Pemilihan Wakil Ketua Osis Diserahkan Kepada Ketua Terpilih

 Oleh : Quilla Adzkya 

Setiap sekolah tentunya memiliki wadah sebagai sarana kegiatan para siswa dan siswi yang diadakan untuk menyalurkan pembinaan terhadap siswa. Salah satu wadah atau sarana tersebut adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Diadakannya OSIS bertujuan untuk wadah penampungan aspirasi para siswa dan sebagai penghimpun siswa maupun siswi yang memiliki ketertarikan terhadap pengelolaan organisasi dan kepemimpinan. Pengelolaan kepemimpinan yang dimaksud terdapat pada awal pemilihan untuk susunan pejabat OSIS utama, yaitu Ketua OSIS, Wakil Ketua OSIS, Sekretaris OSIS, dan Bendahara OSIS yang tersusun dari hasil pemilihan umum yang telah diadakan. Umumnya, pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS dilakukan secara terpisah dengan berbagai cara. 

Cara yang dimaksud adalah pemilihan Ketua dan Wakil Ketua dari pihak sekolah atau pemilihan yang dilakukan langsung oleh masyarakat sekolah. Setelah dilakukan pemilihan dari salah satu cara tersebut, umumnya para calon pejabat OSIS diarahkan untuk mengikuti seleksi dengan berbagai tahapan. Contoh cara di sekolah pertama, tahapan seleksi yang diikuti adalah tahapan wawancara, psikotes, dan membaca Al-Quran. Setelah tahapan-tahapan tersebut diselesaikan, para calon pejabat OSIS sekolah pertama melakukan debat studi kasus mengenai pengelolaan tugas-tugas OSIS. Berbeda dengan cara sekolah kedua. Para pejabat OSIS langsung dipilih dalam satu kali pemilihan oleh masyarakat sekolah, yaitu siswa, siswi, dan para guru sekolah kedua. Calon dengan suara terbanyak akan menjadi Ketua OSIS, suara terbanyak selanjutnya akan menjadi Wakil Ketua OSIS, dsb.

Perbedaan cara pemilihan Wakil Ketua OSIS ini menimbulkan opini atau argumen baru mengenai salah satu pemilihan pejabat OSIS ini, yaitu sebaiknya, pemilihan Wakil Ketua OSIS diserahkan kepada ketua yang terpilih. Setelah ditinjau lebih dalam, terdapat masalah-masalah yang timbul akibat pemilihan Wakil Ketua OSIS yang diserahkan kepada pihak sekolah dan masyarakat sekolah. Masalah-masalah tersebut antara lain, perbedaan pendapat yang menyebabkan perselisihan internal maupun eksternal, kurangnya kekompakan antara pejabat OSIS khususnya Ketua dan Wakil Ketua, kepemimpinan yang terpecah dan ketidakcocokan dalam menjalankan tugas karena mempunyai visi dan tujuan yang berbeda,  tingkat partisipasi yang kurang karena adanya campur tangan sekolah dalam pemilihan, dan kepemimpinan serta perjalanan tugas yang tidak konsisten karena masalah pemilihan awal. Maka dari itu tentu saja, argumen mengenai pemilihan Wakil Ketua OSIS diserahkan kepada Ketua terpilih lebih dilirik dan digunakan sebagai cara pemilihan oleh beberapa sekolah untuk menghindari masalah-masalah yang akan muncul nantinya. Namun, mengapa argumen mengenai cara pemilihan wakil ketua osis sebaiknya diserahkan kepada ketua terpilih lebih tepat dibandingkan cara-cara umum lainnya?

Kelancaran Komunikasi dan Kecocokan antara Ketua dan Wakil Ketua OSIS

Komunikasi dan kecocokan antara Ketua dan Wakil Ketua serta para pejabat OSIS tentunya diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas OSIS selama masa periode bekerja. Komunikasi yang lancar dapat membantu melancarkan dialog penting dalam menjalankan tugas dan dapat menghindari terjadinya miskomunikasi dari pejabat OSIS, khususnya Ketua dan Wakil Ketua, maupun para anggotanya. Misalnya, saat dijalankan kegiatan dengan OSIS sebagai pengelola kegiatan tersebut, tentunya harus ada diskusi antar pejabat OSIS yang dipimpin oleh hasil diskusi awalan dari ketua dan wakil ketua OSIS. Jika saat diskusi awalan antar Ketua dan Wakil Ketua OSIS terjadi perselisihan maupun perbedaan pendapat yang signifikan, banyak hal-hal yang tak terduga bisa terjadi. Mulai dari konflik internal dan eksternal, munculnya sikap acuh tak acuh satu sama lain antara Ketua dan Wakil Ketua, dsb. 

Hal ini tentu saja perlu dihindari dengan melakukan pemilihan wakil ketua osis yang sebaiknya diserahkan kepada ketua terpilih. Sang ketua terpilih tentunya memilih pasangan yang memiliki hubungan komunikasi yang baik dengannya dan mampu menyalurkan ide-ide cemerlang yang tidak bertolak belakang dalam menjalankan tugas-tugas kedepannya. Tentu saja tujuan awal dari pemilihan wakil ketua yang diserahkan kepada ketua terpilih dapat dituju dengan baik, yaitu meminimalisir terjadinya kurangnya kelancaran komunikasi dalam bertugas.

Kelancaran Komunikasi juga tercakup dalam salah satu tujuan yaitu adanya kesamaan antar ide, visi, dan misi. Dengan adanya kesamaan antar ide, visi, dan misi tersebut terjadi, maka ketua dan wakil dapat dengan mudah memperoleh gagasan-gagasan yang ditujukan dalam penyelesaian masalah maupun dalam kinerja dalam bertugas. Dengan kesamaan terhadap gagasan-gagasan ide, visi, dan misi tersebut dapat berkolaborasi menjadi gagasan yang membentuk hasil kinerja yang bagus dan sesuai dengan tujuan. Setelah mendapatkan hasil kolaborasi tersebut, tentunya peran komunikasi akan muncul dari umpan balik berupa evaluasi yang akan ditonjolkan atau ditanyakan oleh Ketua dan Wakil Ketua OSIS. Hasil evaluasi nantinya akan berupa cara untuk mengatasi masalah yang timbul saat bertugas dan akan menghasilkan solusi yang memuaskan bagi seluruh anggota petugas OSIS. Hasil evaluasi tersebut, akan menghindari terjadinya masalah pada kinerja OSIS kedepannya karena sudah diwaspadai, dan membuahkan hasil kinerja yang baik dan sesuai dengan misi atau tujuan utama.

Kecocokan antara ketua dan wakil ketua OSIS juga sangat diperlukan, karena jika terjadi perbedaan dalam menuangkan ide maupun penyelesaian masalah dalam bertugas, akan menimbulkan masalah yang sama dengan kurangnya kelancaran komunikasi. Maka dari itu, ketua yang terpilih tentu saja lebih baik memilih wakil ketuanya sendiri agar memiliki wakil dengan pemikiran dan aspirasi yang sama dengannya dan menghindari serta meminimalisir terjadinya masalah nantinya saat bertugas. 

Dapat dilihat dari SMK TI Global Bandung yang berhasil menyukseskan acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada awal tahun ajaran karena adanya kekompakan dan semangat yang didasari oleh kelancaran berkomunikasi dan kecocokan yang didasari oleh Ketua dan Wakil Ketua OSIS yang terpilih, serta jabatan utama dan susunan umum lainnya. Pengelolaan kegiatan MPLS ini tentu saja penting bagi setiap masyarakat sekolah dan kegiatan penting ini ditugaskan dan disukseskan oleh OSIS yang dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua OSIS. Hal ini menunjukkan, dengan adanya kelancaran dalam berkomunikasi dan kecocokan, permasalahan atau kegiatan apapun akan sangat membantu dalam menjalankan tugas sebagai seseorang yang tergabung dalam organisasi. https://desadalung.badungkab.go.id/-Berita%20Desa/42908-kekompakan-dan-semangat-pengurus-osis-sukseskan-mpls-smk-ti-bali-global-badung, Diakses 3 September 2023.

Kepercayaan, Tanggung Jawab, dan Kebebasan sebagai Pemimpin

 Setelah terpilih menjadi seorang Ketua, sudah seharusnya memiliki kepercayaan yang didapatkan dari beberapa pihak. Beberapa pihak yang dimaksud adalah pembina OSIS dan pihak sekolah. Dengan kepercayaan tersebut, ketua yang terpilih harus bisa memilih wakil ketua yang sesuai untuknya dan melancarkan kegiatannya dalam bertugas serta bertanggung jawab dalam perannya sebagai ketua yang terpilih. Selain itu, ketua yang terpilih sudah seharusnya diberikan kebebasan dalam memilih wakil yang akan menjadi rekannya yang akan menemani dan menjalankan tugas kedepannya. Jika hak-hak tersebut tidak diberikan kepada ketua yang terpilih, hal ini tentu menyebabkan masalah-masalah yang nantinya timbul tanpa tanda dan dugaan.

Kepercayaan sebagai pemimpin telah diberikan kepada ketua OSIS yang terpilih dari berbagai pihak, seperti dari siswa dan siswi, rekan-rekan pejabat OSIS dan anggota-anggota OSIS, serta kepercayaan dari diri sendiri untuk menjadi seorang Ketua. Kepercayaan tersebut akan membentuk tanggung jawab kepada Ketua OSIS untuk memilih wakilnya sendiri secara adil dan bijaksana. Kepercayaan tersebut juga akan membuahkan hasil yang berani untuk menghadapi tantangan bersama dengan rekannya, yaitu Wakil Ketua OSIS yang sudah dipilih oleh Ketua OSIS. 

Tanggung jawab sang Ketua OSIS akan bekerja jika dilaksanakan dengan wakil yang dipilihnya dalam menjalankan tugas seperti kegiatan-kegiatan OSIS, anggota-anggota OSIS, dan tanggung jawab terhadap sekolah yang mencakup menjaga reputasi sekolah dan memastikan kegiatan OSIS di sekolah menghasilkan kegiatan OSIS positif sesuai dengan nilai-nilai janji siswa. Kebebasan juga diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat untuk OSIS. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk membuat keputusan seperti pemilihan Wakil Ketua OSIS, kebebasan untuk berinovasi dalam menciptakan ide-ide dan proyek-proyek yang baru dan efektif, dan kebebasan dalam berkomunikasi antar pejabat dan susunan lainnya dalam rangka menjalankan tugas.

Contohnya di MTs Uswatun Hasanah, ketua OSIS yang terpilih diberikan kepercayaan untuk Memimpin, Mengkoordinasikan, Menetapkan, dan mengevaluasi kebijakan dalam OSIS untuk menjadikan OSIS sebagai organisasi yang baik dan bijak. Salah satu kebijakan tersebut adalah dengan menetapkan wakil ketua OSIS yang juga akan membantu ketua OSIS dalam memimpin, mengkoordinasikan, menetapkan, dan mengevaluasi kebijakan dalam OSIS untuk menjadikan OSIS sebagai organisasi yang baik dan bijak. Hak-hak ini tentu saja akan memberikan hasil yang baik dari ketua dan wakil ketua yang terpilih dalam menjalankan kewajibannya yaitu tugas-tugas yang sudah ditunjuk kepada mereka. https://osismtsunhas.wordpress.com/tugas-dan-kewajiban-pengurus-osis/, Diakses 3 September 2023.

 

Meminimalisir Tindakan Manipulasi, Konflik dan Dendam, dan Inefisiensi Waktu

Tindakan manipulasi dapat terjadi dimana saja dan dari segi kasus apapun, misalnya dalam manipulasi hasil pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS. Manipulasi tersebut dapat terjadi dengan cara apapun, contohnya sebab ada pengaruh eksternal seperti popularitas atau sebaran rumor dari mulut ke mulut mengenai calon wakil ketua OSIS, dapat mempengaruhi hasil pemilihan wakil ketua osis tersebut. Kasus tindakan manipulasi ini sering terjadi dalam pemilihan di beberapa sekolah, sebagian besar, kecondongan hasil pemilihan wakil ketua OSIS disebabkan oleh popularitas calon wakil ketua OSIS yang mendaftar. Konflik dan dendam pun bisa terjadi karena kasus ini. Karena, pastinya ada calon atau pihak lainnya yang tidak terima akan pendapat satu sama lain. Untuk meminimalisir konflik dan dendam tersebut, tentu saja pemilihan Wakil Ketua OSIS sebaiknya diserahkan kepada ketua terpilih. Kemudian, untuk mengefisienkan waktu dalam pemilihan, ketua terpilih harus diberikan hak untuk menentukan wakilnya sendiri. Karena, jika tahapan-tahapan dalam pemilihan terlalu panjang dan lama, masyarakat sekolah seperti siswa dan siswi akan kurang berpartisipasi secara perlahan terhadap topik pemilihan wakil ketua OSIS dan pemilihan pejabat serta susunan umum lainnya.

Tindakan manipulasi tersebut bisa diminimalisirkan dengan pemilihan Wakil Ketua OSIS yang terpilih oleh Ketua OSIS secara transparansi, jujur dan terbuka, dan sesuai dengan etika-etika atau aturan kepemimpinan. Konflik dan dendam tetap bisa terjadi secara alami, namun bisa diminimalisirkan dengan pemilihan Wakil Ketua OSIS yang sudah dihindarkan dari masalah tindakan manipulasi. Jika konflik dan dendam sudah terjadi, maka bisa diselesaikan secara sehat, kompromi dengan baik, dan menghindari perpanjangan konflik dan dendam. Waktu dan tenaga tentunya juga diperlukan dalam pemilihan Wakil Ketua OSIS jika dilakukan secara berturut-turut. Namun, hal tersebut bisa diminimalisirkan dengan cara perencanaan yang matang oleh Ketua OSIS, pengaturan prioritas, dan evaluasi teratur yang dipimpin oleh Ketua OSIS.

Contohnya pada pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS SMP Negeri 3 Cisauk, pemilihan hanya dilakukan 2 jam saja. Kegiatan tersebut sudah termasuk dengan pembacaan visi dan misi pasangan calon ketua dan wakil ketua OSIS serta pemberian suara dari masyarakat sekolah terhadap pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS. Hal ini menunjukan efisiensi waktu dan juga tenaga kepada petugas OSIS terdahulu yang turut melancarkan kegiatan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS serta pihak-pihak lainnya, yaitu pembina OSIS, guru-guru, karyawan sekolah, dsb. https://smpntigacisauk.sch.id/read/158/pemilihan-ketua-osis-smp-negeri-3-cisauk-periode-20222023-angkatan-15, Diakses 3 September 2023.

 

Simpulan

Maka dari itu, pemilihan wakil ketua OSIS yang sebaiknya diserahkan kepada ketua terpilih adalah pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan hasil kinerja OSIS dalam menjalankan tugas. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang dimulai dari awal periode bertugas sampai akhir. Contoh masalah tersebut adalah perpecahan akibat perselisihan dan perbedaan pendapat dalam kepemimpinan, tingkat partisipasi yang rendah terhadap pemilihan, kepemimpinan yang tidak konsisten, manipulasi dan kecurangan eksternal, timbulnya konflik dan dendam, inefisiensi waktu dan tenaga, dll. Masalah-masalah tersebut dapat terhindar dengan cara pemilihan wakil ketua OSIS yang diserahkan kepada ketua terpilih yang terpilih. Pemilihan wakil ketua OSIS yang diserahkan kepada ketua terpilih akan memberikan hasil yang positif kedepannya dalam kinerja maupun dalam menjalankan tugas OSIS seperti kelancaran komunikasi dan kecocokan antara ketua dan wakil ketua OSIS, kepercayaan, tanggung jawab, dan kebebasan sebagai pemimpin kepada ketua OSIS, serta meminimalisir tindakan manipulasi, konflik dan dendam, dan inefisiensi waktu.

 

Penulis adalah Siswa Kelas XI-2 SMA Negeri 1 Lhokseumawe.


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar