Oleh: Cut Niqisya Falma dan Marsya Adela Natifa
Transportasi sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama di era modern sekarang ini. Dengan adanya sarana transportasi, manusia dapat menuju ke berbagai tempat dengan mudah. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi. Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, kendaraan atau motor sudah menjadi transportasi umum. Sama halnya dengan provinsi di ujung sumatera yaitu provinsi Aceh tetap menggunakan kendaraan atau motor sebagai alat transportasi.
Hal ini membuat lalu lintas di beberapa kota di Aceh menjadi padat. Setiap hari kita dapat menyaksikan betapa ramainya lalu lintas di jalanan. Namun di balik keramaian itu, ada bahaya yang mengancam keselamatan. Setiap hari, kita mendengar maupun membaca berita tentang kecelakaan lalu lintas yang melibatkan korban jiwa khususnya remaja. Angka kecelakaan yang terjadi di Aceh semakin mengkhawatirkan. Ini bukan sekedar angka namun sudah melibatkan nyawa manusia. Angka kecelakaan lalu lintas di Aceh tergolong sangat tinggi. Lalu muncul pertanyaan mengapa begitu banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya?
Faktor penyebabnya beragam, mulai dari jalan yang kurang mulus untuk berlalu lintas seperti jalan dua arah yang sempit tanpa pembatas atau marka yang jelas. Selanjutnya, jalan utama di kota tanpa lampu lalu lintas atau rambu-rambu yang memadai di persimpangan. Hal ini tampak pada jalan berlubang besar yang tidak diperbaiki, terlalu banyak perempatan atau persimpangan kecil dalam jarak dekat, jalanan yang tidak merata, terlalu banyak tikungan tajam, tanjakan, dan turunan curam.
Kurangnya Kesadaran Pengguna Jalan Raya
Kesadaran pengguna jalan raya merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas yang merugikan banyak pihak. Banyak pengemudi belum memahami pentingnya keselamatan di jalan. Mereka cenderung mengabaikan aturan dan rambu lalu lintas. Misalnya, kurangnya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat terhadap keselamatan berlalu lintas. Pengemudi menerobos lampu merah, atau berhenti di tengah perempatan saat lampu lalu lintas masih merah. Selanjutnya, mengabaikan garis pembatas jalan atau rambu-rambu lalu lintas, seperti mendahului di tempat yang tidak diperbolehkan pada tikungan. Pengendara motor yang tidak memakai helm, dan sibuk membalas pesan teks atau menelepon saat berkendara. Pengendara yang membawa lebih dari satu penumpang selain pengendara, terutama anak kecil tanpa perlindungan yang memadai dan pengemudi yang tidak menyalakan lampu sen saat akan berbelok atau berpindah jalur.
Baca Juga; Kata dan Bentuk Kata dalam Bahasa Indonesia
Kesadaran dalam berlalu lintas merupakan hal penting untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan di jalan raya. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas menjadi permasalahan serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Kurangnya pendidikan mengenai aturan lalu lintas, sikap sembrono dan egois, serta kurangnya kesadaran akan dampak buruk dari pelanggaran lalu lintas menjadi faktor utama rendahnya kesadaran masyarakat. https://www.kompasiana.com/atikahkhoirunnisa4823/6627fd0d1470932da00e9b42/kurangnya-kesadaran-masyarakat-dalam-berlalu-lintas diakses, Tanggal 1 November 2024.
Kurangnya pendidikan mengenai aturan lalu lintas merupakan masyarakat yang tidak memahami tentang aturan berlalu lintas. Hal ini menimbulkan rasa tidak bertanggung jawab tentang aturan berlalu lintas. Sebagai contoh, dapat dilihat dari masyarakat yang tidak sabar, ketika lampu merah padahal lampu merah hanya menyala sekitar 20 s.d 60 detik saja. Akan tetapi, masyarakat menganggap lampu merah tersebut hanya membuang-buang waktu dan mereka lebih memilih untuk menerobos. Pendidikan tentang berlalu lintas ini sangat penting diajarkan sejak dini, sehingga masyarakat memiliki disiplin dan tanggung jawab yang tinggi karena mereka paham apa dampak dan sanksi yang akan mereka peroleh.
Memanfaatkan Media Sosial
Sebagai seorang pelajar, tentunya memiliki peran penting dalam mengubah situasi ini. Pelajar memilki kreativitas dan semangat yang luar biasa. Pelajar dapat menjadi pelopor perubahan di lingkungan sekitar. Sebagai pelajar mereka dapat memanfaatkan platform media sosial seperti Tiktok, Instagram, Facebook, Youtube, untuk menyebarkan pesan-pesan keselamatan berlalu lintas.
Selanjutnya, membuat video yang mengedukasi dan menarik tentang keselamatan dan pentingnya memakai helm, membuat hastag yang menarik untuk mencuri perhatian warganet, dan membuat poster.
Tak hanya sekadar menyampaikan informasi, media massa juga dapat berperan sebagai pengawas. Program-program berita seringkali menyoroti kasus-kasus pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan yang terjadi di sekitar kita. Melalui pemberitaan tersebut, masyarakat dapat melihat langsung dampak buruk dari perilaku berkendara yang tidak bertanggung jawab. Dengan adanya berita dari media massa, diharapkan masyarakat lebih disiplin dalam mematuhi peraturan lalu lintas dan menghindari perilaku yang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. https://www.cipatujah-tasikmalaya.desa.id/memanfaatkan-media-massa-untuk-menyebarkan-informasi-tentang-keselamatan-berlalu-lintas-di-desa/ diakses, Tanggal 1 November 2024.
Dengan memanfaatkan media sosial,memungkinkan pesan keselamtan lalu lintas menjangkau banyak orang dalam waktu singkat. Fitur interaktif pada media sosial memungkinkan terjadinya dialog dua arah antara pembuat konten dan pengguna sehingga informasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat masyarakat. Dengan biaya yang relatif rendah, media sosial menjadi sarana yang sangat potensial untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat.
Baca Juga:Hakikat Dialog dalam Drama
Aksi-aksi seperti ini, tidak hanya menghibur tetapi juga efektif dalam menjangkau pelajar dan masyarakat luas untuk meningkatkan kesadaran dan berpotensi menyelamatkan nyawa melalui perubahan perilaku yang disiplin dan bertanggung jawab di jalan raya Aceh.
Mengadakan Kampanye di Sekolah
Pelajar dapat mengadakan kampanye di lingkungan sekolah agar pelajar lain termotivasi dan teredukasi. Cara tersebut dengan membuat diskusi kelompok atau mengadakan seminar kecil tentang pentingnya keselamatan dalam berkendara. Selanjutnya, kampanye ini dapat melibatkan guru sebagai pembimbing dan pihak berwenang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
Pihak berwenang dapat berperan sebagai sumber informasi yang terpercaya dan bertanggung jawab. Mereka memberikan arahan dan pengetahuan mendalam kepada para pelajar tentang tata cara berlalu lintas yang aman. Kampanye ini tidak hanya bertujuan sebagai hiburan, melainkan memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran pelajar dan masyarakat luas tentang keselamatan berlalu lintas di jalan raya Aceh.
Melalui kegiatan ini, para pelajar didorong untuk memahami pentingnya berperilaku disiplin dan bertanggung jawab saat berada di jalan raya. Tindakan yang menginspirasi ini, diharapkan dapat membentuk kebiasaan yang positif dikalangan pelajar dalam berlalu lintas. Mereka akan lebih sadar akan bahaya di jalan dan lebih paham tentang keselamatan diri serta orang lain. Terutama di wilayah seperti di Aceh kampanye ini dilakukan. Pada akhirnya, kampanye ini tidak hanya meningkatkan kesadaran individu tetapi juga membangun budaya keselamatan yang lebih kuat di masyarakat luas.
Pelajar dapat Membuat Komunitas
Pelajar juga membentuk komunitas yang sifatnya terbuka dan inklusif untuk mengedukasi dirinya maupun sekolah yang lain, bahkan dari berbagai daerah di Aceh. Mereka dapat bergabung dan dapat memotivasi serta mengedukasi pelajar lain maupun masyarakat luas tentang pentingnya sikap disiplin dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas. Dalam komunitas seperti ini, pelajar dari berbagai sekolah dapat berkolaborasi untuk menciptakan gerakan yang lebih luas dan berkesinambungan. Komunitas ini berfungsi sebagai wadah untuk saling memotivasi, berbagi pengalaman, dan menyusun berbagai program yang kreatif dan menarik bagi pelajar dan masyarakat.
Dengan melibatkan pelajar dari berbagai daerah di Aceh, menunjukkan bahwa gerakan ini dapat berskala nasional. Dengan melibatkan pelajar dari berbagai daerah, pesan keselamatan berkendara dapat disebarkan lebih luas dan berdampak besar.
Mengundang Pihak Berwenang
Sekolah dapat mengundang pihak kepolisian untuk menjadi pembina upacara pada hari Senin, pihak kepolisian untuk memberikan amanat berupa edukasi, dampak dan sanksi, jika pelajar tidak mementingkan keselamatan saat berlalu lintas.
Pihak kepolisian dapat memberikan penjelasan tentang rambu rambu lalu lintas, sanksi yang di dapat seperti mendapatkan tilang, dan aturan saat berkendara di jalan raya. Pelajar termotivasi dan mulai merubah diri ke arah yang positif, dengan mulai memakai helm, tidak berbonceng lebih dari dua orang, tidak menerobos lampu merah, dan menjaga keselamatan diri serta keselamatan orang lain.
Pelajar Mengikuti Patroli
Dalam hal ini pelajar dapat berpartisipasi dalam aksi sosial di masyarakat seperti kegiatan patroli secara suka rela di sekitar sekolah untuk mengingatkan pengendara lain tentang pentingnya menaati peraturan lalu lintas, aksi ini bertujuan untuk mengingatkan para pengendara akan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas.
Melalui kegiatan ini, pelajar tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pelaku aktif dalam menyebarkan kesadaran tentang keselamatan di jalan raya. Selanjutnya, kegiatan patroli sukarela ini, diharapkan pelajar dapat mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan, dan menguatkan kesadaran akan pentingnya berlalu lintas.
Untuk meningkatkan efektivitas ini, pelajar dapat meminta bimbingan guru agar lebih terkoordinasi dan pihak-pihak seperti polisi lalu lintas untuk mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian, kegiatan patroli secara suka rela disekitar sekolah tidak hanya memberikan dampak positif hanya kepada pelajar saja namun jugapada masyarakat luas
Pelajar Mengikuti Duta Lalu Lintas
Pelajar yang mengikuti program duta lalu lintas adalah generasi muda yang memiliki kepedulian tinggi terhadap keselamatan bersama. Tidak hanya menjadi contoh dalam berlalu lintas, tetapi juga berperan aktif dalam mengedukasi teman teman sebaya dan masyarakat sekitar. Bekal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti program ini, pelajar akan terus berkontribusi dalam mewujudkan Aceh yang bebas dari kecelakaan lalu lintas.
Menjadi duta lalu lintas bukanlah hal yang mudah. Para pelajar sering kali menghadapi tantangan seperti kurangnya dukungan dari teman sebaya, terbatasnya waktu, dan kurang nya pengalaman. Namun dengan tekad yang kuat dam semangat yang membara, mereka dapat mengatasi berbagai kendala tersebut. Salah satu solusi yang efektif adalah dengan melibatkan lebih banyak teman sebaya serta memberikan pelatihan dan pendampingan yang memadai.
Simpulan
Adapun yang menjadi simpulan dari permasalahan di atas yaitu, jika tidak ditangani secara serius tentang generasi muda yang tidak memahami keselamatan berlalu lintas. Ini akan menyebabkan pertama, kurangnya pemahaman tentang aturan lalu lintas dan kedua, kurangnnya rasa kedisiplinan dan bertanggung jawab pada diri pengendara.
Banyak remaja yang belum sepenuhnya menyadari pentingnnya mematuhi aturan lalu lintas, mereka sering menganggap remeh pelanggaran kecil dan tidak melihat konsekuensi jangka panjang. Selanjutnya, banyak remaja yang tidak memiliki akses yang mudah terhadap informasi dan kurangnya edukasi dari keluarga, sekolah, dan media tentang keselamatan berlalu lintas.
Sebagai Aneuk Nanggroe kita harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap masalah ini, kita harus memiliki rasa bertanggung jawab untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas, dari lingkup yang terkecil seperti keluarga, orang tua juga dapat memberikan contoh yang baik dan mengajarkan anak tentang peraturan berlalu lintas.
Selanjutnya ada pula teman sebaya, pelajar harus memiliki lingkungan pertemanan yang positif sehingga pelajar tidak terjerumus kedalam perilaku negatif seperti, balap liar dan sikap negatif lainnya.
Penulis adalah Siswa Kelas XII-3 SMA Negeri 1 Lhokseumawe
0 Komentar