Sumringah Gembala Kota

 

Oleh : Marzuki Umar

Pengembangan kota
suatu hal
yang lumrah
pelebaran jalan
itu tuntutan sejarah
walau kadang kala
selalu
punya masalah
petisi zaman
yang kian berubah


Di sudut kota
ada penggembala
depan toko
kandang pemiara
menanti cuan
para petani 
dan orang kaya
sebagai pemilik harta


Hewan piara
tidak seperti 
di pelosok-pelosok desa
dan 
ujung rimba
tubuhnya kekar
manuver rangka baja
tak lapuk di hujan
tak lekang di panas
hanya dengan
mineral pelumas
dipasok dalam dada

Baca Juga: Penari Bertopeng

Jalan itu
seolah punya bandit
sejenak berhenti
wajib keluar duit
'pabila napsunya 
tak terpenuhi
apalagi sedikit
matanya terbeliak
mulutnya komat-kamit


Kadang...,
petani turun bukan
foya-foya
kudanya dipasung
dalam jarak satu dua hasta
pemiara berbinar
dengan penuh asa
bilangan cuan kian terasa

Penggembala
adakalanya bak parasit
modal di tangan cuma peluit
sedikit bekerja
membuat petani
dan tuan raja
pinggang melilit
merogoh kantong
walau
isinya defisit


Padahal ...,
di depan toko 
lamannya sedikit
tapi rumput ilalang
tumbuh melejit
buat pemiara
bikin sirkuit


Sudut kota
lahannya sempit
tapi
rumputnya hijau
bak disiram pupuk organik
mengundang penggembala
bola matanya tak berkedip
berharap saku 
berisi profit


Hujan badai
tak mengapa
panas terik bukan 
suatu kendala
hewan piara
yakin menjelma
gembala kota tetap
merona. 



Bireuen, 21 September 2023



                                  


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar