Kaisya dan Sastra
Oleh : Wahyuni
Baca Juga: Dipertemukan Semesta
Kaisya yang tinggal dengan ayahnya, ibunya kaisya yang meninggal pada saat kaisya berumur 3 tahun, dan kaisya hanya bisa ikhlas atas kepergian ibunya untuk selama lamanya. Kaisya yang dulu belum mengetahui apa yang terjadi, ayahnya kaisya yang sangat terpukul atas kehilangan belahan jiwanya yang selalu menemaninya dalam suka maupun duka, dan menemaninya di saat hari tua nya
Di suatu pagi yang mendung. Awan kabut yang semakin memikat, dinginnya hari pagi yang menusuk ke tubuh, Dari balik kaca jendela kamarnya ia memandang awan dengan penuh penasaran, kenapa ya hari ini cuacanya sangat tidak bersahabat?. Ucap kaisya.
Kaisya yang bersiap siap untuk pergi sekolah, ia yang sudah tidak sabar untuk pergi kesekolah, selain dia jumpa teman temannya ia juga sangat bersemangat karena pada hari senin adalah pelajaran bahasa Indonesia.
Kaisya yang sangat tertarik dengan sastra membuat nya selalu menghayal bagaikan ia berenang dan menyelam di lautan fantasinya. Menurut Kaisya, Sastra adalah bagian dari hidupnya. Ia yang selalu kemana mana membawa pulpen dan memandang sekitar nya untuk menulis hal yang baru.
Dan tibalah Pelajaran bahasa Indonesia, kaiya yang sangat bersemangat tak
sabar menyambut pelajaran tersebut.
Ibu guru: selamat pagi anak anak. Ucap ibu guru bahasa ndonesia yang penuh
semangat
Kaisya: pagi bu. Ucap aisya dengan penuh gembira dan penuh semangat
Ibu guru: baik anak anak pada hari ini kita akan belajar tentang cara
membuat cerpen yang baik dan yang benar agar dibaca oleh pembacanya lebih
mendalami yang ditulis oleh penulis, agar kalian bisa menjadi penulis yang
hebat.
Kaisya: wah ibu. Ucap kaisya sambil menghayati ibu yang menjelaskan tentang bagaimana cara menulis cerpen.
Ibu guru yang menjelaskan tentang bagian dari sastra menjelaskan betapa sastra itu sangat berguna untuk pembaca dan penulisnya, karena sastra banyak sekali pesan yang tersirat dan yang tersurat dan ibu guru juga menjelaskan betapa sastra tersubut adalah sebuah kata dan bahasa yang tidak biasa sastra adalah bahasa yang sangat luar biasa. Ibu guru yang semakin membuat kaisya semkin tertarik dan semakin semangat belajar sangat giat, keuletennya yang membuat ibu guru bangga dengannya.
Ibu guru bertanya dengan nya, kaisya apa yang membuat kamu samgat tertarik
dan begitu senangnya dengan sastra kaisya? Ucap ibu guru
Kaisya dengan singkatnya dan dengan pintarnya menjawab, ibu kaisya suka
sastra karena kaisya ingin menjadi seorang penulis, kaisya ingin membawa sastra
indonesia ke seluruh dunia, dan ingin memperkenalkannya dengan dunia bahwa
inilah kehebatan sastra indonesia.
Sontak seluruh di ruang kelas bertepuk tangan dengan jawaban kaisya
tersebut
Jam pelajaran bahasa indonesia pun habis, bell istirahat pun berbunyi kaisya dan teman temannya ke kantin untuk membeli makanan untuk menganjal lapar nya mereka, kaisya yang pesan mie kuah kepada bu kantin, “ Bu kaisya mau satu ya mie kuah nya, jangan pedes ya bu”. Ucap kaisya sambil memegang pulpen. “ Baik kaisya, tunggu sebentar ya! Akan ibu buatkan”. Ucap ibu kantin penjual mie. Kaisya yang selalu kekantin sendiri dan makan di kantin sendiri, menurutnya kesendirian itu tak masalah buat nya. Dan mie nya kaisya pun selesai di masak oleh ibu kantin, “ kaisya ini mie nya udah masak selamt makan ya”. Ucap ibu kantin. "Wah terimakasih bu”. Ucap kaisya dengan perut yang sudah lapar. Jam untuk istirahat pun habis, kaisya masuk ke kelasnya untuk belajar pelajaran selanjutnya.
Bell jam pulang pun berbunyi kaisya bersiap untuk pulang. Kaisya langsung pulang dengan angkutan umum, ia menaiki bus untuk ke stasiun kereta api, ia yang sering pulang besama tio.
Di dalam kereta api mereka terus berbincang santai tentang sastra, kaisya
pun bertanya dengan tio, tio kamu kan juga suka sastra,kamu mau kuliah di
jurusan sastra? Atau kamu masuk ke jurusan lain tio? Selain sastra?. Ucap
kaisya dengan penuh tanda tanya dan penuh penasarannya.
Tio pun menjawabnya , aku mau kuliah, tapi aku ragu kaisya!. Kamu ragu
kenapa tio? Jawab kaisya dengan penuh tanda tanya. Ibu ku tidak mengizinkan aku
untuk kuliah kaisya karena ibuku tidak punya uang untuk biaya aku kuliah
kaisya. Jawab tio dengan wajah yang sedih. Tapi tio kamu banyak prestasi lho,
sayang kamu kalau kamu gak kuliah. Jawab kaisya dengan penuh kasihan
Yah mau gimana lagi kaisya ibuku tidak mengizinkan aku untuk kuliah.Jawab
tio. Kalau kamu gimana kaisya? Kamu kuliah? Bertanya dengan kaisya. Aku kuliah
tio, ayah aku yang meminta ku untuk kuliah, karena ayah aku mau aku menjadi
seorang penulis terkenal seperti dia dulu. Jawab kaisya.
Kereta api sudah sampai di stasiun tujuan mereka, mereka langsung melambaikan tangan perpisahan untuk pulang ke rumah masing masing. Kaisya yang di jemput oleh ayah nya dan sementara tio ia di jemput oleh orang tua nya. Sebelum mereka pulang sekolah tio sudah berjanji untuk datang ke rumah kaisya. Tak terasa 2 jam pun berlalu, bell pintu rumah nya kaisya pun berbunyi.
Ting ting ting. Bunyi bel rumah kaisya
iya maaf sebentar. Ucap kaisya.
siapa itu kaisya yang di pintu? Tanya ayahnya kaisya.
Kaisya pun berjalan ke arah pintu, dan ia membuka pintu rumah nya, Mmm…
ternyata kamu tio. Ucap kaisya.
Siapa kaisya? Tanya ayah nya kaisya.
Tio ayah! Dia datang untuk kerja kelompok! Jawab kaisya. Oh yaudah
lanjudkan ya nak. Jawab ayah kaisya. Iya ayah. Jawab kaisya
Iya ini aku, kan kita udah janjian tadi di sekolah Ucap tio. Om, maaf om kalau saya udah ganggu om. Ucap tio. Enggak kok tio, jawab ayah nya tio.
Tio datang ke rumah nya untuk belajar bersama sambil menulis novel, dan mereka sedikit berbincang tentang beasiswa yang ada di sekolah. Tio aku baru dapat kabar tadi kalau di sekolah kita ada mengadakan beasiswa untuk masuk ke universitas yang ternama, kamu harus ikut tio karena kamu kan banyak sekali prestasi yang udah kamu dapat kan di sekolah, mulai dari prestasi pelajaran maupun dalam lomba. Ucap kaisya sambil menulis. Yang benar kamu kaisya! Jawab tio dengan penuh kegirangan. Iya tio! Jawab kaisya.yuk kaisya sama sama kita meraih nya! Ucap tio iya yuk tio. Jawab kaisya
Waktu pun sudah menunjukkan jam 10 malam dan hari pun sudah mulai gelap, bulan pun sangat terang Suara binatang pun mulai muncul. Tio yang bersiap pulang kerumah, tio yang pulang naik motor. “ kaisya aku pulang ya! Sampai jumpa besok”. Ucap tio berpamitan
Kaisya yang sudah mulai mengantuk, dan kaisya berpamitan dengan ayah nya untuk tidur dan kaisya kaisya masuk kekamarnya dan bersiap untuk tidur. Malam sudah sangat larut dingin nya malam yang melimuti keluarga kecil tersebut
Kaisya pulang dengan penuh kecemasan, ia pulang ke rumahnya dengan penuh rasa ketakutan di dalam hatinya, kaisya takut mengecewakan ayahnya yang sangat berharap agar ia menjadi seorang penulis. “ kamu kenapa anakku?” Ucap ayah kaisya dengan heran. “ ayah kaisya ada tes perguruan tinggi ayah! Kaisya takut tidak lulus,gak mau kecewakan ayah!”. Ucapan kaisya membuat ayahnya kaisya menangis. "Duhai anak ku! Engkau tidak akan pernah mengecewakan ku! Engkau selalu membuat ku bangga, dan Engkau adalah titipan dari tuhan yang sangat berharga aku bersyukur engkau terlahir ke dunia anakku!” Ucapan sang ayah membuat kaisya semakin bangkit dari kecemasannya “ Ayah, kaisya pun bangga mempunyai seorang laki laki yang gagah perkasa seperti ayah” Ucap kaisya sambil memeluk ayah nya dan sambil menangis.
Dan keesokan harinya tibalah dimana hasil seleksi kaisya keluar, dan ternyata kaisya di nyatakan lulus dati hasil seleksi tersebut, sontak kaisya sangat senang dan sangat gembira atas keberhasilannya tersebut. Sementara tio dinyatakan tidak lulus karena nilai yang ia dapat pada saat seleksi di bawah rata rata. Nilainya tio tidak cukup untuk masuk perguruan tinggi.
Kaisya pun pulang ke rumah dengan penuh kegembiraan, kecemasannya yang selama ini ia dapatkan pun terbunuh dengan kabar yang sangat baik ini dan kaisya langsung mengabari ayah nya dengan penuh kegembiraan “ Ayah! Ayah! Ayah! Kaisya lulus Ayah. Ucap kaisya dengan penuh kegembiraan. Alhamdulillah anak ku.Ucap ayah kaisya.
Tio memikirkan berbagai cara agar data kaisya di coret dari universitas yang menerimanya. Kaisya pun di fitnah oleh sahabatnya sendiri,tio melaporkan ke guru pembimbing ujian dan memberikan pernyataan palsu dan kaisya di fitnah oleh tio pada saat ujian kaisya mencontek dan memberikan petugas uang agar kaisya di luluskan.
Tio mengumpulkan bukti palsu dan saksi palsu dan di bayar oleh tio agar kaisya terbukti bersalah. Tidak lama kemudian kaisya mendapatkan surat panggilan orang tua untuk datang ke sekolah, ayah kaisya datang dengan penuh tanda tanya apa yang terjadi dengan kaisya. “ Bapak kami tidak menyangka kalau kaisya berani membayar guru pembimbing ujian agar ia di luluskan, ini bapak semua bukti yang menunjukkan kalau kaisya melakukan pembayaran kepada guru pembimbing pada saat ujian”. “ Ini bapak kalau pada saat kaisya meminta semua jawaban kepada guru pembimbing”.Ucap ibu guru pembimbing. Ayah kaisya hanya bisa diam sambil menahan air mata, tidak mungkin kaisya anak kesayangannya melakukan hal curang seperti itu, karena kaisya memiliki sifat yang jujur dan sabar.
Ayah nya kaisya pulang dengan penuh kekecewaan ayah kaisya pulang menaiki bus umum, ia sambil berkata di dalam hatinya,“ Ya allah mengapa kaisya menjadi seperti ini? Aku sudah mendidik nya sesuai syariat mu ya allah! Ya allah hilangkanlah sakit ini di hati ku ya allah!!”. Bus yang di tumpangin ayah kaisya pun mengalami kecelakaan, ayah kaisya meninggal di tempat kejadian dan kaisya mendapat surat nama kaisya sudah di coret dari universitas yang menerimanya nya karena ia di fitnah oleh tio telah melakukan suap kepada guru pembimbing.
Hati kaisya pun semakin hancur ayah nya pergi meninggal kannya untuk selama lamanya, dan ia tidak di terima di universitas yang selama ini ingin ia capai, kaisya pun ingin melakukan bunuh diri tetapi ada seseorang yang mencegah nya melakukan perbuatan seperti itu. “ Jangan nak masa depan mu masih panjang, jangan kau sia siakan hanya karena masalah yang menimpamu”. Sontak ucapan dari orang yang tidak ia kenal tersebut membangkit kan semangat nya.
Hari silih berganti kaisya yang selalu datang ke sekolah, namun banyak yang tidak menerimanya lagi seperti dulu lagi, dia selalu di salah kan atas perbuatan temanya, tidak terkecuali sahabatnya sendiri. Pada saat jam istirahat kaisya tak sengaja menjatuhkan tas tio, tak di sangka semua bukti kaisya melakukan pembayaran ada di tas tio. Darah kaisya mendidih melihatnya, dan kaisya pun menghampiri tio yang sedang berkumpul dengan temannya, kaisya langsung menarik kerah maju tio dan menampar tio sampai bibir tio berdarah, sontak kejadian tersebut membuat seluruh sekolah gempar terhadap kejadian tersebut, “Tio kamu kenapa begitu tega kamu memfitnah aku tio”. Ucap kaisya dengan amarahnya yang memmuncak, “ Jawab tio jawab”. “Mau tau kamu kenapa aku jadi kayak gini? Karena aku iri dengan kamu!!! Dengan keberhasilan kamu!! Dengan semua hal yang kamu dapat kan!!! Aku iri kaisya!! Aku iri!! Kenapa harus kamu yang mendapatkannya, kenapa bukan aku!!”. Jawaban tio membuat kaisya terdiam seribu bahasa.
Tampa berlama lama kepala sekolah sangat marah kepada tio dan menyeret tio masuk ke ruang bimbingan konseling dan kepala sekolah menandatangani surat untuk keluar dari sekolah, tio di keluarkan dari sekolah. “Tio perbuatan kamu ini sudah kelewat batas, kamu saya keluarkan dari sekolah ini! Tanpa saya harus panggil orang tua, kamu saya keluarkan!!”. Pernyataan bapak kepala sekolah membuat tio strees, dan tak lama kemudian kaisya di panggil oleh kepala sekolah untuk meminta maaf atas semua yang terjadi. “ Kaisya, Bapak dan semua guru ingin meminta maaf kepada kamu karena telah terjadi kesalahpahaman, kami mohon maaf ya kaisya”. Ucapan bapak kepala sekolah kepada Kaisya. “Iya Bapak tidak apa apa sudah Kaisya maaf kan kok pak”. “Bapak akan masukkan kembali data data kamu ke universitas yang kamu inginkan dan kamu akan mendapatkan beasiswa penuh Kaisya! Gimana kamu mau kaisya?” Sontak ucapan bapak kepala sekolah membuat Kaisya senangnya tidak kepalang. Ia langsung sujud syukur atas keberhasilan yang telah ia raih dengan susah payah dan air mata.
4 tahun pun
berlalu, kini Kaisya sudah menjadi sarjana sastra, Kaisya yang dulu nya hanya
seorang pelajar sma dan sekarang kini kaisya sudah menjadi sarjana sastra. Ia
sekarang sudah menjadi seorang penulis seperti yang ia dan ayahnya cita citakan
dahulu. Ia langsung ke kuburan ayahnya dan membawa bunga, “Ayah kaisya datang
ayah kini kaisya sudah menjadi sarjana sastra, dan sudah menjadi seorang
penulis ayah, seperti yang ayah harapkan dulu”. Ucapan kaisya sambil menangis.
Dan kaisya pun menuliskan kisah nya di sebuah buku yang berjudul kaisya dan
sastra.
0 Komentar