Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja?

 

Oleh: Cut Fatma Ulfa

Kesehatan mental begitu sangat diperhatikan, sehingga WHO menetapkan setiap tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Ditetapkannya momen ini memiliki tujuan, yaitu mengkampanyekan kesehatan mental dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai isu-isu yang relevan berkaitan dengan kesehatan mental.

Jadi apa yang dimaksud dengan kesehatan mental? Mengutip mentalhealth.gov dan unicef.org (2022), kesehatan mental mencakup keadaan psikologis, emosional, dan sosial kita. Kesehatan mental ini mempengaruhi cara kita berpikir, meresa, dan bertindak, serta bagaimana kits menangani stress, berhubungan dengan orang lain dan membuat pilihan. Kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik kita. Kesehatan mental harus dijaga dan dirawat semaksimal mungkin untuk menghindari gangguan mental. Jika kesehatan mental terganggu, maka akan membuat hidup menjadi kurang nyaman, seperti mudah stress, kelelahan dan kebosanan. Seseorang dapat dikatakan sehat secara mental apabila ia terhindar atau tidak mengalami gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa (Talitha, 2021). 

Berdasarkan hasil survei nasional kesehatan berbasis sekolah (SMP dan SMA) yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Indonesia yang dipublikasikan pada tahun 2015 menyatakan bahwa ada sepuluh faktor perilaku yang beresiko pada kesehatan remaja, salah satunya adalah kesehatan mental dan emosional yang terganggu. Dari tiga regional yang di survei yaitu Sumatra, Jawa dan Bali, luar Jawa dan Bali diperoleh hasil 46,01% pelajar (39,7% pelajar laki-laki dan 51,98% pelajar perempuan) mengalami kesepian (loneliness), 42,18% (38% pelajar laki – laki, 46,14% pelajar perempuan) mengalami cemas atau kekhawatiran yang berlebihan, 62,38% (57,73% pelajar laki-laki dan 66,82% pelajar perempuan) mengalami gangguan emosional yaitu kesepian (loneliness), kekhawatiran yang berlebihan bahkan keinginan untuk bunuh diri (Dafnaz, 2019). Stabillitas kondisi kesehatan mental dan fisik saling berkaitan. Gangguan jiwa bukan hanya penyakit turunan, tetapi bisa saja dampak dari tuntutan hidup yang menyebabkan stres berlebihan sehingga menyebabkan gangguan kesehatan mental yang buruk.

Baca Juga: Psikologis Anak Setelah Perceraian Orang Tua

Dari hasil penelusuran literature ditemukan 3 faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada remaja.

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang mengasuh anak-anak dengan keras, memaksa anak untuk berperilsku seperti dirinya (orang tua), dibatasi kebebasan untuk bertindak, jarang mengajak anak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua. Sehingga menyebabkan anak mengalami masalah emosional.

2. Rasa Syukur

 Rasa syukur dapat mendorong tindakan positif yang dapat memperkuat karakter pribadi, rasa syukur juga berhubungan positif dengan kepuasan hidup, kesejahteraan dan fungsi sosial, serta persepsi dukungan sosial (Subandi, Achmad, Kurniati, & Febri, 2014). Pandangan tersebut didukung oleh penelitian Rahayu and Setiawati, (2019) Rasa syukur dan memaafkan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan psikologis pada remaja.

3. Jenis Kelamin

Secara umum, perempuan lebih banyak mengalami depresi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh masa pubertas, hubungan sosial, body image dan gangguan makan sehigga menyebabkan depresi pada remaja perempuan.

Referensi:

Fetty Rahmawaty, Ribka Pebriani Silalahiv, Berthiana T., Barto Mansyah. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Pada Remaja. Jurnal Surya Medika (JSM).

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar