan utama harus dimasukan dalam kalimat utama atau kalimat topik.
Hubungan Gagasan Utama dengan Gagasan Penjelas.
Gagasan utama mempunyai hubungan tinbal balik dengan gagasan penjelas dalam sebuah paragraf. Hubungan ini terbina dengan baik dalam mengembangkan suatu masalah, konsep, istilah, atau suatu peristiwa. Gagasan utama hanya sebagai pokok permasalahan sedangkan fungsi gagasan penjelas dalam paragraf adalah mengantarkan gagasan utama secara mendetail. Kejelasan gagasan utama sangat dipengaruhi oleh peran gagasan penjelas dalam menjelaskan gagasan utama.
Gagasan utama yang dituangkan dalam kalimat utama paragraf juga berfungsi ;
1) untuk memberikan ide tambahan yang mendukung menjelaskan dan menunjang gagasan utama dalam paragraf,
2) Menerangkan gagasan utama,
3) Menghidupkan kalimat topik sehingga dapat memenuhi selera pembaca.
Jumlah gagasan penjelas yang dituangkan dalam kalimat penjelas terdiri atas beberapa kalimat layaknya sebuah paragraf. Kalimat-kalimat tersebut secara bervariasi mendukung atau menjelaskan gagasan utama. Sebuah paragraf yang baik selalu didukung oleh gagasan-gagasan penjelas yang mengacu kepada gagasan utama. Kepaduan sebuah paragraf tampak pada gagasan penjelas dalam menjelaskan suatu masalah yang relevan dengan gagsan gagasan utama. Dengan demikian, tidak ada gagasan penjelas yang tidak koheren dengan gagasan utama. Kesatuan sebuah paragraf akan tergangu dengan hadirnya gagasan penjelas yang sumbang.
Lebih lanjut tentang hubungan gagasan utama dan gagasan penjelas berikut ini kutipan paragraf yang menyajikan gagasan utama dan gagasan penjelas.
Contoh(1)
(1)Tanaman perlu perawatan .(2) Merawat tanaman dapat dilakukan dengan cara memberi pupuk memberi pupuk, meyirami setiap hari dan menyiangi rumput yang mengagangu pertumbuhannya. (3) Rumput ada yang dapat dijadikan obat. (4) Apalgi perawatan dilakukan dengan sunguh-sungguh (5) Tanaman akan tumbuh dengan baik dan berkualitas tinggi sehinggga dapat dinikmati dengan puas. ( Balitbang, 2005 :11)
Paragraf di atas mengemukakan tentang satu hal, yaitu tanaman perlu perawatan, hampir semua kalimat membicarakan tentang cara perawatan tanaman, tetapi ada satu kalimat yang gagasan penjelasnya tidak mengacu kepada gagasan utama. Kalimat penjelas (3) Rumput ada yang dapat dijadikan obat. Tidak padunya gagasan penjelas tersebut dengan gagasan utama membuat sukar untuk dipahamai oleh pembaca. Selain itu paragraf tidak koheren sukar menjelaskan gagasan utama, karena terdapat dua gagasan utama, pertama rumput ada yang dapat dijadikan obat dan tanaman perlu perawatan. Contoh (2) Kartu katalog memuat keterangan tentang buku yang ada di perpustakaan. Kartu ini besaranya kira-kira 7,5 x 12,5 cm. Kartu ini disusun berdasarkan urutan nama-nama pengarng secara alphabetis. Dalam kartu dicamtumkan judul buku dan pokok uraian. (Balitbang, 2005:3)
Dalam contoh (2) semua kalimat dalam yang membangun kalimat di atas berbicara tentang kartu katalog, tidak ada satu kalimat pun yang membahas tentang permasalahan lain.Kekompokan gagasan penjelas dalam mengembangkan gagasan utama sangat diperlukan dalam sebuah paragraf.
Hubungan gagasan penjelas dengan gagasan utama dapat menerangkan sisi gelap yang berhubungan dengan gagasan utama. Sisi gelap sebuah gagasan dapat dilihat dengan mengajukan sejumlah pertanyaaan yang memerlukan penjelasan atau uraianya.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
0 Komentar