Apa dan Bagaimana Tema Puisi

 

Apa dan Bagaimana Tema Puisi

sastrapuna.com - Muklis Puna 

Tema merupakan  gagasan pokok sebagai dasar penulisan sebuah karya . Gagasan pokok tersebut begitu kuat dalam jiwa penyairnya. Pengungkapan gagasan pokok tersebut menjadi landasan awal memahami isi karyanya. Memahami tema berarti pembaca telah memahami isi dari   karya sastra yang diciptakan penyair.

Menurut Siswanto (2008:124) gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang atau yang terdapat dalam puisi disebut tema. Dengan bahasa sederhana tema merupakan rancangan buam yang dijadikan    acuan dasar dalam pengembangan puisi. 

Sedangkan menurut Nurgiantoro (2002:71)  tema dapat dipandang sebagai dasar cerita atau ide. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh penyair untuk digunakan dalam mengembangkan puisi. 
 
Selanjutnya  tema merupakan ide, gagasan pokok atau acuan penyair dalam menentukan alur puisi,  baik yang terdapat dalam puisi maupun prosa.  Melalui  tema  itulah pembaca  membayangkan makna setiap karya dari penyair.  

Dalam konteks lain,  tema  merupakan titik awal  bagi pennyair  dalam mengembangkan sebuah puisi. Pengembangan titik awal membutuhkan observasi atau outline yang tepat. Bagi  penyair profesional hal ini menjadi sesuatu yang tidak menyulitkan. 

Kebiasaan menulis puisi berdasarkan penentuan tema sejak awal adalah wujud kedalaman materi yang dipahami oleh penyair.  Selain itu, tema juga berfungsi sebagai  landasan penyair dalam menyampaikan isi pikirannya.  Landasan pacu bagi penyair dalam mengembangkan  sayap -sayap bait  menjadi  lebih bertenaga dalam menyampaikan tema.
Untuk memudahkan pemahaman  bersama berikut ini disajikan sebuah contoh puisi yang mengetengahkan sebuah tema.

Rindu Mengerucut
Muklis Puna

Malam senyap, 
udara menikam bumi
Rindu mendedah rasa
Lamunan mengusir lelap,
Sepenggal nama mengusik malam 
Kunang-kunang mencandai sepi
Bayangmu  menari di pinggang kelam
Kadang melambai menyapa mesra

Ah..!
Kenangan menyiksa jiwa
Malam semakin  mengerucut 
Mata  redup, senyummu merekah 
Menyulam resah
Di pucuk -pucuk rindu 
Engkau berjuntai
Tetesan embun  dijemput angin
Terbang bersama malam menuju pagi

Ahh..!
Begitu seksi diksi kau lagukan
Seandainya bisa,
Kulipat malam ini 
Kupaksa pagi  sekelabat datang
Biar resah ini dipatri  matahari

Ahh..! 
Aku menatap ingin dalam hening
Rinduku dipenggal waktu
Lhokseumawe, 6 Oktober 2018

Setelah pembaca melayari setiap jengkal dari sajian puisi di atas, dapatlah dipahami bahwa puisi di atas mengemban sebuah kerinduan yang dihadapi penyair. kerinduan akan sosok yang melekat erat dalam batinnya. Sekilas memang kelihatan melow, namun karena dialiri dalam pipa-pipa kebahasaan yang matang dan kokoh penuh serat, maka puisi di atas tampak begitu dewasa untuk pengungkapan sebuah tema. 

Sebagaimana telah diurai di atas bahwa tema adalah titik awal seorang penyair dalam menentukan arah perjalanan barisan bait kemana hendak melaju. Agar titik awal sebuah tema tidak menyimpang dipengaruhi  atau bias di tengah jalan, maka dibutuhkan kepiawaian dalam mengendalikan pikiran yang berfokus pada tema.

Penulis adalah Esais Nasional dan  Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar