Menjelajahi Dunia Dongeng: Ciri, Jenis, dan Pesan Moral di Dalamnya

Menjelajahi Dunia Dongeng: Ciri, Jenis, dan Pesan Moral di Dalamnya

 


                                                            Sumber: Dreamina.capcut.com

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 

Salah satu karya sastra yang paling disukai oleh masyarakat Indonesia adalah dongeng. Pada zaman dahulu, dongeng merupakan produk imajinasi yang banyak menarik perhatian pembaca Indonesia. Jika ditinjau dalam era kesusastraan Indonesia, dongeng termasuk dalam sastra lama. Secara umum, dongeng bercerita tentang tokoh, tempat, dan peristiwa yang melegenda dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Menurut Danandjaja (2011), dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh pemilik cerita serta tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Selanjutnya, Andysetya (2011) menyatakan bahwa dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, yang kemudian membentuk suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna serta cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.

Baca Juga:  Menulis Cerpen: Seni Mengungkapkan Pikiran dan Perasaan

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah sebuah cerita fiksi yang beredar dalam kehidupan masyarakat, yang tidak dianggap benar oleh penulisnya serta tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Akan tetapi, kisah yang diangkat dalam dongeng mengandung pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Pesan dalam dongeng biasanya berupa pesan moral, agama, budaya, politik, dan sebagainya.

 Ciri-Ciri Dongeng

Dongeng memiliki beberapa ciri khas, yaitu: menggunakan alur sederhana dan mudah dipahami. Cerita singkat dan bergerak cepat tanpa banyak detail tambahan. Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci, lebih menekankan pada sifat atau perannya dalam cerita. 

Ditulis dengan gaya penceritaan lisan, sehingga mudah diingat dan diceritakan kembali. Pesan atau tema moral biasanya tersirat dalam cerita untuk memberikan pelajaran kepada pendengar atau pembaca. Pendahuluan sangat singkat dan langsung menuju inti cerita tanpa banyak latar belakang.

Jenis-Jenis Dongeng

Menurut Aarne dan Stith Thompson (2011), jenis-jenis dongeng dibagi menjadi tiga, yaitu:
Dongeng Binatang
Dongeng Biasa
Lelucon atau Anekdot

Selain itu, Harjito (2005:4) mengemukakan bahwa dongeng bertujuan untuk hiburan, meskipun demikian tetap berisi ajaran moral, bahkan sindiran, serta kadang-kadang berisi cerita peri. Agar lebih jelas, berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis dongeng tersebut.

Dongeng Binatang

Dongeng binatang adalah dongeng yang tokohnya merupakan binatang peliharaan atau liar. Binatang-binatang dalam cerita ini dapat berbicara atau memiliki akal budi seperti manusia. Di negara-negara Eropa, tokoh yang sering muncul adalah rubah, di Amerika Serikat adalah kelinci, di Indonesia adalah kancil, dan di Filipina adalah kera. Semua tokoh dalam dongeng ini biasanya memiliki sifat cerdik, licik, dan jenaka.

Dongeng Biasa

Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang tokohnya manusia dan biasanya menceritakan kisah suka duka seseorang. Contoh dongeng biasa antara lain Ande-Ande Lumut, Joko Kendil, Joko Tarub, Sangkuriang, serta Bawang Putih dan Bawang Merah.

Lelucon atau Anekdot

Cerita lelucon sering disebut cerita jenaka. Cerita ini berisi kebodohan dan kemalasan manusia. Menurut R.J Wilkinson, cerita jenaka berarti cerita yang menggelikan, lucu, licin, dan licik karena tokohnya tahu cara bersiasat. Contoh cerita jenaka yang terkenal adalah Pak Kadok, Lebai Malam, Si Luncai, Pak Pandir, Pak Belalang, Hikayat Mashothak, dan Hikayat Abu Nawas.

Baca Juga: SPMB 2025/2026: Jalur Prestasi Kembali Dibuka, Kesempatan Emas bagi Siswa Berbakat

Perbedaan Lelucon dan Anekdot Lelucon bersifat kolektif, sedangkan anekdot bersifat individu. Sasaran dari masing-masing jenis ini adalah:

Lelucon (badut): sasarannya orang lain atau kelompok tertentu.

Humor: sasarannya adalah diri sendiri.

Aarne dan Thompson menggolongkan lelucon dan anekdot menjadi sepuluh kategori, antara lain: 
a. Cerita orang sinting 
b. Cerita sepasang suami istri 
c. Cerita seorang wanita 
d. Cerita seorang pria/anak laki-laki 
e. Cerita seorang anak laki-laki yang cerdik 
f. Cerita kecelakaan yang menguntungkan 
g. Cerita lelaki bodoh 
h. Lelucon tentang pejabat agama dan badan keagamaan 
i. Anekdot mengenai kolektif lain
j. Cerita dusta

Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang mendengarnya maupun yang menceritakannya. Meski demikian, bagi masyarakat atau individu yang menjadi sasaran, dongeng ini dapat menimbulkan rasa sakit hati.

Dongeng Berumus Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan. 

Dongeng ini terbagi menjadi tiga macam:
Dongeng bertimbun banyak (cumulative tales)
Dongeng untuk mempermainkan orang (catch tales)
Dongeng yang tidak mempunyai akhir (endless tales)

Pada awalnya, kegiatan bercerita atau menuturkan dongeng hanya dilakukan dan ditujukan untuk orang dewasa, seperti prajurit, nelayan, dan musafir yang sering tidur di tenda-tenda. Biasanya, mereka menceritakan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut.

Simpulan:

Dongeng merupakan salah satu karya sastra yang digemari masyarakat Indonesia dan termasuk dalam sastra lama. Sebagai cerita fiksi, dongeng tidak terikat oleh waktu dan tempat serta tidak dianggap benar-benar terjadi, namun tetap mengandung pesan moral, budaya, agama, atau sosial yang ingin disampaikan oleh penulisnya. 

Baca Juga: Investasi Pendidikan untuk Masa Depan Bangsa: Urgensi Penanganan Anak Putus Sekolah

Dongeng memiliki ciri khas seperti alur sederhana, tokoh yang tidak diuraikan secara rinci, serta gaya penceritaan yang mudah diingat dan diceritakan kembali. Berdasarkan jenisnya, dongeng dapat dibagi menjadi dongeng binatang, dongeng biasa, lelucon atau anekdot, serta dongeng berumus, masing-masing dengan karakteristik dan tujuan yang berbeda dalam menyampaikan hiburan maupun pelajaran moral kepada pembacanya.


Penulis adalah   Pemimpin Redaksi Jurnal aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar