Mengapa Praktik dan Teori Tidak Bisa Seimbang



Oleh : Muhammad Gamel Syahdan

Guru guru sering memberikan banyak tugas berupa teori, akibatnya banyak siswa siswi yang tidak paham. Apa lagi setiap tugas yang di berikan seperti pada buku berupa gambar, malah di hitung menggunakan rumus yang harusnya kita praktikan sendiri agar materi bisa di pahami secara cepat dan merata oleh siswa. 

Dampak lainnya banyak siswa siswa yang unggul dalam materi teori mengalahkan siswa siswa yang kurang dalam teori menyebabkan praktik tidak bisa mengimbangi teori dan anak yang di anggap cerdas oleh guru yang menurut guru tersebut hanya bisa di bidang teori saja.

Dampak lainnya banyak siswa yang tidak semangat belajar karena materi tersebut hanya di isi teori teori yang di jawab oleh anak yang cerdas dalam teori saja, yang padahal mungkin murid cerdas tersebut belum tentu bisa mengalahkan murid yang pandai dalam praktik. 

Sebab lainnya adalah guru yang malas melakukan aktivitas yang banyak gerak menyebabkan ruang lingkup belajar uang di lakukan hanya di kelas kelas saja, padahal jika kita berfikir kembali kita bisa melalukan praktikum di dalam kelas. Sebaiknya praktik dalam belajar juga harus di tanggapi agar praktuk bisa mengimbangi teori.

Guru beranggapan bahwa penjelasannya yang secara berjam jam memiliki hasil yang jelas, sedangkan murid yang lambat dalam teori menurut guru tersebut muridnya tidak memahami cara mengajarnya yang membuat guru tersebut merasa insecure, ataupun guru tersebut berfikir bahwa muridnya tidak mendengarkan saat dia mengajar.

Sebab lain juga karena guru tersebut merasa cocok atau sepemikiran dengan murid yang pandai dalam teori tersebut karena langsung mengerti apa yang sedang dia jelaskan, dan tidak butuh waktu lama untuk mengerjakan soal soal berikutnya yang akan di berikan selanjutnya.

Selanjutnya, murid pintar dengan prosesor octa core lebih disukai guru, terutama guru yang sudah ceramah berbusa-busa non-stop di depan kelas, karena untuk pertama kalinya dalam hidup akhirnya ada yang mengerti mereka. Sementara murid dengan prosesor dual core yang daya tangkapnya lamban biasanya membuat si guru jadi insecure. https://id.quora.com/Mengapa-guru-di-sekolah-lebih-memperhatikan-murid-yang-pintar-dibanding-yang-agak-lamban diakses tanggal 14 setempber 2024

Maksud dari kutipan di atas adalah, guru lebih suka murid yang memahami mereka karena setelah menghabiskan waktu berjam jam dia menjelaskan, ada hasil yang di dapatkan dari muridnya tersebut. Membuat merasa bangga pada diri sendiri dan semakin percaya diri untuk mengajari murid murid yang lain karena berhasil menjadi seorang guru yang di butuhkan muridnya.

Guru lebih menyukai praktik dari pada teori merupakan bukti nyata yang sangat jelas bisa di rasakan oleh para siswa siswi, terbukti dengan pada saat pembelajaran terdapat gambar yang dimana siswa siswi harus memperhatikan gerakan pada gambar tersebut namun guru menyuruh mereka tidak usah melakukannya karena bisa di pikirkan oleh rumus rumus yang di hafalnya.

Padahal jika di praktikkan akan lebih membuat siswa siswi secara merata memahaminya karena tidak semua dari mereka mampu menghafal rumus rumus yang begitu banyak, karena pikiran para siswa siswi tidak harus mampu pada satu mata pelajaran saja, tetapi banyak mata pelajaran lain juga yang memiliki rumus harus kita hafal dan pahami juga.

Selanjutnya, guru menyukai teori karena menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik setidaknya guru dapat memahami apa dan bagaimana sebenarnya proses belajar itu terjadi pada diri peserta didik, sehingga guru dapat mengambil tindakan pedagogik dan edukatif yang tepat bagi penyelenggaraan pembelajaran. Selain itu guru dapat memilih dan menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang luwes, variatif, dan efektif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. https://lib.ummetro.ac.id/index.php?p=show_detail&id=7606#:~:text=Dengan%20menguasasi%20teori%20belajar%20dan,yang%20tepat%20bagi%20penyelenggaraan%20pembelajaran diakses pada tanggal 19 September 2024

Maksud dari artikel di atas adalah, Guru ingin melakukan pendekatan dalam proses pembelajarannya karena guru juga merupakan orang tua kedua di sekolah, guru harus memahami kondisi keadaan siswa saat pembelajaran yang berarti harus mengenal muridnya lebih dalam lagi.

Fasilitas tidak memadai juga menjadi hambatan bagi para siswa siswi untuk melakukan pembelajaran secara praktik. Semuanya yang di butuhkan tidak tersedia membuat para guru enggan menyuruh para siswa siswi untuk mencari bahan sendiri karena memang harusnya fasilitas praktik itu sendiri sudah harus sudah di sediakan.

Penyebab fasilitas yang tidak memadainya karena tidak adanya tenaga kerja yang mengelola anggaran fasilitas yang telah di sediakan oleh pemerintah, tidak ada yang mengecek persediaan akan sangat berpengaruh ketika saat di pergunakan. Saat siswa siswi akan melakukan proses pembelajaran dengan sarana fasilitas yang tidak di perhatikan maka akan sangat memperlambat proses pembelajaran.

Selanjutnya, Sarana dan prasarana menjadi faktor yang sangat diperlukan dalam menunjang proses belajar-mengajar karena sarana dan prasarana dapat memudahkan para peserta didik untuk lebih baik lagi dalam belajar, maka dari itu sarana dan prasarana harus diperhatikan dalam pendidikan. https://iainutuban.ac.id/2021/11/02/kurangnya-sarana-dan-prasarana-menghambat-proses-belajar-mengajar/ diakses tanggal 19 September 2024

Maksud dari kutipan di atas adalah, sarana dan prasarana sangat berpengaruh saat proses pembelajaran karena jika tidak memadai akan menghabat proses pembelajaran. Sarana dan prasarana juga menjadi kondisi utama masalahnya praktik tidak mampu mengimbangi teori.

Simpulan :

Praktik tidak selalu menyeimbangi teori karena keterbatasan sumber daya, variabilitas konteks, dan kompleksitas masalah di dunia nyata. Selain itu, pengalaman dan keterampilan yang berbeda dalam praktik sering kali tidak sejalan dengan asumsi teori. Artinya adalah dengan teori orang orang berfikir bahwa itu adalah buktinya nyata yang simple karna tidak perlu banyak melakukan aktivitas. 

Apa lagi jika sarana dan prasarana fasilitas yang tidak di sediakan akan mengeluarkan dana sesuai yang di butuhkan dimana itu akan mengeluarkan dana yang cukup besar untuk hanya melakukan praktik saja belum dana lain untuk hal hal lain.

Teori mendominasi karena memberikan kerangka konseptual yang jelas dan sistematis untuk memahami fenomena. Teori juga memungkinkan prediksi dan generalisasi, yang membantu dalam pengambilan keputusan. 

Selain itu, teori sering kali didukung oleh penelitian dan data yang kuat, menjadikannya sebagai acuan utama dalam banyak bidang. Keberadaannya memberikan legitimasi dan struktur yang penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan praktik banyak terhalang dalam berbagai fakta contohnya kekurangan fasilitas karena anggaran dana.

Penulis adalah Siswa Kelas  XI . 1 Unggul SMAN 1 Lhokseumawe

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar