Oleh : Mutiawati, S.Ag.,M.Pd.
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman, baik agama maupun suku dengan budaya yang bermacam-macam. Pancasila dan Ideologi merupakan suatu kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk bersatu membangun dan mempertahankan negeri dari tindakan-tindakan yang dapat menjatuhkan nama baik bangsa di mata dunia.
Saat ini bangsa Indonesia sedang dilanda permasalahan yang sangat serius yaitu krisis moral. Berbagai macam permasalahan terjadi di Indonesia seperti korupsi, pertikaian antar warga juga antar pelajar, kemerosotan moral, kemiskinan, kesenjangan sosial, kasus-kasus kriminalitas, pergeseran budaya dan lain-lain.
Kondisi seperti ini harus segera diatasi demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk membentuk karakter bangsa siswa merupakan sumber daya manusia yang merupakan asset terbesar bangsa yang harus dipersiapkan sebaik mungkin. Mereka adalah calon pemimpin dimasa depan yang akan membawa negara kearah yang lebih baik. Negara tidak hanya menginginkan generasi yang cerdas dari segi intelektual dan ketrampilan tetapi yang lebih penting adalah generasi yang bermoral.
Baca Juga: Persepsi Pemilih Pemula dalam Pemilu Capres dan Cawapres Tahun 2024
Sesuai dengan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari kutipan yang terdapat pada UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sudah jelas bahwa pendidikan bukan hanya terfokus untuk mencetak generasi yang cerdas, akan tetapi berfokus untuk mencetak generasi yang berkarakter. Dalam hal ini pendidikan sebagai sarana belajar siswa memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang cerdas dan berkarakter.
Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Oleh karena itu, sebagai wujud peningkatan kualitas pendidikan bangsa Indonesia pemerintah melalui bidang pendidikan hendak memperbaiki sumber daya manusia khususnya upaya perbaikan karakter bangsa. Dalam hal ini guru sebagai pendidik di sekolah mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mencerdaskan siswa. Pendidikan karakter sebagai upaya untuk memperbaiki moral generasi bangsa.
Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan siswa dimasa yang akan datang. Karena siswa merupakan penerus bangsa yang diharapkan mampu membawa bangsa kearah yang lebih maju. Siswa merupakan modal pembangunan dimasa yang akan datang. Sumber daya manusia yang diharapkan oleh negara adalah sumber daya menusia yang berkarakter. Untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya adalah dengan mewujudkan siswa berkarakter caranya tidak mudah. Pemerintah sudah mencoba memperbaiki karakter siswa dengan berbagai cara. Namun realita yang terjadi di lapangan belum menunjukkan hasil yang diharapkan.
Baca Juga: Mencipta Sosok Fiktif Nan Imajinatif dalam Cerpen
Pendidikan karakter merupakan salah satu solusi untuk keluar dari permasalahan moral yang terjadi saat ini. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan untuk membentuk kepribadian seseorang agar menjadi pribadi yang baik. Pendidikan karakter sangat diperlukan untuk ditanamkan sedini mungkin agar dapat menjadi dasar yang kuat bagi siswa dalam menghadapi persoalan dimasa depan yang semakin komplik. Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter memang sangat penting bagi peserta didik untuk bekal mereka baik pada saat menjalani pendidikan maupun pada saat mereka sudah bekerja. Dengan adanya pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan maka diharapkan generasi dimasa depan akan menjadi generasi yang berakhlak mulia, jujur dan bertanggung jawab.
Untuk menerapkan pendidikan karakter berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah, misalnya melalui mengeluarkan regulasi-regulasi tentang pendidikan karakter, pelatihan guru, seminar, workshop dan berbagai kegiatan untuk mempersiapkan guru-guru dalam pembentukan karakter siswa di sekolah. Guru pun sudah mencoba mengimplementasikan berbagai pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya yang ada untuk melahirkan siswa berkarakter.
Namun realita yang terjadi kualitas karakter siswa belum sebagaimana yang diharapkan, pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah-sekolah belum berhasil mengantarkan siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia, jujur dan bertanggung jawab. Masih banyak siswa yang terlibat dengan kasus pelanggaran moralitas seperti mencontek pada saat ujian, tawuran, pencurian, tidak mematuhi aturan sekolah, melawan guru, terlibat narkoba dan lain-lain yang selama ini sering terjadi dikalangan siswa. Padahal dari segi intelektual mereka tidak diragukan lagi. Tetapi sayangnya lemahnya moralitas serta dan pengaruh dunia luar serta pengaruh perkembangan teknologi yang membuat para siswa jauh dari perilaku yang diharapkan.
Untuk menghadapi semua permasalahan di atas kita harus kembali kepada Al- Quran. Solusi yang tepat untuk pembentukan karakter siswa adalah dengan pembiasaan membaca Al-Quran diawal pembelajaran. Al-Quran merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk di sampaikan kepada manusia agar dijadikan pedoman hidup, sebagai jalan kehidupan manusia untuk keluar dari kegelapan menuju kemajuan penuh hikmah. Oleh karena itu dengan problema bangsa yang semakin kompleks, tindakan-tindakan yang mengarah pada perusakan moral perlu diluruskan dengan Al-Quran. Al-Quran merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan bangsa.
Alquran bukan hanya untuk dibaca. Tetapi setiap umat islam harus bisa membaca, mengartikan dan mengetahui isi kandungan Al-Quran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Al Quran adalah pedoman bagi manusia dalam segala aktivitas, sebagaimana
Firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 2 : Artinya :” Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (Qs. Al-Baqarah :2)
Al-Quran juga sebagai obat bagi penyakit
rohani dan jasmani
sesuai dengan firman
Allah swt dalam Qs. Al-Isra’: 82 :
Artinya:
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang
menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang- orang yang
dzalim selain kerugian.”
Dalam Qs. Yunus ayat 57 Allah berfirman :
Artinya :
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Nabi Muhammad
SAW terbukti berhasil
mengubah karakter bangsa Arab dengan
Al-Quran. Bangsa yang sebelumnya diwarnai
penyimpangan menjadi masyarakat berbudaya dan berperadaban. Karenanya, sebagai bangsa yang penduduknya mayoritas beragama Islam, sudah seharusnya umat Islam Indonesia
menjadikan Al-Qur’an sebagai
sumber inspirasi dalam membangun karakter
bangsa.
Sebagai kitab
suci, Al-Qur’an yang sarat dengan konsep dan nilai-nilai moral, sangat relevan untuk dijadikan sebagai
rujukan utama dalam pembinaan karakter
masarakat, khususnya generasi muda.
Membaca Al-quran
mempunyai peran yang sangat penting
dalam pembentukan karakter.
Karena dengan membaca
Al-Quran akan memperoleh ketenangan jiwa. Orang-orang yang membaca dan mendengar bacaan
Al-Quran akan dianugerahi ketengan
hati. Ketenangan hati inilah yang membawa dirinya taat kepada Allah SWT sehingga
menjadi sehat jasmani dan Rohaninya. Sebagiamana dijelaskan
oleh Allah swt dalam QS. Ar-Ra’du
: 28 :
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”
Membaca Al-Quran
mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan karena
berupaya mengakrabkan orang-orang yang beriman dengan kitab suci sehingga tidak buta dengan Al-Quran.
Selain itu membaca Al-Quran memberikan ketenangan
bagi jiwa dan akal. Berarti Al-Quran sangat dibutuhkan oleh Ruhani. Ruhani yang sehat dan kuat akan melebihi
kekuatan tubuh yang sehat. Oleh karena itu
sudah seharusnya Al-Quran perlu dibaca berulang-ulang sehingga secara
kontinyu mendapatkan ketenangan jiwa
yang berpengaruh kepada perubahan perilaku manusia menjadi manusia yang berakhlakul
karimah.
Dari Penjelasan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa metode yang paling tepat untuk pembetukan akhlak dan karakter
siswa adalah pendekatan Al-Quran. Karena
dengan kita membaca Alquran hati
menjadi tenang, hati bisa terkontrol, hati bisa damai. Dari hati yang damai akan terbentuk karakter yang bagus dan baik.
Untuk menumbuhkan pendidikan karakter
pada diri siswa di sekolah perlu metode penerapan
baca Al-Quran yang tepat bagi siswa. Karena sekolah yang merupakan
pendidikan formal, sudah disusun struktur kurikukum sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran. Artinya di
sekolah tidak ada jam khusus untuk materi Al-
Quran terutama sekolah-sekolah umum seperti SD, SMP, SMA dan SMK Berbeda dengan Madrasah yang kurikulumnya memasukkan pelajaran Al-Quran dalam struktur kurikulum. Tetapi SD, SMP, SMA dan SMK yang ada hanya pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Yang
didalamnya mengandung 5 aspek yang harus diajarkan
oleh guru PAI yaitu Aspek AL-Quran, Aqidah, Akhlak, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan waktu yang terbatas. Dan ini semua tidak memungkinkan bagi guru PAI untuk
mengajarkan Alquran kepada siswa pada setiap
jam mengajar.
Oleh karena itu mengingat membaca
Al-Quran sangat perlu diterapkan di sekolah
untuk pembentukan karakter siswa maka diharapkan sekolah bisa menerapkan satu simtem penerapan Al-Quran yang
tidak mengganggu proses pembelajaran yang sudah diatur
dalam kurikulum.
Kurikulum Nasional melalui permendikbud No.23 tahun 2015 menganjurkan setiap sekolah menerapkan Literasi diawal pembelajaran selama 15 menit. Apabila sekolah menerapkan pendidikan karakter berbasis Al-Quran maka sekolah harus memanfaatkan waktu untuk literasi tersebut untuk menerapkan pembacaan Al-Quran diawal pembelajaran setiap hari sebelum memulai pembelajaran selama 10 menit setelah membaca doa semua siswa dianjurkan untuk membaca Al-Quran.
Untuk mendapatkan hasil sesuai yang
diharapkan yaitu untuk pembentukan karakter,
maka dapat dilakukan dengan cara-cara
: Pertama tadarus atau membaca Al-Quran bersama-sama atau satu persatu.
Kegiatan tadarus Al-Quran ini mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap jiwa manusia secara umum yang akan mampu
menggerakkan jiwa manusia. Demikian
pula terhadap jiwa anak-anak. Semakin jernih suatu jiwa, maka semakin bertambah pula kecerdasan spiritualnya. Pembiasaan
kegiatan tadarus Al-Qur’an berpengaruh terhadap sikap-sikap positif
karena ketika membaca
Al- Qur’an diibaratkan berkomunikasi langsung dengan Allah sang maha pencipta.
Kedua
menterjemahkan. Tahap ini salah satu siswa diminta
siswa untuk membaca
terjemahan dari ayat yang dibaca tadi, siswa yang lain mendengarnya. Karena
dengan mendengar dan membaca terjemahan Al-Quran diharapkan siswa mampu mengetahui isi dari ayat Al-Quran. Al-Quran
diturunkan oleh Allah swt kepada manusia melalui Nabi besar Muhammad
saw bukan hanya untuk dibaca tetapi semua orang harus mengetahui arti dari ayat tersebut.
Ketiga Menafsirkan. Tahap ini siswa
secara bergantian menyampaikan pesan- pesan Allah yang terdapat
dalam ayat Al-Quran
yang dibacakan tadi. Dengan menjelaskan isi kandungan Al-Quran
diharapkan siswa mengetahui apa pesan-pesan Allah
dalam ayat tersebut. Siswa bisa mengetahui perintah dan larangan. Sehingga siswa mengetahui mana yang baik yang harus
di kerjakan dan mana yang buruk yang harus di tinggalkan.
Keempat Keteladanan. Guru juga ikut membaca AlQuran Bersama siswa, karena apabila guru ikut membaca Al-Quran bersama siswa, guru bukan sekedar menyuruh tetapi mengajak dan ikut membaca Al-Quran bersama-sama, ini membawa pengaruh yang sangat besar bagi siswa perkembangan karakter siswa.
Karena siswa tidak mungkin mau melakukan sesuatu yang kita suruh jika kita tidak ikut melakukannya. Karena keberhasilan dari sebuah pendidikan apabila kitab isa memberikan keteladanan dalam program yang kita buat. Guru memberikan contoh dan keteladanan dalam perilaku sehingga anak bisa mencontoh dan membiasakan diri dengan akhlak- akhlak yang baik Kelima adalah penguatan, dan pembiasaan. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan pembacaan di awal pembelajaran guru menjelaskan kembali tentang isi kandngan ayat yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mengajak siswa untuk membiasakan sikap yang terkandung dalam ayat yang dibacakan tadi dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.. Dan tahap selanjutnya guru mengajak siswa untuk menghafal ayat tersebut. Ini bisa dilakukan diluar jam pelajaran atau dirumah, sebagai pembiasaan bagi siswa untuk menghafal setiap ayat ayat dipelajari.
Apabila kegiatan ini dilaksanakan secara terus menerus setiap pagi di setiap kelas diawal pembelajaran akan dapat membawa pengaruh positif bagi perkembangan karakter siswa. Bagi sisswa yang sudah memiliki karakter yang baik, membaca Al-Qur’an bisa lebih meningkatkan sikap perilaku yang sudah dimilkinya. Tetapi bagi siswa yang belum memiliki karakter yang baik, mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk merubah perilakunya kearah yang lebih baik.
0 Komentar