Oleh: Muklis Puna
Salam rindu telah kusematkan
Pada pangkuan malaikat berganti tempat
Angin malam telah kutaburi mantra keselamatan
Bulan sabit menyemburkan semilir
Lewat jejak cacing tanah kukirim rindu
Pada pangkuan malaikat berganti tempat
Angin malam telah kutaburi mantra keselamatan
Bulan sabit menyemburkan semilir
Lewat jejak cacing tanah kukirim rindu
Semalam kau bertandang dalam mimpi
Kulihat tanganmu mengapit bulan pucat basi
Lorong waktu semakin jauh kau tempuh
Tangisan bocah mengganggu malammu
Tangan keriput melambai pulang
Aku.membisu kelu mengaduh nasib
Kulihat tanganmu mengapit bulan pucat basi
Lorong waktu semakin jauh kau tempuh
Tangisan bocah mengganggu malammu
Tangan keriput melambai pulang
Aku.membisu kelu mengaduh nasib
Lama sudah aku tak menjenguk gubug mu
Atap pelepah luluh dibakar musim
Teras depan tampak keropos di mangsa matahari
Laba-laba menjaring waktu dalam kamarmu
Masa telah menculik aku dalam waktu sekarat
Atap pelepah luluh dibakar musim
Teras depan tampak keropos di mangsa matahari
Laba-laba menjaring waktu dalam kamarmu
Masa telah menculik aku dalam waktu sekarat
Salam hangat buatmu wahai Indukku
Terimakasih telah kau luangkan sulbimu
Tak kuasa ku putar haluan jarum berdenting
Tak mampu kuseret matahari ke sudut malam
Tak sanggup ku hentikan roda gila berputar
Hanya katupan bibir membuncah namamu
Terimakasih telah kau luangkan sulbimu
Tak kuasa ku putar haluan jarum berdenting
Tak mampu kuseret matahari ke sudut malam
Tak sanggup ku hentikan roda gila berputar
Hanya katupan bibir membuncah namamu
Sebelum katup berganti kutub
Akan ku iring jalanmu di lorong penuh harap
Esok hari kutunggu dirimu
Pada lembaran titian hidup
Akan ku iring jalanmu di lorong penuh harap
Esok hari kutunggu dirimu
Pada lembaran titian hidup
aku akan bersimpuh pada lutut keriput
Lhokseumawe, Oktober 2023
0 Komentar