Memahami Jenis, dan Sistematika Teks Ceramah dalam Bahasa Indonesia

Memahami Jenis, dan Sistematika Teks Ceramah dalam Bahasa Indonesia

 

Portaljember.pikiran-rakyat.com

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

Konsep teks ceramah merupakan salah satu bentuk wacana lisan yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak umum. 

Ceramah sendiri biasanya disampaikan oleh pembicara yang memiliki keahlian atau kompetensi di bidang tertentu, seperti agama, pendidikan, politik, atau sosial. Tujuan dari ceramah adalah untuk memberikan motivasi, inspirasi, atau pemahaman kepada pendengar tentang suatu hal tertentu.

 Pengertian Ceramah

Ceramah merupakan suatu kegiatan yang sudah tidak asing lagi bagi setiap orang. Depdiknas (2002:103) menetapkan pengertian ceramah adalah ”Pidato yang bertujuan memberi nasihat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar.” 

Dapat dipahami bahwa dalam kegiatan ceramah melibatkan dua komponen, yaitu komponen penyampai ceramah atau pembicara, dan komponen pendengar ceramah atau audio. Penyampai ceramah adalah orang yang menyampaikan ceramah atau disebut juga pembicara tunggal, sedangkan pendengar ceramah adalah orang atau hadirin yang mendegarkan ceramah.

Adapun ceramah menurut Widodo (2007:3) ”Ceramah adalah uraian singkat yang disampaikan secara lisan di depan umum. Uraian yang dimaksudkan dapat berupa petunjuk, informasi atau bahkan pesan-pesan yang bermanfaat bagi pendengar. Selanjutnya, Anwar (2003:108) ”Ceramah adalah pidato yang membahas tentang suatu masalah.” Memahami pengertian tersebut maka ceramah adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk membahas suatu masalah di depan umum.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ceramah adalah pidato yang membahas suatu masalah yang disampaikan secara lisan di depan umum. Masalah yang dibahas dalam ceramah dapat menjadi ajaran, pedoman, atau nasihat bagi pendengar atau audien.

Jenis-jenis Ceramah

Widodo (2007:5) membagikan ceramah secara garis besar ke dalam dua jenis, yaitu ceramah umum dan ceramah khusus. Kedua jenis tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1 Ceramah Umum

Ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasihat-nasihat atau petunjuk-petunjuk kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Dalam ceramah umum isi keseluruhan ceramah adalah bersifat menyeluruh, tidak ada batasan apapun baik dari pendengar yang tua maupun muda. Ditinjau dari materinya juga tidak dapat ditentukan atau sesuai dengan acara. Contohnya pidato kenegaraan tentang cara menjaga kedaulatan NKRI.

2. Ceramah Khusus

Ceramah khusus adalah ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada pendengar atau khalayak tertentu dan juga lebih bersifat khusus, baik dari segi materi maupun segi situasi pendengar. Dalam ceramah khusus banyak batasan yang dibuat, mulai dari pendengar yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga harus disesuaikan dengan keadaan pendengar. Contohnya, peringatan Tahun Baru Islam, atau peringatan hari besar Islam, seperti Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, bulan Puasa, dan Halal Bihalal.

3.Sistematika Ceramah

 Sistematika dapat dikatakan sebagai susunan atau struktur. Dalam hal ini sistematika yang dimaksud adalah sistematika penyampaian cera ah. Adapun sistematika ceramah menurut Widodo (2007:3) ”Sistematika ceramah terdiri dari 1) pembuka ceramah, 2) isi ceramah, dan 3) penutup ceramah.”  Sistematika  tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1)  Pembuka Ceramah

Pada bagian pembukaan ceramah biasanya diawali dengan salam, penghormatan, pujian-pujian dan penentuan topik yang akan disampaikan. 

2)    Isi Ceramah

Pada bagian isi ceramah, biasanya memuat tentang pembahasan topik ceramah yang disampaikan. Maka pada bagian penyampaian isilah pendengar dapat menemukan pesan-pesan atau ide-ide pokok permasalahan yang disampaikan oleh penceramah. Ide-ide pokok dalam ceramah dapat berupa informasi, pesan, nasihat/amanah, bahkan juga ajakan untuk melakukan sesuatu hal kebaikan.

3 )  Penutup Ceramah

Pada bagian penutup, penceramah biasanya menarik kesimpulan dari isi uraian yang telah disampaikan. Pada bagian ini pula terdapat salam penutup.


Baca  Juga:Kantor DP3AP2KB Kota Lhokseumawe Sosialisasi Hari Anak Sedunia di SMAN 1 Lhokseumawe

Selanjutnya sistematika ceramah menurut Godam (Ismail, 2009:1) sistematika ceramah terdiri atas empat, yaitu: 1) pembukaan dengan salam pembuka, 2) pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, 3) isi atau materi ceramah secara sistematis yang terdiri dari maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dan sebagainya, dan 4) penutup, yang terdiri dari kesimpulan, harapan, salam penutup.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistematika penyajian ceramah terdiri dari, yaitu pembukaan, pendahuluan, isi, dan penutup.

Berikut ini penulis sertakan satu contoh teks  ceramah singkat sebagai berikut:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan kesehatan pada kita  sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang sederhana ini.selawat dan salam ke pangkuan Nabi Muhammad saw yang telah membimbing umat sehingga kita dapat membedakan antara hak dan bathil. Penghormatan saya kepada hadirin yang telah berkenan hadir pada hari ini. Adapun tujuan saya berdiri di hadapan anda sekalian adalah untuk menyampaikan ceramah singkat saya yang berjudul ”Menciptakan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas”.

Hadirin yang terhormat,

Seiring dengan perkembangan dan peningkatan teknologi yang semakin pesat, maka beragam pula tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu, sebagai langah awal yang harus ditempuh oleh bangsa kita yaitu menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Proses pembangunan ekonomi yang menekan pada pertumbuhan melalui eksplorasi dan eksploitasi secara besar-besaran Sumber daya Alam (SDA), ternyata telah mengesampingkan upaya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Melaui kebijakan sektor pendidikan yang seragam dan penekanan pada pendalaman filosofi kenegaraan, tidak mungkin dihasilkan lulusan siap pakai. Dengan kurikulum yang tidak mengakomodasikan cirri dan keperluan kedaerahan, dihasilkan lulusan yang tidak dapat segera menerapkan ilmu yang dipelajarinya. Ke depan, keragaman budaya dan lokalitas daerah harus mewarnai penyusunan kurikulum pendidikan. Muatan lokal harus lebih diperhatikan. Disamping penanaman sifat dan sikap keagamaan yang utama.

Dengan dana yang memadai bagi sektor pendidikan, program wajib belajar sembilan tahun pun dimungkinkan. Dengan demikian para orang tua dan anak didik tidak lagi pusing memikirkan pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). 

Baca Juga: 

Apabila program SDM dilakukan secara terarah dan terencana, pemanfaatan SDA dapat dilakukan oleh para ahli Indonesia sendiri. Dengan demikian, pemborosan devisa dapat ditekan. 

Jika upaya peningkatan kualitas SDM berhasil dengan baik, maka TKI/TKW yang dikirim ke luar negeri mempunyai keahlian dengan spesialisasi yng tinggi. Dengan demikian, hal itu akan makin menambah besarnya devisa Negara melalui pengiriman uang dari luar negeri ke dalam negeri (Remmitances).

Hadirin yang terhormat,

Demikianlah ceramah singkat saya pada hari ini, semoga dapat menjadi bahan kajian kita semua untuk ke depan dalam mempersiapkan generasi yang memiliki SDM yang berkualitas. Wabillahi taufiq walhidayah, wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh.


Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe


 

 


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar