Sumber Gambar; Dokumen Pribadi
Muklis Puna
Penaku tajam merajang malam,
Melintang aral mengunyah kisah
Kau masih saja mengobral isi kitab -kitab suci
Di atas panggung, cacing kremi mendendang lagu
Melintang aral mengunyah kisah
Kau masih saja mengobral isi kitab -kitab suci
Di atas panggung, cacing kremi mendendang lagu
Tintaku gegap- gempita di keramaian
Suara serak berubah jadi bisu
Kau sulam harapan dalam rajutan nafsu
Jemarimu menikam lawan,
Suara serak berubah jadi bisu
Kau sulam harapan dalam rajutan nafsu
Jemarimu menikam lawan,
Baca Juga:Pagi yang Lembab
Telunjuk mengundang tafsiran ganda
Tintaku semakin deras menghujam
Kadang muncrat ke wajah penuh noda
Kau tetap memperkosa masa
Di atas derita jelata Kau terlelap
Igauanmu menjerat mangsa
Kadang muncrat ke wajah penuh noda
Kau tetap memperkosa masa
Di atas derita jelata Kau terlelap
Igauanmu menjerat mangsa
Air mata jelaga Kau tampung dalam tempayan
Kau basuh kaki pada tanjakan tangga pertama
Petualangmu tetap kutata berjudul- judul
Janjimu telah kulafal bagai isi kitab dan mahzab
Kau basuh kaki pada tanjakan tangga pertama
Petualangmu tetap kutata berjudul- judul
Janjimu telah kulafal bagai isi kitab dan mahzab
Kini kau di ujung jalan menuntas kisah
Lagu lama Kau nyanyikan penuh syahwat
Sudah kuurai beribu goresan tentang mu
Dari kepompong hingga bersayap kupu- kupu
Terbang tak berbayang, pulang kembali dalam bungkusan
Lagu lama Kau nyanyikan penuh syahwat
Sudah kuurai beribu goresan tentang mu
Dari kepompong hingga bersayap kupu- kupu
Terbang tak berbayang, pulang kembali dalam bungkusan
Mengeram larva berharap jadi lalat
Menebar virus pada tubuh -tubuh lusuh
Menebar virus pada tubuh -tubuh lusuh
Lhokseumawe, November 2024
0 Komentar