Malu Aku, Mendayu dalam Perahu

Malu Aku, Mendayu dalam Perahu

 

                              Sumber: Foto: AP Photo/Yousef Masoud

Muklis Puna

Kabut asmara memabukkan rasa 
Penasaran menghujam dada
Angan meradang memberotak pada rasa
Torehan manja mengendap dalam jiwa
Ujung pena  tertatih lemah menulis kenangan 
Semilir angin rindu  merayu kalbu

Baca Juga: Potrait Kota Tua

Entahlah...!
Entah siapa mengusirku dari gersangnya  tenggorokan 
Ah..!
Neg rasanya menyelami rentetan rindu tak bersumbu

Baca Juga:Kita Satu Susuan Berbeda Rasa

Malu Aku....!
Mendayu- dayu dalam perahu di atas riak di musim surut
Saudaraku di belahan negeri Palestina   
Mereka merangkak di antara bau mesiu dan desingan peluru

Bola mata dijerat malam  menopang kantuk, 
Karena pelatuk milik serdadu selalu mengetuk pintu malam
Kepalan batu menggantung  di lambung mengusir lapar
Gubug- gubug  tempat berteduh diaduk-aduk peluru musuh
Gumpalan asap dan kabut mesiu dijadikan air penyegar jiwa

Ah.....!

Masih banyak lakon menggantung dalam imaji tentang mu
Mengapa rindu harus Kukisahkan

Ah...!
Egoisnya diriku


Lhokseumawe, November 2024

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar