Oleh: Nabawiah, S.Pd
Di tengah era globalisasi yang begitu marak. Kita memiliki begitu banyak tantangan dalam penumbuhan karakter yang religious sesuai yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Ilmu agama merupakan pilar yang terpenting dalam menumbuhkan karakter si siswa.
Cahaya ilmu agama akan membentuk generasi muda yang cerdas dan intelektual. Kita diminta menanamkan ilmu agama sejak waktu dini yang dimulai dari orang tua. Seharusnya orang tua harus mendasari ilmu agama tentang bagaimana cara mendidik siswa sesuai panutan alam semesta Kita yaitu dari Rasulullah. Oleh karena itu sosok orang tua harus memiliki peran penting atau bisa dikatakan sebagai role model yang baik didasarkan oleh ilmu agama yang semestinya dimiliki oleh orang tua.
Sebelum orang tua mencoba mengiplementasikan terhadap sisiswa alangkah baiknya orang tua mempelajari ilmu tersebut Karena dengan cahaya ilmu pengetahuan yang berbasiskan agama itulah yang akan terbentuknya karakter atau kepribadi yang leluhur sopan dan santun sesuai dengan dogma dan norma keagamaan.
Seperti dalam sebuah Hadist Rasululah mengatakan bahwa hal yang pertama yaitu tentang akhlak seperti dalam kutipan sebuah hadist yang berbunyi “ Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling bagus akhlaknya”. Seorang insan yang katakan baik yaitu sosok insan memiliki Budi pekerti yang dimiliki oleh Nabi Muhammad.
Baca Juga: Belajar Itu Seru!
Akhlak atau karakter merupakan pondasi utama dalam Kita berhubungan dengan antar manusia bahkan mahkluk hidup sekalipun (Binatang). Allah mencintai jika sesorang itu memiliki akhlak yang mulia. Dis amping itu mahkluk seluruh jagat raya akan menyukai seorang memiliki keperibadian yang mulia. Kita bisa mengibratkan sosok Rasulullah yang memiliki akhlak dan karakter yang bagus yang dijuluki oleh umat Quraisy pada saat dengan sebutan “ Al-Amin” yang artinya terpercaya.
Ilmu Agama merupakan pondasi dasar dalam membagun karakter yang bagus dan harus dimiliki oleh setiap insan di muka bumi. Dengan berilmu Kita memiliki kehidupan yang tenang dan nyaman.
1. Menanamkan Nilai Akhlak Mulia Sejak Dini
Mencetak karakter generasi milenial sekarang merupakan langkah yang terpenting dalam membangun hidup yang bertangung jawab, bermoral dan rela berkorban. Melalui penanaman cahaya ilmu agama itu menjadikan acuan atau pondasi utama dalam menumbuhkan karakter sisiswa yang bermatabat, bersosial dalam kehidupan .
Adapun ada beberapa langkah dalam menanamkan karakter siswa, yaitu:
a. Pendidikan Sejak Usia Dini
Hal pertama yang sangat mendasar yaitu pendidikan di usia dini. Penddidikan sejak dini merupakan unsur yang mendasar dan mudah dalam pembentukan sebuah karakter. Orang tua yang baik akan menghasilkan bibit bebet yang baik pula. Jika sebaliknya orang tua yang tidak terdidik dengan norma-norma agama. Maka Generasi muda akan menjadi generasi yang tidak sesuai dengan tuntunan yang Diajarkan oleh Rasullullah. Maka oleh sebab itu, Pengatahuan orang tua adalah hal yang sangatlah penting dalam perkembangan sisiswa dalam bermetamofosis di dunia nyata.
b. Tercipatknya Budaya Positif
Selain penanaman sejak dini , seorang siswa akan terbentuk dengan budaya yang positif yang Diajarkan oleh orang tua, Orang tua sebagai tauladan yang pertama dilihat sisiswa setiap detik. Setiap perbuatan yang Kita lakukan rutin itu akan menjadi sebuah pembelajaran secara kasat mata. Maka dengan begitu Kita sebagai orang tua harus memberi contoh perbuatan yang baik dengan menerapakan budaya positif dalam lingkungan rumah tangga.
Pendekatan yang diterapkan terhadap sisiswa yaitu pendekatan yang berbaur tentang kegamaan. Karena agama sangatlah terpengaruh dengan signifikan. Pendekatan yang dimaksud disini yaitu orang tua menjadi keteladan yang baik terhadap sisiswa. Dan pembinaan yang konsisten juga sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter.
Selanjutnya penanaman akhlak yang baik pada siswa sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, mempunyai akhlak yang baik atau akhlak terpuji merupakan hal yang harus dimiliki bagi setiap umat muslim. Contoh dari akhlak yang baik antara lain seperti, sikap saling tolong menolong, rela berkorban, jujur, sabar, santun, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, menumbuhkan akhlak baik pada siswa sejak dini merupakan hal yang harus diperhatikan bagi setiap orang tua. Sebelum ilmu, akhlak lebih penting dan utama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, hal tersebut harus dipahami oleh para orang tua dalam menerapkan akhlak yang baik pada siswanya. https://www.kompasiana.com/azahrakaulika3600/6392a90ec3bdbf2852377c32/pentingnya-menanamkan-akhlak-baik-pada-siswa-sejak-dini. Diakses pada tanggal 02 Desember 2024
Maksud dari kata kunci diatas adalah Kita sebagai ummat muslim wajib dalam berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan yang di jelaskan dalam alqur’an dan hadist nabi. Maka berakhlaklah dengan tuntunan Rasulullah. Seperti jujur, suka menolong dan rela berkorban maka itu merupakan akhlak yang dimiliki oleh beliau yang harus ikuti.
Baca Juga: Guru Mengajar dengan Hati adalah Guru yang Dirindui
“Melatih akhlak siswa sejak usia dini merupakan investasi penting dalam membentuk kepriba Dian siswa yang positif dan berintegritas. Selain membantu membangun karakter yang kuat, melatih akhlak juga membentuk siswa-siswa menjadi individu yang empatik, peduli, dan bertanggung jawab. Sebagai orang tua dan pendidik, memberikan contoh yang baik dan memberikan pelajaran tentang nilai-nilai akhlak adalah kunci untuk membantu siswa-siswa tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang bermartabat dan beretika tinggi. https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/94_melatih-akhlak-siswa-sejak-usia-dini Di akses pada tanggal 03 Desember 2024.
Maksud dari kutipan di atas yaitu karakter akan mudah terbentuk sejak usia yang dini. Di usia dini seorang siswa akan mudah dibentuk. Maka Kita sebagai orang tua harus memilih senjata yang ampuh dalam membentuknya. Karena pembentukan yang baik, maka Kita akan memperoleh hasil yang lebih baik dan optimal dalam perkembangan sisiswa untuk menjadi kepriba Dian yang bagus.
2. Pentingnya Konsep Pendidikan Agama dalam Kehidupan.
Konsep pendidikan agama merupakan hal terdepan yang harus Kita pelajari. Karena dalam berkehidupan Kita harus berlandaskan dengan menciptakan hubungan yang harmonis. Namun realita yang terjadi pada saat ini konsep pendidikan agama dalam berkehidupan sangatlah jauh dari konsep keagamaan di karena dengan terpengaruhi oleh budaya luar yang mungkin terhipnotis. Sehingga konsep ilmu agama pada saat ini mulai memudar sedikit demi sedikit. Maka dari realita yang terjadi Kita sebagai orang tua harus memahami konsep-konsep yang ada dalam peta ilmu pengetahuan agama.
Pengaruh budaya yang tidak memiliki kode etik dengan canggihnya teknologi membuat budaya positif yang terdahulu mulai tenggelam dari masa ke masa. Kita sebagai orang tua harus mengali tentang peta konsep ilmu pengetahuan pendidikan dalam berkehidupan. Selanjutnya Kita akan dapat membangun hubungan baik dengan sang Khaled, manusia dan seluruh mahkluk hidup. Pendidikan konsep keagamaan akan membagun hubungan spritual yang kokoh yang berlandaskan dari berbagai tantangan hidup.’’Pendidikan agama bukan hanya sekadar upaya menanamkan nilai-nilai religius, tetapi juga merupakan fondasi dalam pembentukan karakter siswa’’.https://mtsmubuwek.sch.id/pentingnya-pendidikan-agama-dalam-membentuk-karakter-siswa/ Di akses pada tanggal 03 Desember 2024.
Maksud dari konsep di atas bukan hanya menanamkan nilai-nilai keislaman saja. Namun dengan konsep cahaya keagamaan terbentuknya pondasi dasar pembentukan karakter yang tidak hanya berprestasi secara akademik tetapi juga bermoral dan berintegritas dalam kehidupan bermasyarakat.
Seorang yang pintar dalam bagian akademik namun ia tidak memiliki karakter yang berakhlak baik maka ia tidak akan terpriotas dalam bermasyarakat. Seperti dalam sebuah Hadist yang di riwayakan oleh Ahmad yang berbunyi “ Sesungguhnya aku di utus untuk memyemprnakan akhlak”. Dalam hadist tersebut mengatakan akhlak merupakan prioritas yang paling utama dalam berbagai sektor. Lebih lagi dalam sektor pendidikan. Karena akhlak yang baik akan selalu di junjung baik oleh semua kalangan tanpa terkecuali.
1.) Terbentuknya moral dan kode etik yang baik.
Kita sebagai manusia sepetutnya harus memiliki kode yang sesuai apa lagi Kita sebagai seorang pelajar dan pengajar.
2.) Terbentuknya kepriba Dian.
Kepriba Dian yang baik akan menjadikan Kita menjadi raja dalam diri Kita. Kepriba Dian yang baik akan menjadikan sebuah ketenangan dan kenyaman dalam diri Kita.
Spiritual yang terbentuk secara baik akan membangun hungungan kokoh dengan sang pengcipta, begitu pula dengan hambanya. Melalukan sesuatu karena dasar dalam hati dan keilmuan yang Kita miliki.
4.) Meningkatnya rasa Tolenrasi.
Hubungan baik dalam bermasyarakat yaitu tolentasi yang kuat yang Kita bangun. Ilmu tolentarasi harus Kita terapkan dalam jiwa Kita agar kebersamaan terwujudkan. Jika dalam diri Kita tidak terciptanya rasa tolenrasi maka Kita akan berkecamuk dengan tidak kedamaian.
5.) Mengurangi prilaku negatif
Dari penyataan Diatas menyatakan yang bahwa sanya dengan konsep pendidikan yang terbentuk akan menciptakan penguatan spiritual yang kokoh dan keperiba Dian yang tertuntun. jika Kita menginginkan siswa memiliki karakter yang bagus maka terlebih dahulu Kita mempelajari cahaya ilmu agama
3. Memberikan Keteladanan yang Istiqomah
Rasulullah merupakan sosok sritauladan yang patut Kita contohkan. Namun, istiqomah dalam memberikan keteladanan adalah salah satu fondasi utama dalam membentuk karakter yang unggul, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Keteladanan ini tidak hanya menjadi cerminan kepribadian yang baik, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di seKitar Kita.
Namun, pada dasarnya orang tua yang menjadi acuan keteladananan untuk siswa-siswanya. Landasan itu bermula dari orang terdekatnya yaitu sosok orang tua (ayah dan ibu). Orang tua dan pendidik merupakan teladan dan contoh bagi siswa dan siswa didik mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka harus memiliki sifat-sifat yang baik dan berakhlak mulia seperti tuntunan Rasulullah. Apabila hal yang baik dilakukan dengan konsisten dan penuh dengan keyakinan, ini akan mempengaruhi terbentuknya sebuah hubungan yang serasi dan hangat antara orang tua dan si pendidik.
Baca Juga: Kewirausahaan di Sekolah Vokasi adalah Awal Motivasi Belajar
Namun sebelumnya Kita sebagai orang tua juga seharusnya juga harus mengetahui tentang hukum-hukum islam secara syari’at dan hakikat. Pada dasarnya karakter yang baik akan terciptakan dari sosok orang tua dalam hal mencari rezeki. Jika rezekinya halal maka, Insyaallah siswa yang kandung menjadi siswanya yang sholeh. Namun jika rezeki yang dapatkan oleh orang tua tidak hal maka tidak menuntut kenumgkinan bawaan siswa tersebut menjadi siswa yang kurang berkah. Maka dari itu Kita harus memahami mengenai unsur-unsur mengenai tata cara ilmu Illahi.
Ada sebuah cerita yang di kisahkan oleh seorang Ulama yang bernama “ Yazid Al Bustami” Ia merupakan sosok ulama yang luar biasa dengan keilmuan Tauhidnya. Beliau memiliki ribuan siswa yang ahli tauhid namun beliau merasa ada sebuah kekurangan yang sangat menganjal dalam dirinya yaitu ada hijab dengan Allah.
Padahal ilmu yang ia kuasai melebihi siswa-murid Namun ia pun kembali heran dengan hal tersebut. Namun pada suatu hari ia mencoba menanyakan kepada ibunya. “ Wahai ibuku ada perihal apa sehingga aku susah untuk mengapai ilmu Illahi” dengan penuh rasa ingin tahu ia merasa sangat gelisah. Padahal ia sangat menjaga tentang ilmu illahiyahnya. Lalu ibunya menjawab.’ Wahai siswanya seingat saya dulu sewaktu saya mengandungmu saya pernah menaiki genteng rumah tentangga Kita. Pada Saat itu, saat melihat ada tepung yang sedang di jemur oleh tentangga saya . lalu saya pun mencicipinya. Mungkin itu salah satu hal yang membuat kamu tidak terbuka Ilmu Illahiyahmu nak.
Setelah itu Abu yazid dan ibunya pun mengunjungi rumah tersebut untuk meminta izin kepada tentanganya bahwa dahulu belaiu pernah mencicipi tepung tanpa sepengetahuanya. Tantanganya merasa pengakuan tersebut luar biasa, jelas tentangan sangat mengijinkan karena ibunya yazid merupakan wanita termashur didesa tersebut. Dan setelah itu ibunya dan abu yazid pun pulang dengan penuh kebahagian yang sangat mendalam yang penuh haru. Setelahnya Abu Yazid baru mendapatkan Ilmu Illahiyah nya yaitu dapat melihat Allah Tanpa Hijab. Inilah Kisah Para sufi terdahulu yang sangat menjaga akan rezeki yang halal.
Kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa Kita harus menjaga yang bahwa sanya harta yang halal akan membuat hati cemerlang dalam menuntut lebih lagi saatseorang mengali Illahiyah. Harta yang syubhat akan membuat hati yang was-was begitu juga dengan harta yang haram akan membuat hati yang mati. Walaupun sosok orang itu bergelimang dengan harta namun hatinya tidak tenang.
Dalam Qur’an Surat Al-baqarah -168 yang Berbunyi.
Artinya: “Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.”
Dari Ayat Diatas Kita dapat Kita simpulkan yang bahwa sanya allah mengajurkan untuk memilih dan memilah dalam memakan sesuatu dengan makanan yang baik dan halal. dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan yang selalu merayu manusia agar memenuhi kebutuhan jasmaninya walaupun dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah. Waspadailah usaha setan yang selalu berusaha menjerumuskan manusia dengan segala tipu dayanya. Allah mengingatkan bahwa sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu, dan Allah juga menegaskan untuk menjauh makan yang tidak halal karena itu adalah tipuan setan jurjana.
Makanan dan minuman halal tak hanya berarti sekadar makanan yang dibeli dengan rezeki yang halal. Upaya pemerolehan sebuah makanan yang berhukum halal haruslah didapatkan karena perbuatan yang baik pula.
Tidak boleh didapatkan atas hasil merampas, mencuri, korupsi atau menganiaya saudara Kita yang lain untuk mendapatkan sebuah makanan. Selain itu, seperti yang terkandung dalam Al Qur’an surah Al-Baqarah ayat 173. Makanan yang halal juga berarti makanan yang tidak mengandung darah, daging babi, bangkai dan tidak disembelih atas nama Allah S.W.T Umat muslim juga diwajibkan untuk membaca doa sebelum makan dan mengucap bismilah sebelum meminum minuman agar dalam setiap suapan makanan yang masuk ke tubuh Kita mendapat ridho dan berkah dari Allah S.W.T. https://www.tokope Dia.com/blog/manfaat-makanan-halal-slm/?utm_source=google&utm_medium=organicDiakses 05 Desember 2024
Dari kutipan diatas Kita mengetahui bahwa sanya Kita sebagai orang tua yang baik harus mempunya tangung jawab terhadap pendidikan siswa-siswa . lebih lagi dalam mencari nafkah. Dan dalam memberi seri tauladanan tergantung kepada orang tua yang mendidik siswa-siswanya. Pendidikan ketaatan yang di berikan oleh orang tua akan berdampak terhadap siswa-siswanya. .
4. Menciptakan Lingkungan yang Religius dan Positif
Lingkungan yang religius akan sangat berdampak besar terhadap proses pembentukan karakter diri. Lingkungan yang positif akan membentuk pribadi yang positif juga. Namun, sebaliknya lingkungan yang negarif akan bisa membentuk energi karakter yang negatif juga. Maka disini Kita harus memiliki peran dalam memilih dan memilah lingkungan yang baik terhadap siswa-siswa Kita guna membentuk karakter seperti apa yang Kita inginkan. Seorang siswa didik akan terbiasa berkata yang baik dengan lingkungan yang ia dapatkan.
Lingkungan yang berakter sangatlah penting pada perkembangan si siswa. Dengan adanya lingkungan yang berakter akan terciptanya nilai-nilai yang sesuai dengan normal Illahiyah. Seperti bertangung jawab, kejujuran, Amanah, hormat sopan dan santun, dermawan dan lain lainya. Pendidikan agama merupak pondasi utama dalam mendidik dan mebentuk karakter sisiswa . dengan menerapkan metode religius yang Diajarkan oleh Rasulullah. Ituakan mempermudahkan ketika Kita mengarahkan si buah hati.
Suasana religious adalah keadaan diseKitar lingkungan yang bernuansa agamis. Sedangkan lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah tempat ber- langsungnya proses pendidikan Islam. Lingkungan yang Islami menjadi ciri dari prinsip dasar konsep pendidikan Islam. Di bawah ini diuraikan hubungan lingkungan dengan suatu proses pendidikan Islam
Seperti diketahui bahwa suasana lingkungan atau pengaruh lingkungan sangat menentukan keberhasilan suatu pendidikan, apalagi untuk menanamkan nilai-nilai agama. Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Kamarani Buseri bahwa: “Penanaman Iman tidak banyak merupa- kan hasil pengajaran. Yang besar peng- aruhnya adalah lingkungan, yang berisi peneladanan dan pembiasaan. Lingkung- an agamis akan berpengaruh besar ter- hadap siswa, sehingga mereka menjadi orang yang beragama” (Kamarani Buseri, 1997:28)
Orang merupakan suatu aspek penting dalam suatu proses pendidikan Islam. dan sangat berpengaruh banyak terhadap peserta didik. Oleh karena itu semua guru dalam pendidikan Islam harus senantiasa mencerminkan kepri- ba Dian yang Islami, fungsi dalam hal ini adalah sebagai tauladan yang baik yang akan mempengaruhi atau menciptakan suasana yang Islami di lingkungan pe serta didik.
orangtua dan pendidik perlu memberikan teladan yang baik. siswa-siswa cenderung meniru perilaku orang dewasa di seKitar mereka. Oleh karena itu, ketika orangtua dan pendidik menunjukkan sikap yang positif, rendah hati, dan penuh kasih sayang sesuai dengan ajaran Islam, siswa-siswa akan secara alami mengadopsi nilai-nilai tersebut. Melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan positif seperti berbagi, tolong-menolong, dan kegiatan amal juga dapat memperkuat pemahaman mereka tentang kebaikan. https://smp.sekolahakhlak.id/baca/pendidikan-siswa-islam:-menciptakan-lingkungan-belajar-yang-positif-dan-inspiratif.html Diakses pada Tanggal 05 Desember 2024
Dari kutipan tersebut Kita ketahui yang bahwa sanya Kita harus menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dapat dilakukan dengan memanfaatkan cerita-cerita islami, baik dari Al-Qur'an maupun dari Hadis. Kisah-kisah tentang para nabi, sahabat, dan tokoh-tokoh islami akan memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswa-siswa untuk meneladani perilaku yang baik. Penggunaan me Dia edukatif, seperti buku-buku cerita islami, video pembelajaran, dan permainan pendidikan dengan tema Islami, juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan positif.
5. Memupuk Pemahaman Ilmu Agama
Ilmu agama merupakan pondasi utama untuk Kita dalam berkehidupan dan mempengaruhi kehidupan manusia. Ilmu agama juga memiliki peran yang penting untuk mengajarkan untuk memiliki akhlak yang terpuji. Maka dari situ Kita wajib memupuk pemahaman ilmu agama.
Untuk memupuk pemahaman ilmu agama maka Kita di anjurkan sejak usia didik. Dikarena pemupukan sejak dini akan lebih mudah tentang pemahaman ilmu. Ilmu yang ia dapatkan akan mudah di cermati dan pahami. Sebaliknya jika pemupukan saat usian sudah remaja sudah agak susah untuk memasuki akan pemahaman ilmu agama. Saat siswa- siswa mulai bisa menyebutkan kata perkata. Saat itulah hal yang tepat Kita memperkenalkan huruf arab agar mereka lebih terbiasa.
Setelah mereka sudah mampu berbicara itu akan mempermudahkan Kita mengajarkan tentang ilmu agama yang sederhana terhadap siswa Kita. Karena siswa kecil akan selalu mengikuti dan meniru setiap perbuatan yang di lakukan oleh ayah ibuk. Maka Kita perlu perhatikan atas sikap Kita. Itu merupakan pembelajaran sejak dini dan pemupukan yang Kita tuang terhadap siswa Kita.
Memupuk pemahaman ilmu agama pada siswa Kita membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan pendekatan yang sesuai dengan usia mereka. Sebagai langkah awal, Kita memberikan contoh prilaku yang baik, karena siswa cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang tua atau lingkungan seKitarnya. meritakan kisah-kisah inspiratif tentang para nabi dan tokoh agama dengan cara yang menarik agar mereka merasa antusias. Selain itu, libatkan siswa dalam aktivitas keagamaan, seperti sholat berjamaah, membaca doa, atau mengikuti pengajian siswa-siswa.
Untuk menambah semangat, Kita membuat kegiatan interaktif seperti kuis atau proyek kreatif bertema agama. Pendidikan formal di sekolah atau madrasah juga dapat mendukung proses ini, namun tetap penting untuk meluangkan waktu belajar agama di rumah secara santai dan menyenangkan. Lingkungan yang kondusif juga berperan besar, seperti memastikan siswa memiliki teman-teman dengan nilai-nilai positif dan menciptakan suasana rumah yang mendukung, misalnya dengan mendengarkan murottal. Jangan lupa, berikan apresiasi atas usaha mereka dan jawab pertanyaan mereka dengan bijak serta bahasa yang mudah dipahami.
Terakhir, selalu iringi dengan doa agar siswa tumbuh menjadi pribadi yang sholeh/sholehah dengan pemahaman agama yang kuat. Dengan langkah-langkah ini, pemahaman agama pada siswa akan berkembang secara alami dan menyenangkan.
Setiawati dan Arifin (2015: 106) mengatakan ada 4 wujud nilai keagamaan yang harus diberikan pada siswa usia dini, Diantaranya yaitu:
Pendidikan nilai tauhid Diajarkan kepada siswa sejak dini agar sejak dini siswa mengenal siapa Tuhan mereka.
2.) Syariat.
Pendidikan nilai syariat pada siswa usia dini dilakukan agar siswa terbiasa menjalankan hokum Allah yakni tumbuh kesadaran untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. .
1) Ibadah.
Pendidikan nilai ibadah harus Diajarkan kepada siswa sejak dini agar siswa mengetahui kewajiban yang harus ia kerjakan dan agar ia terbiasa dengan sendirinya melakssiswaan ketaatan kepada Allah tanpa ada orang lain yang harus mendampinginya.
4) Kecintaan kepada Rasul dan Al-Quran.
Berdasarkan penyataan di atas bahwasanya Kita mesti mengajarkan siswa- siswa Kita imu tauhid. Ilmu tauhid merupakan pondasi dasar dalam mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Seperti ilmu syari’at. Seperti ulama mengatakan bahwa ilmu Tauhid merupakan Tanah, Ilmu Fiqah merupakan Pagar sedangkan Ilmu Tasawuf dikatakan pagar. Ketiga ilmu tersebut saling ketergantungan namun pada dasarnya yang wajid Kita pelajari yaitu Ilmu tauhid tentang mengesakan Allah. Selain ilmu yang harus di pelajari selanjutnya mengajarkan kepada siswa sejak dini yaitu tata cara beribadah dan mencintai Alqur’an.
Untuk mencetak generasi berkarakter melalui cahaya ilmu agama dimulai dari penguatan pendidikan agama di keluarga. Keluarga sebagai lingkungan pertama harus menjadi teladan dalam menjalankan nilai-nilai agama, seperti kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab. Orang tua perlu menciptakan suasana yang mendukung siswa-siswa untuk belajar dan mempraktikkan ajaran agama, baik melalui doa bersama, membaca Kitab suci, maupun berdiskusi tentang nilai-nilai moral. Dengan pendekatan sepertiini, siswa-siswa akan mulai terbiasa menjadikan agama sebagai pedoman hidup mereka.
Selain itu, sekolah dan masyarakat memiliki peran yang tak kalah penting. Sekolah harus mengintegrasikan pendidikan agama dengan pembentukan karakter melalui kegiatan praktik seperti kerja sama, kepedulian sosial, dan toleransi antarumat beragama. Sementara itu, masyarakat perlu mendukung melalui lingkungan yang kondusif, seperti komunitas keagamaan yang aktif dan acara-acara berbasis moralitas. Kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat ini akan membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki akhlak mulia dan tanggung jawab sosial yang tinggi.
Simpulan:
Dalam hal ini lingkungan yang berbasih positif dan religus sangatlah berdampat besar tentang pendidikan dan proses pembentukan karakter sisiswa.Karena lingkungan yang baik akan menghasilkan karakter yang baik pula. Maka disini yang sangat berperan aktif yaitu orang tua. Orang tua merupakan Madrasahtulula (pembelajaran yang pertama). Mereka akan melihat setiap tingkah dan perbuatan yang dilakukan orang tuanya. Maka sebagai orang tua yang baik semestinya memerhatikan setiap langkah dan perbuatan yang diambil.
Selain lingkungan yang positif dan religius Kita juga harus memperhatikan mengenai cahaya ilmu agama. Ilmu agama merupakan pondasi utama dalam pembentukan karakter sisiswa. Karena pemupukan ilmu agama sejak dini akan menghantarkan ia ketempat yang lebih baik.
Penulis adalah guru SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara
0 Komentar