Membaca Dunia Siswa (Mengungkapkan Realitas Sosial Di Balik Meja Belajar)

Membaca Dunia Siswa (Mengungkapkan Realitas Sosial Di Balik Meja Belajar)

 

 

                                                                        Sumber: Dokumen Pribadi 

Oleh: Juliyanti,S.Pd

Di balik meja belajar, setiap siswa membawa latar belakang sosial yang sering kali tak terlihat, yang mempengaruhi cara mereka belajar dan berinteraksi. Faktor-faktor seperti kondisi keluarga, ekonomi, dan lingkungan sosial memainkan peran besar dalam proses pembelajaran mereka. Siswa dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi atau masalah sosial sering menghadapi tantangan yang lebih besar.  Kesulitan  mengakses sumber daya pendidikan atau kurangnya dukungan emosional di rumah, dapat memengaruhi motivasi dan partisipasi mereka dalam kegiatan sekolah.

Pemahaman guru terhadap realitas sosial siswa sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan relevan. Dengan menyesuaikan metode pengajaran berdasarkan kebutuhan dan tantangan sosial yang dihadapi siswa, guru dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka dan hasil belajar.

Baca Juga: Belajar Itu Seru!

Selain itu, menciptakan suasana aman dan terbuka, serta kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, akan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Siswa seringkali menghadapi tekanan sosial dari berbagai pihak, seperti teman sebaya, orang tua, dan tuntutan akademik yang tinggi.

Ketidaksetaraan dalam akses pendidikan, seperti keterbatasan sumber daya dan fasilitas juga menjadi hambatan bagi banyak siswa dalam mencapai potensi penuh mereka. Faktor-faktor ini mempengaruhi cara siswa belajar, berinteraksi, dan berkembang sebagai individu, baik di dalam maupun di luar kelas.

"Membaca Dunia Siswa" mengajak Kita untuk lebih memahami tantangan sosial yang dihadapi siswa, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, maupun pengaruh teknologi. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kondisi ini, Kita dapat menciptakan pendidikan yang lebih adil dan inklusif, serta memberikan solusi yang sesuai untuk mengatasi ketimpangan yang ada. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan akademik dan sosial siswa secara holistik.

 1.Mengenali Latar Belakang Sosial Siswa

Latar belakang adalah informasi yang memberikan pemahaman mengenai konteks atau kondisi yang melatarbelakangi suatu kejadian, peristiwa, atau fenomena yang sedang dibahas.

Langkah dalam  memahami latar belakang sosial siswa, seperti kondisi keluarga, ekonomi, dan lingkungan tempat tinggal mereka. Ini bisa dilakukan melalui observasi langsung, percakapan dengan siswa, atau berkomunikasi dengan orang tua dan wali siswa. Dengan informasi ini, guru bisa lebih peka terhadap tantangan yang mungkin dihadapi siswa.

Dengan memahami karakter dan realitas sosial siswa, guru dapat lebih peka terhadap kebutuhan mereka, baik di dalam maupun di luar kelas. Ini memungkinkan guru untuk membimbing siswa dengan lebih efektif, membantu mereka mengembangkan sikap yang lebih baik, seperti sopan santun, disiplin, dan ketertiban.

Perhatian guru terhadap kondisi sosial siswa di luar kelas juga sangat penting. Dengan pendekatan yang konsisten, guru dapat mendorong perubahan positif dalam perilaku siswa, membantu mereka menjadi lebih matang dan bertanggung jawab.

Meskipun tantangan dalam mendidik siswa sering kali besar, guru harus terus berusaha dengan sabar dan penuh perhatian. Ketekunan ini sangat penting untuk membantu siswa tumbuh dan mencapai potensi terbaik mereka.

Pendidikan di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan secara resmi atau formal, seperti pendidikan di sekolah dan universitas. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang didapat di masyarakat misalnya kursus. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang didapat dalam keluarga. Jadi Pendidikan yang digunakan untuk melakssiswaan pembangunan nasional merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah serta masyarakat. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/adminjurnal,+083.pdf Diakses 03 desember 2024

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara resmi di lembaga yang Diakui, seperti sekolah dan universitas, dengan kurikulum terstruktur dan tenaga pendidik berkompeten. Tujuannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan karakter peserta didik.Supaya pengetuhaunnya lebih dapat berkembang lagi. Pendidikan nonformal adalah pendidikan di luar sekolah, seperti kursus atau pelatihan, yang bertujuan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, sehingga dapat ilmu tambahannya.

Baca Juga: Antara Pertemanan Siswa dan Status Sosial

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh di dalam keluarga, melalui interaksi sehari-hari. Pendidikan sangatlah penting, karena dengan adanya Pendidikan jadi terarah kehidupannya,jadi lebih sukses, dengan adanya Pendidikan juga ada yang memberikan arahan,baik dari tidak tau menjadi lebih tau.kemu Dian dengan adanya guru yang mengajarkan jadi lebih cepat paham ataupun lebih mudah dimengerti.

Realita sekarang ini,  sebagian  siswa lebih malas belajar, tidak disiplin,  dan kurang sopan santun. Oleh  sebab itu,  guru-guru tetap membina supaya ada perubahannya,dengan adanya pembinaan dari guru Alhamdulillah banyak peubahannya menjadi lebih baik.

Selanjutnya, hal penting yang patut guru pahami mengenai peserta didik bahwa peserta didik adalah manusia yang memiliki sejarah, makhluk yang memiliki ciri keunikan (individualitas), membutuhkan sosialisasi di antara mereka, memiliki hasrat untuk melakukan interaksi dengan alam sekitar, dan rasa bebas dalam mengolah pola pikirnya. 

Pemahaman inilah yang seharusnya menjadi fondasi dalam mengembangkan teori maupun praktik pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi guru maupun tenaga pendidik lainnya untuk mengetahui karakter peserta didiknya, karena hal ini dapat dijadikan acuan dalam merumuskan strategi pembelajaran.Seorang tokoh dalam dunia pembelajaran bahkan menyatakan secara tegas bahwa, karakter peserta didik menjadi variabel yang palling berpengaruh dalam mengembangkan strategi pengelolaan pembelajaran.

Menurut Tadkiroatun Musfiroh menjelaskan bahwa karakter seorang individu mengacu pada serangkaian: 1).Sikap (attitudes), 2).Perilaku (behaviors),3).Motivasi (motivations), dan 4)Keterampilan (skills)

Sikap adalah cara seseorang memandang atau merespons sesuatu, baik itu objek, situasi, atau individu. Sikap ini mencerminkan perasaan dan pandangan seseorang yang bisa bersifat positif atau negatif. Sikap terbentuk melalui pengalaman pribadi, pengaruh dari lingkungan sosial, dan faktor budaya yang ada di seKitar individu.

Sikap juga dapat berubah seiring waktu, tergantung pada pengalaman dan pembelajaran yang diterima. Misalnya, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap pendidikan cenderung akan lebih termotivasi untuk belajar, sementara seseorang dengan sikap negatif mungkin akan merasa malas atau tidak tertarik untuk belajar.

Selanjutnya,perilaku adalah tindakan atau respons yang dilakukan oleh seseorang sebagai akibat dari sikap, pemikiran, atau kondisi tertentu. Perilaku bisa terlihat secara langsung, seperti berbicara atau bergerak, atau bahkan tidak terlihat, seperti cara berpikir atau merasakan sesuatu.

Perilaku ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sikap individu, norma sosial yang berlaku, lingkungan seKitar, dan kondisi emosional. Biasanya, perilaku seseorang mencerminkan sikap yang dimilikinya, meskipun terkadang bisa berbeda.

Sebagai contoh, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap belajar biasanya akan menunjukkan perilaku yang rajin belajar, sedangkan orang yang memiliki sikap negatif terhadap pendidikan mungkin akan cenderung menghindari aktivitas belajar.

Kemudian motivasi adalah dorongan yang mendorong seseorang untuk bertindak atau mencapai tujuan. Motivasi bisa bersifat internal, seperti keinginan untuk berkembang, atau eksternal, seperti ha Diah atau pengakuan. Motivasi yang kuat membantu seseorang tetap fokus dan gigih dalam menghadapi tantangan.

Sedangkan keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas dengan efektif. Keterampilan bisa teknis (misalnya, penggunaan alat) atau sosial (seperti berkomunikasi). Keterampilan diperoleh melalui latihan dan pengalaman, dan dapat terus berkembang seiring waktu.

Karakter peserta didik terbentuk karena dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, bagaimana ia berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang diseKitarnya, dan bagaimana ia memetik pembelajaran dari hal-hal yang terjadi dilingkungannya.

Karakter peserta didik terbentuk melalui pengaruh lingkungan sosialnya, yakni interaksi dengan orang-orang di seKitar mereka dan pengalaman yang didapat dari lingkungan tersebut.https://guruinovatif.id/artikel/memahami-karakter-peserta-didik-sebagai-langkah-mewujudkan-pendidikan-yang-berkualitas  Diakses 03 desember 2024

 2.Pengaruh Sosial terhadap Pembelajaran

Guru perlu mengamati bagaimana kondisi sosial siswa memengaruhi prestasi belajar dan perilaku mereka di kelas. Apakah siswa tampak kurang fokus, sering terlambat, atau kurang berpartisipasi? Menyadari pengaruh sosial ini membantu guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membutuhkan dukungan tambahan.

Supaya siswa dating lebih cepat lagi ataupun tepat waktu.Sekolah dan guru juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Guru yang mendukung dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi peserta didik. Lingkungan yang diciptakan oleh sekolah, baik fisik maupun psikologis, juga sangat memengaruhi proses belajar. Sekolah yang mendukung perkembangan sosial dan emosional peserta didik akan menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi pembelajaran yang efektif.

Masyarakat sekitar peserta didik juga berperan penting dalam membentuk pandangan mereka terhadap pendidikan. Nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat, seperti kedisiplinan, kerja keras, dan rasa hormat, sering kali membentuk sikap peserta didik terhadap proses belajar. Di era digital saat ini, media sosial dan teknologi semakin berperan dalam perkembangan sosial mereka. Meskipun dapat memperluas wawasan, penggunaan me Dia sosial yang tidak bijak dapat memberikan pengaruh negatif, seperti tekanan sosial atau gangguan terhadap konsentrasi belajar. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan teknologi secara bijaksana untuk mendukung perkembangan positif peserta didik.

Pengaruh sosial terhadap pembelajaran sangat besar karena peserta didik tidak hanya belajar dari materi, tetapi juga dari interaksi sosial yang mereka alami. Berikut beberapa pengaruh sosial terhadap pembelajaran:

1) Interaksi dengan Teman Sebaya: Teman sebaya dapat mempengaruhi sikap, motivasi, dan perilaku peserta didik. Diskusi, kerjasama, atau bahkan persaingan di antara teman dapat memperkaya pemahaman dan keterampilan mereka dalam belajar.

2) Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, dan guru sangat penting dalam membangun rasa percaya diri dan motivasi peserta didik. Lingkungan sosial yang positif akan meningkatkan semangat dan minat mereka dalam belajar.

3) Norma dan Nilai Sosial: Lingkungan sosial mengajarkan norma dan nilai yang mempengaruhi cara peserta didik berperilaku dalam pembelajaran. Ini mencakup kedisiplinan, rasa tanggung jawab, dan kemampuan bekerja dalam kelompok.

4) Pengaruh Budaya: Budaya tempat peserta didik tumbuh memengaruhi cara mereka belajar dan berpikir. Faktor budaya, seperti cara berkomunikasi, cara memecahkan masalah, dan sikap terhadap pendidikan, sangat memengaruhi cara mereka belajar.

Secara keseluruhan, lingkungan sosial memainkan peran penting dalam membentuk karakter, motivasi, dan sikap peserta didik terhadap pembelajaran.

 Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang Kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, misalnya dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga Kita, teman-teman atau kawan sekolah, kawan sepekerjaan, dan sebagainya.  Secara  tidak langsung, melalui radio, televisi, dengan membaca buku-buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya, dan berbagai cara yang lain Lingkungan sosial juga mencakup unsur-unsur budaya, norma, nilai-nilai, dan tradisi yang memengaruhi cara individu memandang diri sendiri dan dunia di seKitarnya. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan keputusan seseorang. Karena Faktor-faktor ini saling terkait dan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap motivasi, kemandirian, dan hasil belajar individu. https://www.kompasiana.com/reisya70482/6540f5b5110fce612c04ac32/pengaruh-lingkungan-sosial-terhadap-proses-pembelajaran. Diakses 3 Desember 2024

Selanjutnya , yang termasuk lingkungan sosial adalah masyarakat dan juga teman bermain. Lingkungan kumuh dan teman-teman bermain yang berkepriba Dian tidak baik  akan sangat mempengaruhi pembentuk kepriba Dian pada remaja.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kepriba Dian remaja adalah orang tua dan keluarga remaja itu sendiri. Keluarga dikenal sebagai lingkungan pembentuk kepriba Dian yang pertama.https://sman2rejanglebong.sch.id/pengaruh-lingkungan-sosial-terhadap-kepriba Dian-remaja/ Diakses 03 desember 2024

3.Menyesuaikan Metode Pembelajaran

Setelah memahami realitas sosial siswa, guru dapat menyesuaikan metode pengajaran untuk mendukung berbagai kebutuhan mereka. Misalnya, siswa yang menghadapi masalah pribadi atau ekonomi bisa diberikan tugas yang lebih fleksibel atau akses ke sumber daya yang mereka butuhkan, seperti bantuan akademis tambahan atau dukungan emosional.

Baik dari segi apapun guru tetap focus kepada siswanya supaya tidak ada yang terjadi seperti yang tidak di inginkan. Menyesuaikan metode pembelajaran sangat penting untuk efektivitas pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki karakter, minat, dan gaya belajar yang berbeda, sehingga metode harus disesuaikan. 

Baca Juga: Sekolah, Tempat Bermetamorfosa

Guru perlu memahami karakter peserta didik, seperti gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik, untuk memilih metode yang tepat. Selain itu, metode harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Misalnya, diskusi efektif untuk materi konsep, sementara demonstrasi cocok untuk keterampilan praktis. Guru juga perlu fleksibel dalam menggunakan berbagai metode, seperti pembelajaran berbasis proyek atau teknologi, agar pembelajaran lebih menarik dan sesuai kebutuhan peserta didik. 

Saat ini metode  yang diterapkan pada siswa memang sangat bervariasi. Lantas, menyesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar individu siswa merupakan prinsip inovasi pembelajaran dalam aspek apa? Setiap tenaga pendidik tentu harus mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan baik. 

Pasalnya, hal ini berkaitan dengan implementasi metode pembelajaran di sekolah terhadap para siswa. menyesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar individu merupakan prinsip inovasi pembelajaran dalam aspek apa? Jawabannya adalah aspek pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar yang mana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing, sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya.

Adapun penerapan metode pembelajaran seperti ini akan melibatkan penggunaan strategi, klinik, dan pendekatan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi menjadi pendekatan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dari tiap siswa di kelas.

Pada dasarnya, pendekatan ini mengakui bahwa setiap individu mempunyai gaya belajar, minat, dan kemampuan yang berbeda. Maka dari itu, guru harus mengadopsi strategi yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan tingkat mereka sendiri, tentunya sembari tetap mengejar tujuan pembelajaran yang sama. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, sudah pasti guru mempunyai peran yang sangat penting. Oleh karena itu, guru harus memahami setiap peserta didik secara individu, termasuk juga tentang kebutuhan, minat, dan kemampuan mereka.Dengan begitu, maka guru sebagai tenaga pendidik bisa merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dan juga relevan untuk setiap individu. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya keuntungan dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi, antara lain:

1) Mengakomodasi kebutuhan belajar yang beragam
2) Meningkatkan motivasi dan keterlibatan
3) Mendorong kolaborasi dan komunikasi
4) Mengoptimalkan potensi individu
5) Meningkatkan pencapaian akademik

Lalu,menyesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar individu siswa merupakan prinsip inovasi pembelajaran dalam aspek apa? Jawaban yang tepat berdasarkan ulasna di atas adalah aspek pendekatan pembelajaran berdiferensiasi (Anne)

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru menyesuaikan materi, metode, dan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam di antara peserta didik. Setiap siswa memiliki kecepatan, gaya belajar, dan minat yang berbeda, sehingga strategi pengajaran perlu disesuaikan agar semua siswa dapat belajar dengan optimal. 

Pendekatan ini melibatkan beberapa elemen utama, seperti menyesuaikan tingkat kesulitan materi, memberikan pilihan tugas, serta menciptakan suasana kelas yang mendukung berbagai gaya belajar, baik visual, auditorial, maupun kinestetik. Dengan cara ini, setiap peserta didik bisa belajar sesuai https://kumparan.com/berita-terkini/aspek-menyesuaikan-metode-pembelajaran-dengan-gaya-belajar-individu-siswa-23f9pItddoU/full diakses 3 desember 2024

Setiap peserta didik memiliki tata tertib sekolah adalah sekumpulan peraturan sekolah yang harus dipatuhi oleh seluruh siswa demi kelancaran proses belajar mengajar. Tidak hanya itu, dengan adanya tata tertib diharapkan seluruh siswa dapat hidup disiplin di sekolah.

Tata tertib sekolah memuat perintah dan larangan yang harus ditaati di lingkungan sekolah. Siswa akan dikenai sanksi apabila tidak mematuhi tata tertib sekolah.
Baca artikel detikedu, "Tata Tertib Sekolah dan Contohnya yang Perlu Dipatuhi Siswa"
 https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6156760/tata-tertib-sekolah-dan-contohnya-yang-perlu-dipatuhi-siswa. 03 Desember 2024

 4. Membangbun Empati dan Hubungan Positif

Guru perlu mengembangkan empati dan menciptakan hubungan yang terbuka dan positif dengan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan mendengarkan masalah siswa tanpa menghakimi, memberikan perhatian khusus kepada siswa yang menghadapi kesulitan, dan menciptakan ruang aman di kelas. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung kepercayaan dan komunikasi terbuka, siswa akan merasa dihargai dan dipahami. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk lebih memahami realitas sosial yang dihadapi siswa, serta membantu mereka mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran.

 Cara Membangun Empati

1) Belajar lebih peka. Peka terhadap hal-hal yang terjadi di seKitar.
2) Jangan tinggi hati. Dengan adanya rasa tinggi hati, sikap sombong akan tercermin dari diri seseorang.
3) Bayangkan apabila diri sendiri menjadi orang lain.
4) Menerima perbedaan.
5) Bertemanlah dengan siapa saja.
6) Jangan menghakimi. https://www.google.com/search?q=Membangun+Empati+dan+Hubungan+Positif&sca_esv=f020a7a3a9c0faaa&ei=nsZOZ8myJtCVg8UPhpuB4Qc&ved=0ahUKEwjJ-
 

5.Memberikan Dukungan yang Relevan dan Tepat

Langkah terakhir yang penting dalam mendukung siswa adalah memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik akademis, emosional, maupun sosial. Untuk dukungan akademis, guru dapat menye Diakan bimbingan tambahan atau tutor bagi siswa yang kesulitan dalam materi pelajaran.

Guru juga dapat menyesuaikan metode pengajaran, seperti menggunakan alat bantu visual, agar materi lebih mudah dipahami. Selain itu, memberikan waktu ekstra untuk ujian atau tugas dapat membantu siswa yang membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Dukungan emosional juga sangat penting, terutama bagi siswa yang mengalami stres atau kecemasan. Guru, bersama dengan konselor sekolah, bisa bekerja sama untuk memberikan sesi konseling dan mengajarkan teknik coping yang efektif, sehingga siswa dapat mengelola perasaan mereka dengan lebih baik. Menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka di dalam kelas juga akan membantu siswa merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa takut dihakimi.

Dukungan sosial turut berperan besar dalam perkembangan siswa. Guru dapat mendorong kerja sama antar siswa melalui kegiatan kelompok atau ekstrakurikuler yang membantu mereka membangun keterampilan sosial dan memperluas jaringan dukungan. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa lingkungan sekolah bebas dari bullying dan bahwa setiap siswa diperlakukan dengan adil.

Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran juga sangat bermanfaat, seperti dengan mengadakan pertemuan rutin untuk membahas perkembangan siswa. Kolaborasi antara guru, konselor, dan orang tua akan membantu siswa merasa dihargai dan mendapat dukungan yang mereka perlukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.Tentang dukungan sosial pastinya tidak asing lagi ya di telinga Kita. Secara umum, dukungan sosial dapat  Diartikan sebagai suatu upaya untuk memberikan penguatan kepada orang lain. Menilik dari teori tentang dukungan sosial (social support), sebetulnya ada dua bagian besar tentang dukungan sosial ini, yakni dukungan instrumental dan dukungan emosional. https://wilokaworkshop.id/apa-dan-bagaimana-sih-tentang-memberikan-dukungan-yang-tepat/

Dalam kehidupan, dukungan sosial dari orang-orang seKitar sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kehadiran orang lain yang membuatnya merasa dihargai dan diperhatikan. Dukungan sosial ini mencakup kenyamanan, perhatian, serta bantuan yang diberikan saat dibutuhkan, yang semuanya berperan dalam menjaga kesejahteraan individu.Dukungan sosial merujuk pada kehadiran orang-orang yang memberikan perhatian, penghargaan, dan bantuan kepada individu, sehingga individu tersebut merasa dihargai dan memiliki makna dalam lingkungan keluarga maupun sosialnya. https://repo.iai-tribakti.ac.id/1036/5/BAB%20II.pdf 03 November 2024

Menghadapi kenyataan sosial yang beragam di balik meja belajar, penting bagi pendidik untuk menciptakan pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan setiap siswa. Pendekatan ini melibatkan beberapa elemen, seperti: Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), Penggunaan Metode Inklusif, Penyesuaian Materi Pembelajaran.

 Menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran siswa tidak hanya bergantung pada interaksi di dalam kelas, tetapi juga pada hubungan yang terjalin antara sekolah, orang tua, dan masyarakat seKitar. Kerja sama yang erat akan membantu mengungkapkan dan mengatasi berbagai tantangan sosial yang mungkin  Dialami siswa. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:  Dialog terbuka dengan orang tua, program dukungan sosial.

Adapun Solusi yang tepat permasalahn  diatas untuk mengatasi tantangan sosial yang mempengaruhi pembelajaran siswa, solusi yang efektif melibatkan penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan kontekstual. 

Hal ini dapat dilakukan melalui metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) yang relevan dengan kondisi sosial siswa serta penggunaan pendekatan inklusif yang menghargai perbedaan dalam kebutuhan belajar. Selain itu, memperkuat kerja sama antara sekolah, orang tua, dan komunitas sangat penting, melalui  Dialog terbuka dan program dukungan sosial. Dengan menggabungkan pendekatan adaptif dalam pembelajaran dan kolaborasi yang solid, siswa dapat menghadapi tantangan sosial dengan lebih baik dan meningkatkan hasil belajar mereka.

 Simpulan:

Penting bagi guru untuk memahami latar belakang sosial siswa agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif. Pengetahuan tentang kondisi keluarga, ekonomi, dan lingkungan siswa membantu guru menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan pendekatan yang berbasis pada karakter siswa, guru dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Pembelajaran yang disesuaikan dengan latar belakang siswa akan lebih relevan dan efektif, karena memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan dan perkembangan mereka.

Selain itu, guru juga perlu membangun hubungan positif dengan siswa dan menciptakan suasana belajar yang aman dan terbuka. Hubungan yang baik antara guru dan siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Kerja sama yang solid antara sekolah, orang tua, dan masyarakat juga sangat penting untuk mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Dengan pendekatan yang berpusat pada siswa dan kolaborasi yang erat, tantangan sosial yang dihadapi siswa dapat  Diatasi, memungkinkan mereka untuk berkembang secara optimal baik di dalam maupun di luar kelas.

 Penulis adalah Guru SMK Negeri 1 Tanah Jambo Aye,Kabupaten Aceh Utara

 

 

 

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar