Setelah Ayah Menikah Lagi

 

 

 Sumber: Dreamina.capcut.com

Oleh: Fahrul  Reza 

Dua hal yang  Aku benci dalam hidup ini adalah,senja dan dermaga.Kelak suatu hari akan kuceritakan mengapa  Aku  membeci keduanya. Namun,sebelum itu,izinkan Aku cerita kepadamu tentang perempuan.Perempuan tegar, kuat dan mandiri.Perempuan paling hebat didunia.Perempuan istimewa yang di anugerahi surga di bawah telapak kakinya.Perempuan yang sepakat kita panggil  Ibu.

Jauh sebelum bencana itu tiba, Ibu-lebih tepatnya Ibuku,adalah perempuan yang paling ceria di kampung ini.Semua mengenalinya perempuan paling ramah dan pekerja keras. Jika kamu jalan-jalan ke kampungku, cobalah tanyakan nama  Ibuku pada penduduk setempat.Pastijawaban mereka,"Oh,bu Ros! yang berjualan makanan kaki lima didepan salon itu,kan? Yang ramah,yang paling murah senyum?",Begitu pernyataan orang-orang tentang Ibuku

Ya,  Ibuku penjual makanan kaki lima.lebih tepatnya berjualan pecal,tetapi orang di kampungku menyebutnya dengan sebutan "peucai", kampung ku terletak dekat dengan laut jadi banyak juga masyarakat di sini yang  pergi melaut karena letaknya yang strategis. Aku  berjanji jika Kamu berkunjung ke kampungku, Aku  akan mengajakmu keliling kampung  dan melihat betapa indahnya laut di daerahku.

Pagi-pagi buta  Aku  selalu menemani  Ibu ke pasar untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk berjualan pecal,  Ibu membeli sayuran ke tempat langganannya dan mendapatkan daun-daunan dengan harga yang lumayan murah dibandingkan di tempat-tempat lainnya.

Baca Juga: Kenangan yang Tak Terlupakan

Setelah selesai beli belanjaan yang dibutuhkan,  Kami  berduapun pulang. Setelah tiba di rumah, Ibu langsung memotong  satu persatu sayuran tersebut, lalu  Ibu mencuci sayurannya, dan merebus mie lidi untuk dibuat sebagai mie bumbu kacang, sekalian merebus mie  Ibu pun memasak air untuk merebus sayuran-sayurannya, setelah airnya mendidih  Ibuku pun langsung merebus sayuran tersebut. Setelah  selasai semua perlengkapan jualan  Ibu pun langsung merapikan tempat jualannya sebelum para pelanggannya datang. Ibu akan berjualan di depan salon temannya, tentunya dengan harga yang merakyat.

Pecal  Ibuku sudah sangat terkenal juara. Begitulah kata orang-orang,karena itu adalah jualan penerus dari nenekku yang sudah berjualan dari tahun 1978, banyak orang yang sudah merantau ke kota lain pasti asal kalau pulang kampung pasti akan beli pecal  Ibu ku, orang -orang kota yang menjadi langganan Ibuku, karena  Ibuku ada menjual juga bumbu kacangnya saja yang tinggal di taruh air panas untuk melarutkannya. Jadi banyak yang sebelum kembali merantau untuk membeli bumbu kacangnya milik  Ibuku.

Ibu tetap cantik meski tiap hari kulitnya terbakar dengan paparan sinar matahari. Ibu tetap cantik meski sudah memiliki tiga orang anak. Yang Aku  sukai dari Ibu adalah matanya. Mata  Ibu seolah penuh sihir, jernih teduh dan menenangkan, sempurna dan dari  Kami  bertiga kata orang  Aku  lah yang mewarisi mata indah  Ibu dan  Aku  sangat bangga.

Aku  si bungsu,yang selalu mengikuti  Ibu  kemana pun Ia pergi. Ibu yang ceria, punya banyak sekali cerita, paling jago membuatku berhenti menangis dan paling juara rasa masakannya. Jika  Aku  bertengkar dengan kakak-abangku. Ibu selalu menjadi penengah yang baik. Tak ada yang dibela, Ibu selalu berl Aku  adil kepada  Kami  semua.

" Ibu,jika  Aku  dewasa nanti, Aku  ingin seperti  Ibu"

"Memangnya Kamu melihat  Ibu seperti apa?"  Ibu bertanya tanpa menoleh karena sedang sibuk melipat pakaian yang sudah dicuci oleh kakak-ku.

" Ibu itu cantik,baik dan rajin berkerja"

" Ibu itu rajin karena hidup kita pas-pasan, nak"

"Tapi  Aku  tetap ingin seperti  Ibu,titik!"

"Baiklah,ingat pesan  Ibu,sesulit apapun keadaan,hidup tetap harus berlanjut.Kau harus tetap berkilau." Ia tersenyum menatapku.

"Aku  akan selalu berkilau dan  Ibu akan selalu bersinar."  Kami  tertawa bersama menyambut senja yang baru saja tiba.

 Baca Juga: Terdakwa Jalanan

Dua hal yang  Aku  benci dalam hidup ini adalah,senja dan dermaga.Kelak suatu hari akan kuceritakan mengapa  Aku  membeci keduanya.Namun,sebelum itu, izinkan  Aku  cerita kepadamu tentang perempuan. Perempuan tegar, kuat dan mandiri. Perempuan paling hebat di dunia. Perempuan istimewa yang dianugerahi surga di bawah telapak kakinya. Perempuan yang sepakat kita panggil  Ibu.

Beberapa malam terakhir ini, Aku  sering mendengar  Ibu menarik ingusnya seperti ada Isak yang tertahan, mungkin karena takut  Aku  terbangun. Aku  tahu  Ibu sedang menangis, bahunya sesekali berguncang, Ibu membelakangi  Aku ,mungkin saja  Ibu membekap mulutnya dengan bantal agar tak mengeluarkan suara.

Setelah memastikan  Aku  tertidur, Ibu akan berbalik dan membelakangi  Aku . Aku memutuskan tidak tidur lagi menemaninya menangi. Meski   Ibu tidak tahu bahwa  Aku  selalu menjadi saksi air matanya. Ingin sekali kuusap punggungnya dan berkata "Tenanglah, berhentilah menangis, apa pun yang terjadi  semua akan baik-baik saja, Bu."

Ibu berubah, benar-benar berubah semakin pendiam dan lebih banyak menyendiri. Ia jarang sekali memelukku. Ia lebih banyakmenghabiskan waktu dengan merenung, tak lagi seceria dulu. Ibu tidak pernah lagi menceritakan dongeng sebelum tidur kepada  Kami

Masakannya tak lagi seenak dulu, pun tak pandai lagi meredakan tangisku. Pernah  Aku berpura-pura merengek, tapi  Ibu bergeming. Tatapannya kosong menatap ke arah pintu. Pernah juga  Aku  bertengkar dengan Kakak, karena berebut gelas minum dan gelasnya pecah.  Kami  diam mematung, mengira  Ibu akan memarahi  Kami. Namun, ternyata  Ibu hanya menunduk mengumpulkan pecahan beling tanpa satu kata pun keluar dari mulutnya.

Ibu tak pernah lagi mengajakku pergi bersamanya. Menjelang sore,  Ibu akan pergi entah kemana dan melarangku mengikutinya. Para tetangga pun merasa heran dengan sikap  Ibu yang berubah seketika.  Ibu tidak sakit, ia tetap bekerja seperti biasa, hanya sikapnyalah yang berubah.

Ibu memang pandai menyembunyikan kesedihannya, tapi  Aku  bisa merasakan itu.  Aku  bisa melihat itu di mata  Ibu, matanya menyimpan sebuah rahasia yang tak boleh  Kami  ketahui

Dari kabar yang tak sengaja kudengar, Ayah telah menikah lagi di kota. Tentu saja tanpa sepengetahuan apalagi persetujuan  Ibu  Ayah memilih wanita yang mungkin lebih menarik dari  Ibu, yang telah melahirkan tiga orang anak dari rahimnya. Ah,  Ibu! Bagaimana mungkin kau menyembunyikan hal sebesar ini dari  Kami ? 

Ayah telah bahagia dengan keluarga barunya sampai lupa arah pulang. Ayah terlalu bahagia sampai lupa bahwa  Ibu setiap hari menatap ke arah pintu,dengan penuh harapan dia akan datang. Ayah mungkin melalui hari-hari yang bahagia dengan istri barunya, tapi  Ibu? Ia selalu gelisah dalam tidurnya, berharap akan ada kabar bahagia.  Ibu melalui harihari yang sulit. Apalagi setelah kehilangan Kak Binar.  Ibu seperti kehilangan separuh hatinya.

Aku  ingat betul malam itu, Kak Binar demam tinggi dan kejang-kejang. Di luar hujan sangat deras, yang bisa Kami   Aku kan hanya mengompres dahi Kakak dengan air hangat.  Ibu panik dan tak henti-hentinya menangis. Andai Ayah ada bersama  Kami, mungkin Ayah bisa menerobos hujan dan membawa Kakak berobat, agar Kakak tidak akan pergi untuk selamanya.

Secara fisik,  Ibu tampak baik-baik saja, tapi  Aku  tahu di dalam hatinya hancur. Ia berusaha tetap tegar demi ketiga putrinya. Tak ada yang tahu persis kesedihan di hati  Ibu. Ia memendamnya sendiri, dan kesedihan itu membunuhnya perlahan.

Dua hal yang  Aku  benci dalam hidup ini, senja dan dermaga. Mungkin inilah saatnya,  Aku menceritakan kepadamu kenapa  Aku  membenci keduanya. Senja dan dermaga telah mencuri  Ibu dariku. Menjelang senja,  Ibu akan pergi dari rumah. Setiap hari. Pulang saat malam telah benar-benar pekat.

Suatu hari,  Aku  pernah mengikuti  Ibu diam-diam. Benar saja,  Ibu pergi ke dermaga kayu, duduk sambil mencelupkan kakinya ke dalam air laut. Ia memandang matahari yang perlahan tenggelam. Andai saja bisa, ingin kuhapus senja dan kurobohkan dermaga ini. Agar  Ibu tak lagi pergi ke tempat terkutuk ini.  Meratapi Ayah yang telah mengkhianatinya.

Semenjak mengetahui ke mana  Ibu pergi, setiap hari  Aku  mengikutinya diam-diam.  Aku  sudah bertekad selalu menemani  Ibu dalam setiap tangisnya, dalam setiap kesendiriannya.  Aku  harus siaga di belakang Ibu.  Aku  takut  Ibu akan melukai dirinya.  Aku  takut Ibu akan menenggelamkan dirinya di dermaga, tenggelam bersama senja.

Langit tak sepenuhnya jingga.  Ibu membuang tatapan hampa.  Aku  menatapnya iba, tapi tak mampu menangis. Entah kenapa, semenjak melihat  Ibu setiap hari menangis, air mata Aku  tak bisa keluar. Bahkan saat Kak Binar pergi untuk selamanya, hanya  Aku  saja yang tidak menangis. Mungkinkah  Aku memang diciptakan tanpa memiliki air mata?  Aku  sudah tidak tahan lagi melihat  Ibu seperti ini,  Aku harus bicara. Harus!  Aku  mencoba memberanikan diri mendekati  Ibu.

“Ibu, sedang apa di sini?”  Aku  duduk perlahan di sampingnya, ikut mencelupkan kaki ke dalam air. Ibu menoleh sekilas, tersenyum tipis. Senyum yang sangat Aku  rindukan.  Ibu kemudian membuang pandangannya jauh, sangat jauh. 

“ Ibu,  Aku  ingat dulu saat  Aku  kecil, belum lancar berjalan, hanya bisa merangkak saja,  Ibu sering bercerita pad Aku  tentang banyak hal selain dongeng pengantar tidur. Meski  Ibu menganggap  Aku tidak mengerti, tapi saat itu  Aku  merekam setiap perkataan Ibu.” Ia sedikit terkejut, menoleh pad Aku  kemudian melempar kembali pandangannya.

 “Ada satu nasihat yang sampai saat ini  Aku  ingat. Dulu,  Ibu sering mengucapkannya sambil mengusap kepal Aku . Nak, jika kelak kau sudah besar nanti, jika kelak kau telah mencintai seseorang, cintailah ia karena agamanya, karena ketaatannya, karena kecintaannya kepada Sang Pencipta, karena wanita yang taat tidak akan tega menyakiti hatimu. Dulu,  Ibu juga sering bilang kalimat itu berulangulang ke bang Cahya, saat tahu ada wanita yang mengirim surat kepadanya. He-he-he.”  Aku  sengaja tertawa untuk mencairkan suasana.

Kali ini  Aku  melihat  Ibu menunduk, memandangi kaki  Kami  yang sempurna terendam air, satu titik air mata jatuh perlahan. Ia masih tetap diam satu titik air mata jatuh perlahan.

Ia masih tetap diam.“ Ibu,  Kami  sudah tahu kalau Ayah telah menikah lagi, meski  Ibu tak berani mengatakannya.  Aku  dan bang Cahya,menangis di kamar ketika mendengar kabar itu.  Kami  berdua telah berjanji, meski Ayah tak bersama  Kami  lagi,  Kami  wajib menjaga  Ibu.  Kami  wajib membahagiakan  Ibu.  Kami  wajib mempertahankan senyuman  Ibu.” Ia mengusap pipinya yang telah basah.

“Ibu, ada hal di dunia ini, yang memang ditakdirkan untuk tidak kita miliki. Ada juga yang ditakdirkan untuk kita miliki sementara, semata untuk memberikan pelajaran berharga. Semua sudah menjadi ketetapan-Nya. Besar kecilnya masalah yang menimpa kita, Tuhan pasti punya rencana terbaik dibalik itu. Bukankah kata  Ibu, Tuhan Mahabaik?”  

Ia menoleh, menatap mat Aku  dalam, perlahan mengusap pipiku.  Aku  memejamkan mata, meresapi sentuhan tangannya yang benar-benar  Aku  rindukan.

 “Nak, apakah  Ibu terlalu lama meninggalkan kalian? Hingga  Ibu tidak sadar kau telah tumbuh sedewasa ini, pemikiranmu tumbuh sebijak ini?” Ia kembali menunduk.

 “ Ibu, menangislah di depanku. Tak mengapa, sesakit apa pun penderitaan yang  Ibu rasakan, bagilah denganku. Ceritakanlah pad Aku .” Ia menatapku nanar, air mata itu semakin deras tak terbendung.

“Menangislah  Ibu, menangislah dengan suara pilu sekalipun, keluarkanlah segala sesak di hati  Ibu. Aku berjanji akan menjadi tempat terbaik untuk menampung sebanyak apa pun air matamu, Bu.” Kemudian tangisnya pecah, Ia menangis sejad-ijadinya.  Aku  memeluknya sangat erat. Menikmati irama tangisnya yang terdengar pilu. Sampai malam bertamu, bulan bundar sempurna bergantung di langit,  Ibu belum juga menyelesaikan tangisnya. 

Ibu yang selalu berpura-pura kuat di depan  Kami, menyimpan segala kepedihannya sendiri, akhirnya memuntahkan segala sesak di dadanya. Hari ini  Aku  bangga pada diriku,  Aku  telah berhasil membuat Ibu menangis di depanku.  Aku  telah berhasil meyakinkan Ibu bahwa perempuan tak sepenuhnya mesti tegar. Ada saat perempuan bisa menumpahkan segala kekecewaannya lewat air mata. Perempuan menangis bukan karena ia lemah, tapi menandakan betapa tegarnya dia.

Perlahan isaknya semakin mereda, kecil kemudian tak terdengar. Di bawah rembulan yang sempurna,Ia memegang tanganku erat.

“Nak, berjanjilah untuk tetap kuat, tak peduli sesulit apa pun kehidupan, tetaplah menjadi kuat. Kau tetap harus berkilau seperti rembulan malam."

"Dan  Ibu harus tetap bersinar seperti bintang di malam hari”  Aku  membalasnya.

 

Penulis adalah Siswa Kelas XI -1 Unggul SMA Negeri 1 Lhokseumawe  

Berita Terkait

Posting Komentar

24 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Saya Salsabila Khairi,menurut saya -sudut pandang cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama (aku)sebagai tokoh utama. Narator adalah anak bungsu dari tokoh "Ibu", yang menceritakan langsung pengalaman hidupnya, perasaannya terhadap ibunya, serta konflik yang terjadi dalam keluarganya.

    -Amanat / Pesan Moral
    Cerpen ini menyampaikan beberapa amanat yang kuat dan menyentuh:

    1. Perempuan tidak harus selalu kuat.
    Menangis bukan berarti lemah, tetapi bisa menjadi tanda bahwa seseorang telah terlalu lama bertahan.

    2. Jangan pernah menyembunyikan luka terlalu dalam. Bercerita, mengakui kesedihan, dan membaginya kepada orang-orang terdekat bisa membantu melepaskan beban emosional.

    3. Hidup harus tetap berjalan, seberat apa pun cobaan.Seperti nasihat ibu dalam cerita: "Sesulit apa pun keadaan, hidup harus tetap berlanjut. Kau harus tetap berkilau."

    4. Jadilah anak yang peduli dan penuh empati pada orang tua. Tokoh "aku" menjadi teladan bagaimana anak bisa menjadi sandaran emosi bagi ibunya.

    5. Setia dan tanggung jawab dalam rumah tangga itu penting.Pengkhianatan dalam pernikahan bukan hanya menyakiti pasangan, tetapi juga berdampak dalam pada anak-anak.

    -Penokohan

    Berikut ini penokohan tokoh utama dan beberapa tokoh pendukung dalam cerpen:
    1. "Aku"
    •Karakteristik:peka, penyayang, dewasa, penuh empati, cerdas.
    * Bukti:mampu membaca perubahan sikap ibunya, memahami kesedihan ibunya, bahkan menguatkan sang ibu.
    * Peran:tokoh utama yang mengalami konflik emosional dan menjadi pendorong penyelesaian cerita secara emosional.

    2. Ibu / Bu Ros
    •Karakteristik:penyayang, pekerja keras, tabah, rapuh dalam diam, mandiri.
    * Bukti:tetap berjualan meski ditinggal suami, menanggung beban rumah tangga, dan kehilangan anaknya dalam diam.
    •Peran: tokoh sentral yang menjadi sumber inspirasi dan konflik utama dalam cerita.

    3.Ayah
    * Karakteristik:egois, tidak bertanggung jawab.
    * Bukti: menikah lagi secara diam-diam dan meninggalkan keluarga tanpa kabar.
    * Peran:tokoh yang menyebabkan konflik dan luka emosional dalam keluarga.

    * Kak Binar: telah meninggal, dan kepergiannya sangat membekas pada ibu.
    * Bang Cahya:saudara yang peduli dan sedih atas keadaan keluarga, meski tidak banyak ditampilkan.
    * ⁠amanat dari cerita ini agar kita selalu kuat dan dalam menghadapi masalah,dan pantang menyerah

    BalasHapus
  3. Saya Amelia Andani, menurut saya dari cerpen tersebut, cerpen yang berjudul "Setelah Ayah Menikah Lagi" memiliki amanat tentang ketegaran seorang ibu yang tetap kuat meski ia terluka, harapan di tengah duka, serta cinta dan pengorbanan dalam keluarga. Dari segi penokohan, Bu Ros digambarkan sebagai sosok ceria, ramah, dan mandiri yang berubah menjadi pendiam setelah kehilangan, sedangkan tokoh "aku" sebagai anak bungsu yang sangat peka dan penuh kasih, menjadi penguat ibunya di saat sulit. Cerita ini memakai sudut pandang orang pertama, sehingga emosi terasa lebih dekat dan pembaca seolah ikut mengalami kisahnya. Secara totalitas, cerita ini kuat secara tema, bahasanya indah tetapi tetap mudah dipahami, alurnya tersusun sangat rapi, dan simbol seperti senja serta dermaga yang memperdalam makna tentang luka dan harapan.

    BalasHapus
  4. Menurut Ayla, Dari cerpen tersebut dapat diperoleh
    Amanatnya: Kita harus tetap kuat dan tidak putus asa meskipun kita menghadapi banyak cobaan hidup, dan sebagai keluarga kita harus saling mendukung dan saling mengasihi
    Penokohan: Ibu: seorang perempuan yang awalnya adalah wanita yang sangat kuat dan ceria tetapi suatu hari ibu berubah menjadi murung karena suatu hal,
    Aku: Peduli dan menyanyangi ibu
    ayah: meninggalkan ibu dan ketiga anaknya
    Sudut pandang: sudut pandang orang pertama yaitu “Aku” sehingga seakan akan cerita tersebut merupakan kisah asli pengarang tersebut
    Totalitas: Keseluruhan Cerita tersebut sangat lah bagus dan menyentuh karena pembaca bisa seakan akan merasakan keterlibatan dari cerpen tersebut.

    BalasHapus
  5. Nama:Ridho Rahim
    alur dari cerpen "Setelah ayahku menikah lagi" menyentuh hati dengan pesan yang begitu mendalam. Dan juga wanita jangan selalu bersikap tegar kepada diri sendiri karena wanita itu harus mencurahkan isi hatinya jangan pernah menyembunyikan perasaan walaupun sekecil apapun.

    sudut pandang
    dalam cerita ini bersudut pandang dengan si "aku" dengan bersikap tegar dan selalu berani untuk berbicara dengan ibunya yang sedang bersedih

    totalitas cerita
    menurut saya dari cerita awal yang ceria dan tiba tiba menjadi cerita sedih itu sangat menyentuh ke hati saya ceritanya sangat bagus dan tutur katanya sangat menyentuh ke hati
    dan pendalam karakternya sangat perfect

    BalasHapus
  6. Menurut Masitah Inayah,
    Amanat: pesan yang bisa diambil dari cerita diatas adalah kita dapat mengetahui bahwa dukungan dari orang orang terkasih sangat diperlukan di dalam kehidupan sosial apalagi dalam lingkungan keluarga, sederhananya cerita ini mengajarkan kita tentang kekuatan ikatan keluarga, dan pentingnya memberikan ruang bagi setiap individu, serta pentingnya dukungan dari orang2 sekitar.
    Selanjutnya pada Penokohan: karakter Ibu digambarkan sebagai wanita yang ceria, peduli pada anak nya, pekerja keras dan mampu membimbing anaknya dengan baik. Sedangkan pada karakter anak yaitu sang pengarang diceritakan sebagai anak yang patuh, ceria, baik dan sangat menyayangi ibu serta saudara-saudara nya. Lalu juga karakter saudara saudara sang pengarang sangat baik kepada orang tua nya serta sang adik (pengarang). Terakhir pada karakter sang ayah, digambarkan sebagai seseorang yang tidak setia, tidak bertanggung jawab baik kepada istri dan anak2 nya, sehingga karakternya itu memberikan konflik pada cerita di atas.
    Sudut pandang: yang dipakai pada cerita di atas adalah sudut pandang orang pertama, karna menggunakan pelaku utama dan menggunakan kata ganti saya/aku.
    Totalitas: Menurut saya, keseluruhan cerita pada cerpen di atas mengandung banyak pesan yang sangat bagus, cerpen diatas pun menceritakan tokoh tokoh yang sangat menarik karakternya, dan juga alur cerita yang sangat bagus dan menyentuh, disini banyak kita dapatkan nasihat dan pengajaran setelah kita membaca cerpen diatas.

    BalasHapus
  7. menurut azka : AMANAT: kekuatan ibu yang sangat kuat dan tegar menghadapi cobaan dalam hidupnya , sangat penting dukungan dari orang terdekat tentang dukungan emosional apalagi dari keluarga , tumbuh nya harapan tetap semangat hidup karena hidup tetap terus berjalan , berkorban betapa penuhnya cinta dan sayng nya terhadap leluarga
    SUDUT PANDANG : orang pertama (aku) , cerita sangat terasa mendalami dan terbawa dalam alur cerita , sangat menarik tentang rasa penasarannya dan simpati .
    PENOKOHAN : 1.bu Ros , sebelum beliau mendapat masalah , beliau ceria , penyayang dan sangat pekerja keras , setelah mendapat masalah , beliau menjadi pendiam , murung , dan banyak memendam masalahnya terhadap keluarga nya
    2. Aku
    sangat penyayang dan setia menemani

    TOTALITAS CERITA :

    • tema yang sangat tetap dan tidak keluar dari topik , tentang kehilangan dan cinta terhadap keluarga
    • bahasa yang lumayan tinggi , namun tetap jelas dan dapat di mengerti
    • detail yang sangat minimal , tapi penuh makna
    •dermaga dan senja menjadi tempat luka juga sebagai tempat penyembuhan

    BalasHapus
  8. Menurut alani amanatnya adalah seorang ibu yang kuat dan tegar walaupun ia terluka, ia menutupi semua luka lukanya di depan anak anaknya dan ia mampu menghadapi kesulitan yang terjadi pada keluarganya.

    Sudut pandangnya: adalah sudut pandang orang pertama, yaitu anak bungsu yang menceritakan kisah yang terjadi di keluarganya.

    Penokohannya:
    1.Aku, anak bungsu yang penyayang, perhatian dan dewasa.
    2.Ibu(Bu ros), seorang perempuan hebat yang memiliki sifat sabar dan penuh cinta
    3.Ayah, Egois meninggalkan keluarganya demi perempuan lain yang ia kenal di kota dan tidak bertanggung jawab.
    4.Kak binar, kakak perempuan yang meninggal karena sakit.
    5.Bang cahya, kakak laki laki yang baik dan ingin membahagiakan ibu.

    Totalitas pada cerita di atas adalah menggambar kan kasih sayang seorang ibu, kehilangan, dan cinta dalam keluarga, cerita ini penuh dengan makna yang mendalam.

    BalasHapus
  9. Menurut Liza,dari cerita tersebut yaitu:
    Penokohan
    1. Ibu:Memiliki karakter yang sabar,pekerja keras,penyayang dan tegar.
    2. Anak sulung: penyayang,bijak,dan pengertian.
    3. Ayah:Egois,dan tidak bertanggung jawab.
    Sudut pandang nya yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama.
    Untuk amanat cerita ini yaitu:
    Jangan pernah membuat sesuatu yang bikin sekeluarga merasa kecewa dan sedih,karna luka yang telah di pendam akan terasa sangat berat sehingga bisa membuat hari"kita terasa hampa.
    Totalitas nya yaitu:
    Di cerita cerpen ini ia memiliki totalitas yang menggambarkan konflik batin sehingga satu keluarga merasa sedih.dan cerpen ini berhasil membuat sang pembaca menjadi sedih dan tersentuh hati.

    BalasHapus
  10. nama: anique sufara dinie

    jadi, menurut saya, cerpen ini punya beberapa poin penting

    seperti amanatnya tentang pentingnya keluarga, peran ibu, dan komunikasi antara anak dan ibu.

    lalu ada sudut pandangnya dari anak bungsu yang bikin pembaca paham perasaannya

    penokohannya Ibu yang kuat tapi punya kelemahan, dan anak bungsu yang peduli sama ibunya

    lalu ada totalitasnya udah lengkap, alurnya jelas, dan penokohan yang mendalam bikin pembaca nyaman

    BalasHapus
  11. saya Kayla Pranita Rizky, menurut saya cerpen tersebut memiliki amanat tentang ketabahan hati seorang ibu yang tetap kuat untuk anak-anak nya walaupun ibu tersebut juga terluka. Untuk tokoh "Bu Ros" memiliki karakter ceria, mandiri, dan kuat walaupun diberi banyak cobaan. Untuk tokoh "aku" memiliki karakter perhatian dan peka terhadap keadaan ibu nya. cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama, karna di cerpen tersebut menggunakan kata "aku". Semua bagian dari cerpen ini sangat luar biasa, dengan cerita yang sangat menyentuh hati pembaca

    BalasHapus
  12. menurut intan salsabila
    Amanat:Tetap tegar dan ikhlas menghadapi kenyataan yang pahit, dan sangat penting ketabahan seorang ibuu kepada keluarganya

    penokohan: si anak yang merindukan keluarganya yang utuh
    Ibu yang tegar,sabar, dan kuat meski disakiti.
    Ayah Meninggalkan keluarga mya jadi luka bagi ibu dan anak.

    Sudut pandang: si anak menyaksikan langsung perubahan sang ibu dan si anak bisa merasakan penderitaan sang ibu

    Totalitas: cerpen ini sangat bagus menggambarkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga yang di tinggalkan tapi juga menunjukkan ketegaran karena sang ibu yang sangat kuat



    BalasHapus
  13. Saya Cut Mazaya Elponka, pengarang menggambarkan alur cerita dengan alur campuran (maju-mundur).

    Penokohan
    -Aku (Narator/Anak)
    Peka dan Perhatian: Dia langsung sadar kalau ibunya lagi sedih, meskipun ibunya menyembunyikan sesuatu. Dia mendengar suara kecil tangisan ibunya.

    -Ibu
    Tangguh dan Pekerja Keras: Ibu dijuluki "perempuan paling hebat", jualan pecal, dan dikenal ramah sama orang kampung.

    Sudut Pandang
    Cerita ini diceritakan dari sudut pandang orang pertama "Aku". Jadi, si narator itu langsung dia sendiri yang mengalami dan menceritakan apa yang dia rasain, lihat, dan pikirin tentang ibunya. Ini bikin kita sebagai pembaca jadi lebih gampang ngerasain emosi dan perspektif si anak secara langsung. Kayak lagi dengerin cerita dari si anak itu sendiri.

    Amanat
    Pesan utamanya adalah, jangan kira kalau perempuan atau ibu itu selalu harus kuat dan nggak boleh sedih. Justru, kalau mereka akhirnya nangis dan ngeluarin semua beban, itu malah nunjukkin seberapa tangguhnya mereka menahan itu semuanya sendirian. Nangis itu bukan tanda seseorang lemah, tetapi dia kuat dan tegar setelah semua apa yang terjadi.

    Totalitas
    Cerita ini sangat menyentuh dan mengandung bawang terutama bagi anak yang melihat ibunya memendam segala rasa sakit yang dirasakan.


    BalasHapus
  14. menurut aisy
    Amanat:
    1.Kekuatan Perempuan: Sosok Ibu digambarkan kuat dan tegar,
    2.Pentingnya Dukungan Emosional: Anak menjadi tempat ibu bersandar secara emosional
    3.Harapan di Tengah Kesedihan: Hidup harus terus berjalan meski sulit.
    4.Cinta dan Pengorbanan Keluarga
    Sudut Pandang:
    1.Menggunakan sudut pandang orang pertama (“Aku”)
    •Informasi diungkap bertahap, memperkuat rasa simpati
    Penokohan:

    Bu Ros (Ibu)
    •Sebelum bencana: Ramah, ceria, penyayang.
    •Setelah bencana: Pendiam,menutupi kesedihan demi anaknya.
    •Perubahan karakter: Akhirnya menangis dan mulai menerima kenyataan

    Aku (Anak bungsu)
    •Observatif, penyayang, setia
    •Menyadari kesedihan Ibu
    •Tidak menangis untuk dirinya

    Totalitas Cerita:
    •Tema kuat dan relevan: Tentang kehilangan, dan ketahanan.
    •Struktur narasi efektif: Pembukaan dan penutupan
    •Bahasanya jelas dan Penuh makna emosional.
    •Detail kecil tapi bermakna: Seperti mata Ibu yang “penuh sihir” dan tradisi jualan pecal
    •Simbolisme mendalam: Dermaga dan senja menjadi simbol tempat luka sekaligus penyembuhan

    BalasHapus
  15. menurut syifa shabrina amanat dari cerpen " setelah ayah menikah lagi" menegaskan bahwa menangis tidak selalu tentang kesedihan namun ada menangis karena rasa haru yang mendalam.dan juga kebahagian itu tidak perlu mewah namun arti dalam kebahagiaan itu adalah orang yang kita sayangi selalu ada disisi kita

    dan dari segi penokohan tokoh "aku" yaitu tokoh utama yang paling berpengaruh dalam cerita,yang membuat haru para pembaca dikarenakan sikapnya terhadap ibunya.tokoh aku sangat sangat mandiri dan juga penyemangat bagi tokoh ibu yang sangat hebat

    totalitas dalam cerpen adalah cara penyampaian cerita dari penulis membuat pembaca ikut merasakan cerita yang dialami hingga cerita ini bukan hanya untuk dibaca namun dirasakan dari lubuk hati tentang cinta anak kepada ibunya

    BalasHapus
  16. Saya Raysul Fairuzi, menurut saya cerita ini memiliki amanat yaitu menyampaikan pesan yang sangat berharga. ketegaran dan ketabahan seorang ibu yang tetap kuat meski dirinya terluka, serta pengorbanan untuk anak-anaknya. Untuk penokohan, Bu Ros memiliki karakter yang ramah, murah senyum, dan mandiri tetapi semua itu berubah setelah ia “kehilangan”. Kemudian tokoh “Aku” sebagai anak bungsu yang perhatian dan peka terhadap ibunya serta memberi kekuatan kepada ibunya di sasaat yang sulit. Sudut pandang cerita ini yaitu oeng pertma, sehingga emosinya terasa lebih mendalam sehingga pembaca dapat merasakan alur dari cerita tersebut serta menyentuh hati untuk totalitasnya yang bisa kita ambil adalah seprti ibunya nya walaupun tikda mempunyai lagi suami tapi tetap bisa memotivasi diri untuk lebi baik dan kuat

    BalasHapus
  17. jadi menurut Naurah
    cerpen ini mengandung amanat: Jangan remehin orang yang keliatannya biasa aja.

    Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah:
    Aku: anak yang bingungan.
    Ibu: orang yang kuatdan tegar
    kakak: yang meninggal karna mengidap penyakit.
    Ayah: orang yang membuat masalah.


    Sudut Pandang dari cerita: kita ikut merasakan sedih dan bingungnya si tokoh pertama "aku".

    Totalitas nya adalah: penulis berhasil membuat kita masuk dan merasakan apa yg terjadi didalam cerita(cerpen).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cerita ini menurut Gebrina Seorang Ibu Ros sangat kuat, ketabahan, dan pengorbanan seorang ibu dalam menghadapi kesulitan hidup, pengkhianatan dari suami dan kehilangan anak.
      Pentingnya komunikasi dan dukungan keluarga ,komunikasi terbuka dan dapat membantu seseorang mengatasi masalahdan trauma.
      Kita juga harus menerima kenyataan dan tetap bertahan dengan badai kehidupan meskipun sulit, cerita ini menyiratkan bahwa ada hal-hal dalam hidup yang harus diterima dan dilepaskan. tidak masalah untuk menunjukkan kelemahan dan mencari dukungan.
      Cerita ini di buat oleh Reza melalui sudut pandangnya yang dimana kita dapat merasakan berada langsung didalam cerita pengalamannya dan ibunya
      Tokoh ibu Ros
      yang merupakan perempuan tegar dan kuat, digambarkan sebagai sosok yang ceria, ramah, pekerja keras, dan menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya pergi dan tokoh Aku atau Reza adalah ank bungsu yang anaksangat mengamati dan peduli terhadap Ibunya.
      Serta tokoh Ayah yang tidak hadir didalam cerita namun menjadi penyebab utama
      tidak muncul secara langsung, Ayah adalah penyebab utama penderitaan . Ia digambarkan sebagai sosok yang egois dan melupakan keluarganya.
      Kak Binar adalah tokoh yang kepergiannya menambah lapisan kesedihan bagi Ibu dan keluarga. kak binar menjadi pengingat beratnya cobaan yang mereka hadapi.
      Bang Cahya adalah abng laki laki yang berani dan berjanji untuk menjaga dan membahagiakan Ibu
      Cerita ini menggunakan bahasa yang sederhana tapi juga puitis pembaca lebih masuk ke dalam cerita dngn mudah dan menyentuh hati pembaca

      Hapus
  18. menurut rozaan dapi , amanat dari cerita tersebut adalah : seberat apapun penderitaan yang ditanggung , seorang ibu akan tetap berjuang demi anak anaknya. meski hati hancur , ia tetap tersenyum dan menjalankan perannya sebagai seorang ibu serta perempuan yang menangis bukan berarti lemah, tetapi air mata adalah bukti betapa kuatnya mereka bertahan

    sudut pandang cerita : menurut saya cerita ini di tulis dengan sudut pandang orang pertama yang ditandai oleh penggunaan kata ganti “ aku” dengan memakai sudut pandang ini , pembaca seolah olah masuk ke dalam hati tokoh utama, merasakan hangat dan kesedihan secara mendalam

    tokoh dari cerita tersebut
    1 . aku ( narator) :
    - anak bungsu dari tiga bersaudara
    - peka , bijak , sangat mencintai ibunya
    - ⁠tumbuh menjafi anak yang penuh empati dan keberanian emosional
    2. ibu
    - Sosok perempuan tangguh, mandiri, dan penuh cinta.
    Dikhianati oleh suami, kehilangan anak, namun tetap bertahan demi anak-anaknya
    Ia sosok yang menyembunyikan luka demi menjaga keluarganya tetap utuh.

    - Meski kuat, ternyata ia pun butuh tempat untuk menangis dan melepaskan beban.



    3. Ayah (Disebut Secara Tidak Langsung):
    • Mengkhianati istri dan anak-anaknya, menikah lagi diam-diam, dan menghilang begitu saja.
    4. Kak Binar: Anak pertama yang telah meninggal.

    • Sosok yang dicintai oleh ibu dan adik-adiknya.
    Kepergiannya memperdalam luka sang ibu.

    5 . Bang Cahya: •Kakak dari tokoh utama.
    Bersama sang adik, berusaha menjadi penopang dan penjaga ibunya setelah ayah mereka pergi.


    totalitas dalam cerita : cerita ini terlihat dari bagaimana penulis membangun alur emosi secara perlahan namun dalam. Dari suasana nya yang hangat penuh kasih antara ibu dan anak, cerita berkembang menjadi potret luka batin yang menyayat karena pengkhianatan dan kehilangan. Setiap adegan ditulis dengan hati, membuat pembaca ikut larut dalam suasana, merasakan kehangatan, kepedihan, dan kerinduan secara nyata.
    Penggunaan simbol seperti senja dan dermaga memperkuat kesan emosional, menjadi lambang harapan yang pupus dan luka yang tak kunjung sembuh. Cerita ini menyentuh karena tidak hanya menggambarkan ketegaran seorang ibu, tetapi juga kedewasaan seorang anak dalam memahami dan menerima kenyataan pahit. Keduanya saling menguatkan, menjadikan kisah ini utuh, jujur, dan menyentuh hati.

    demikian yang saya dapat simpulkan sekian terimakasih ..

    BalasHapus
  19. Nama: cristiano Albert Amos Napitupulu
    jadi menurut saya cerita ini memiliki amanat yang sangat berharga karena cerita tersebut menyampaikan sosok ketegaran dan ketabahan seorang ibu yang tetap kuat meski dirinya terluka dan ditinggalkan oleh suaminya.Untuk penokohan, “Ibu”memiliki karakter yang ramah, murah senyum, dan mandiri tetapi semua itu berubah setelah ia kehilangan anaknya yang meninggal karena mengidap penyakit.Kemudian tokoh “Aku” sebagai anak bungsu yang selalu perhatian dan peka terhadap ibunya serta memberi kekuatan kepada ibunya di saat keadaan yang sulit dan keadaan sedih.Lalu ada sudut pandang dalam cerita tersebut yaitu orang pertama “Aku” membuat pembaca dapat merasakan alur cerita karena memiliki emosi yang mendalam pada cerita ,serta menyentuh hati pembaca.terakhir ada totalitas,apa yang bisa kita ambil dari totalitas adalah seorang ibu yang yang walaupun telah di tinggalkan oleh suaminya tetapi masih kuat untuk memotivasi dirinya sendiri dan tetap mandiri.

    BalasHapus
  20. Menurut Saya,Muhammad Fayyadh Arda, amanat yang disampaikan di cerita tersebut adalah perjuangan manusia yang memiliki Surga di telapak kakinya,yaitu seorang ibu.Ibu Ros yang selalu nampak kuat dimata anaknya menggambarkan betapa kerasnya perjuangan seorang "madrasatul ula" Untuk terus memberi contoh yang baik dan memenuhi kebutuhan anaknya.Hal ini membuka pola pikir kita tentang ibu, dengan segala pengorbanan yang telah dilakukan meskipun ada luka pedih yang menyayat hati baiknya,seorang ibu enggan bercerita kepada anaknya.Namun,anak juga memiliki peran penting di hati ibu,bak pelita dan cahaya di hati ibu yang sedang gelap dan akan bersinar jika dibutuhkan.komunikasi,diskusi,dan nasihat serta kekuatan emosional dari seorang anak kepada ibunya akan sangat dibutuhkan sebagai pondasi kuat di keharmonisan keluarga, meskipun kekasih hati/ayah sudah berkhianat kepada sang ibu.Namun, kekuatan dari kebersamaan antara seorang ibu dan anaknya bisa menjadi penopang kuat untuk terus menjalani hidup dengan senyum dan semangat.

    Sudut Pandang :
    Penulis menggunakan kata ganti "aku" atau "saya" untuk menjadi narator cerita. Pembaca hanya mengetahui apa yang dirasakan dan dialami oleh tokoh "aku" tersebut.

    Tokoh dan Penokohan :

    Aku (Narator) :
    -Baik,bijak dan pandai secara emosional
    -menjadi anak yang memiliki simpati dan empati
    Ibu :
    -sosok penyayang dan penuh senyuman
    -suka memendam masalah
    -bijak dan pandai dalam menasihati
    Ayah :
    -pengkhianat terhadap istri dan anak anaknya.
    Kak Binar :
    -Kakak pertama dari si bungsu yang sudah meninggal
    Bang Cahya :
    -Menjadi kakak yang meneruskan perjuangan ibunya

    Untuk Totalitas cerita,cerita ini memilki aspek emosional yang tinggi,dari berbagai kejadian yang telah terjadi menimpa sebuah keluarga yang telah dikhianati oleh kepala keluarganya sendiri.cerita ditulis dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna yang mendalam,pembaca seolah-olah masuk dalam cerita tersebut ketika membacanya,penggunaan kata "Senja" Dan "dermaga" menjadi unsur utama dicerita ini karena dua hal ini adalah yang paling membuat penasaran pembaca terhadap apa kejadian yang terjadi selanjutnya.Jadi,cerita ini bernuansa sedih yang bagus untuk dibaca dan diambil maknanya.

    demikian hanya ini yang dapat saya sampaikan,terimakasih 😁.

    BalasHapus
  21. Menurut Depiaa,dari cerpen tersebut ada beberapa hal yang bisa disimpulkan antara lain :
    a.Sudut Pandang : "Aku" adalah posisi penulis sebagai tokoh utama yang menceritakan kisahnya ditandai dengan kata "Mataku" & "Persaanku".
    b.Penokohan & Karakteristik Tokoh:
    Tokoh "Aku" sebagai anaknya yang memiliki rasa emosional yang kuat seperti senang & sedih.Dapat dilihat pada saat ibunya mulai berubah dan tidak seperti biasanya.
    Tokoh "Ibu" yang memiliki karakter tegar dan mandiri serta sabar menahan luka batin,ditandai dengan kesabarannya untuk tidak mengungkapkan rasa sedihnya kepada anaknya.
    c.Amanat,Tetap kuat dan sabar walau dilanda berbagai masalah
    d.Totalitas,Terdapat rasa emosional yang kuat dan suasana batin yang sulit untuk diungkapkan.Ditambah dalam pembuatan cerita tersebut mengandung metafora (perumpamaan) dan simbolis yang membuat cerpen tersebut menjadi indah.

    sekian kesimpulan dari saya,terimakasih

    BalasHapus
  22. Nama: Rafif Al Asyraf
    Alur yang di gambarkan dalam teks cerpen "Setelah Ayah Menikah Lagi" tersebut sangat menyentuh hati dan sangat mendalam. Kisah ini menunjukkan bahwa cerita seorang anak yang membenci senja dan dermaga karena ia tak sanggup melihat ibunya menangis di dermaga kayu dan waktu senja karena perbuatan ayahnya.

    Tokohnya
    Ada seorang ibu yang sedih karena orang yang sangat dicintai nya meninggal kan nya dan menahan rasa sedihnya di depan anak-anak nya.
    Yang kedua ada tokoh aku dia adalah seorang adik yang memiliki sikap tegar dan selalu berani dan mengambil keputusan buat ibunya disaat ia menangis.

    Sudut pandang
    Sudut pandang menurut saya dari cerpen ini adalah mereka membuat cerpen yang menggambarkan dirinya dalam kehidupan sehari-hari harinya dan dia memiliki sifat yang sangat baik dan tabah.

    BalasHapus
  23. menurut saya azzahra nabila putri
    amanat dari cerita tersebut
    Sebesar apa pun luka dalam hidup, kita harus tetap semangat dah jangan sedih
    tokoh
    Aku – Tokoh utama, anak bungsu yang perhatian , penyayang dan baik hati
    Ibu – seorang ibu yg kuat mandiri dan penuh kasih sayang namun terluka gara gara ayah yg jahat
    Ayah – Suami yang jahat menikah lagi diam-diam dan meninggalkan keluarga.
    Kak Binar – Anak tertua yang meninggal karena sakit.
    Bang Cahya – Kakak laki-laki yang menyayangi ibu
    totalitas Emosi yang mendalam dan personal
    Dengan sudut pandang orang pertama, pembaca bisa merasakan kesedihan, kebingungan, dan harapan tokoh utama secara intim.

    BalasHapus