Heart Beat (Detak Jantung)
Oleh : Muhammad Fajar Riski
Selama hidupnya Fania tidak pernah menikmati hidupnya, dia tidak pernah bisa berolahraga, tidak bisa belari, bahkan dia dilarang jatuh cinta ataupun berdebar. Ini karena penyakit yang dideritanya sejak kecil, penyakit jantung yang membuat total detak jantungnya lebih sedikit daripada dari pada totak detak jantung manusia pada umumnya para dokter di kotanya sudah angkat tangan terhadap penyakitnya,para dokter mengatakan kalau hidup dari Fania tidak lama lagi, saat di jam pelajaran olahraga Fania hanya duduk di meja nya melihat teman temannya dari jendela kelasnya, tak jarang dia mengutuk dirinya sendiri karena penyakit yang dideritanya.
Suatu hari, saat perjalanan menuju ke rooftop sekolah, Fania Tidak sengaja menabrak seorang laki laki yang ingin turun dari rooftop, Alangkah terkejutnya Fania saat ia menyadari orang yang adalah Haru, seseorang berandalan yang ada di sekolahnya
"Apa liat liat?" Ucap Haru
Tanpa memedulikan Haru, Fania hanya melewati nya dengan wajah jutek, tepat saat Fania hampir melewati Haru, Haru langsung memukul tembok yang tepat berada di depan Fania
"Ada Apa denganmu wajah jutek mu itu? Dan apa maksud mu mengabaikan ku? " Ucap Haru dengan keras
Fania melihat wajah Haru sebentar dan menarik nafas panjang
"Baiklah apa maumu?" Ucap Fania
"Minta Maaflah" ucap Haru sekali lagi
"Hah? Apa maksud mu jelas jelas kau lah yang menabrak ku" Cetus Fania
"Aku tak peduli tentang itu yang jelas kau harus minta maaf"
"Jika aku tidak mau? "
"Aku akan menciummu"
Dan sekali lagi Fania menarik nafas panjang
"Aku tidak punya waktu dengan permainan mu Haru, jika kau tetap ngotot ini salah ku, Aku minta maaf,apa kau puas? " ucap Fania
Haru hanya terdiam dan tak menjawab apa-apa
"Kalau tidak ada lagi, aku pergi sekarang sebelum bel aku harus selesai makan, dah" ucap Fania
Fania langsung menunduk dan melewati tangan Haru yang masih menempel di dinding, Haru terdiam sesaat dan tersenyum
"Menarik" ucap Haru sambil tersenyum lebar
=Jam 17:00,Sepulang sekolah=
Para siswa berbondong-bondong menuju ke arah gerbang sekolah, tentu saja Fania termasuk dari mereka tapi berbeda dari yang lain Fania berjalan lebih lambat, Ia berhenti sebentar dan mengambil sebuah kotak obat kecil dari sakunya, ia mengeluarkan obat dari kotak itu dan langsung menelan obat yang di pegang sebelumnya, setelah menelan obat itu ia langsung lanjut berjalan, saat tepat berada di sisi lain gerbang Fania langsung disapa dengan orang yang suaranya terasa Familiar
"Oi, cewek dingin" Sapa orang itu
Sontak Fania berbalik badan, kearah orang yang menyapanya,dan ternyata orang itu adalah Harus
"Ah,berandalan tadi pagi, apa maumu? " Jawab Fania dengan wajah jutek
"Berandalan? Jahatnya, yaaa, ngak semua salah sih" Jawab Harus sambil tersenyum
"Jangan berbasa-basi lagi Haru,aku tak punya banyak waktu untuk meladeni pertunjukan mu, bilang aja apa yang kau mau?" Jawab Fania
"Tidak banyak dan tidak berat yang kuingin hanya pulang bareng" Cetus Harus
"Apa? " Ucap Fania kaget
"Kebetulan, Rumah kita searah bukan? Lagipula aku ngak membawa motor ku kali ini" Tambah Haru
"Haaah, terserah saja " ucap Fania sambil lanjut berjalan
"Hmmmmmm" dengung Haru melihat Fania, setelah itu Haru mengambil tas Fania dan membawanya
"Apa yang kau lakukan? " tanya Fania bingung
"Biar aku aja yang membawa tas mu, ayo" ucap Harus
"Haaah, kau sepertinya suka melakukan apapun seenakmu" ucap Tania kesal
"Bukankah itu sikap alami dari seorang berandalan" ucap Harus
"Ya, itu semakin mirip dengan mu" ucap Tania
Saat berjalan bersama menuju rumah mereka, Fania dan Haru berbicara banyak hal, mulai dari karir, cita cita, dan lain lain. Tapi itu tidak relevan untuk Fania dengan penyakit jantung nya, jadi kebanyakan jawaban dari Fania dijawab dengan jutek
Sesampainya di depan rumah Fania, Fania langsung berkata
"Baiklah,sekarang berikan tas ku" ucap nya sambil mengulur tangan nya ke arah Haru
Tetapi Haru tidak langsung meberikan tas Fania, dia langsung mengangkat tas Fania keatas dengan tangannya. Tentu saja Fania langsung mendekati Haru untuk mengambil tasnya
"Apa yang kau lakukan? Berikan sekarang!" ucap Fania sambil berusaha meraih tasnya dari Haru, tetapi sia sia dengan perbandingan tinggi Fania Yang 164 cm melawan Haru dengan tinggi 186 cm
"Dasar pendek, apa yang akan kau lakukan seka-" ucap Haru, tapi sebelum ia mengucapkan nya secara sempurna Fania langsung menarik kerah baju Haru yang membuat nya langsung tunduk kebawah
Pada saat itu jarak antara wajah mereka berdua hanya beberapa centimeter saja, dengan cepat Fania langsung mengambil tas nya dan menjauh dari Haru
"Baiklah terima kasih udah mengantarku ke rumah, sampai jumpa" ucap Fania dan kemudian ia masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Haru sendiri diluar
Setelah Fania masuk wajah Haru langsung memerah.
"Aku ngak tau dia se agresif ini" ucap Haru sambil menutup wajahnya dengan satu tangan. Disaat yang sama Wajah Fania juga memerah
"Dasar, bodoh apa yang kau Fania, dengan berani kau menarik kerah nya dan- ahhhhhh" teriak Fania sambil mengacak ngacak rambutnya, setelah itu Fania terdiam sebentar dan meletakkan tangan di dadanya, dengan perlahan Fania menenangkan jantungnya yang berdebar kencang
=Keesokan Harinya =
Saat pelajaran olahraga, seperti Biasa Fania tidak mengikuti pembelajaran itu, saat pelajaran berlangsung Fania pergi ke rooftop untuk mencari udara segar, sesampainya di rooftop Fania langsung berjalan menuju tempat di mana dia biasa duduk,tetapi ada hal yang langsung mencuri pandangannya, disebelah kanan pintu rooftop, Fania melihat Haru yang sedang tidur siang, Fania langsung mendatangi dan duduk disamping Haru yang sedang terlelap dalam mimpi
"Ya ampun,apa yang dilakukan nya disini? Pasti dia bolos" ucap Fania sambil menyisir beberapa helai Rambut Haru dengan tangan nya
Fania kemudian melihat kekiri dan kekanan seakan sedang mengawasi orang yang akan datang
"Jangan salah paham aku hanya ingin kau tidur lebih nyaman" ucap Fania sambil memindahkan kepala Haru keatas pahanya.
Setelah selesai memindahkan Fania kemudian melihat langit yang begitu cerah dan terlihat hangat, dan dengan hembusan angin sepoi sepoi yang terhembus sangat lembut, suasana yang cukup untuk membuat orang mengantuk. Tak lama kemudian Mata Fania mulai berat, penglihatannya mulai kabur dan ia menguap, dan kemudian ia tertidur
=2 jam kemudian=
Mata Fania mulai terbuka dengan semua rasa ngantuk yang tersiksa Fania mencoba bangun, dan disaat ia menyadari kalau dia bersandar di bahu seseorang Fania pun langsung seutuhnya sadar. Dan disaat itu juga ia menyadari kalau baru yang tempat ia bersandar adalah bahu Haru
"Ah..Kau sudah bangun ya? " Ucap Haru, setelah itu Fania langsung menjauh dari Haru dengan cepat
"Jahatnya, apa begitu caramu berterima kasih dengan orang yang memberi bahunya untuk bersender? " ucap Haru dengan wajah kecewa
"Apa yang kau lakukan?Kenapa aku tiba tiba bersender dibahumu?"ucap Fania
"Saat aku bangun, aku melihatmu tidur dengan posisi duduk dengan kepala yang semakin dekat tanah, yaa, karena ngak tega membangunkanmu yang tertidur lelap aku hanya bisa memberi bahu ku untuk tempat bersender kepala mu" ucap Haru
Fania terdiam sebentar dan kemudian berdiri dari duduknya,
"Baiklah kalau begitu, terima kasih" ucap Fania
"Sama sama"
"Btw, apa yang kau lakukan disini apa kau bolos kelas?" ucap Fania
"Ya seperti yang kau bilang, dan apa yang kau disini? Apa kau bolos juga? " Tanya Haru
"Ngak, aku tidak bolos aku memang ngak mengikuti pelajaran olahraga" ucap Fania
"Hmm? Apa yang terjadi padamu? " Tanya Haru sekali lagi
"Aku memiliki penyakit jantung,yang membuat total detak jantung ku jauh lebih sedikit daripada orang lain" ucap Fania
"heeeh, begitu ya" ucap Haru, saat Haru selesai mengucapkan itu Fania langsung berbalik dengan wajah kaget, Haru menyadari Hal itu dan langsung berkata
"Apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? " ucap Haru
"Ngak ada yang salah, tapi sejauh ini hanya kau yang memberi jawaban sesantai ini, biasanya orang lain akan mengasihani ku" ucap Fania
"Hmmm seperti itu ya, btw apa kau tidak kembali ke kelas? Ini sudah hampir pergantian jam loh" ucap Haru
Fania langsung melihat jam tangannya dan berkata
"Ah sudah jam segini, aku pergi dulu" ucap Fania dan lalu pergi dari rooftop
Haru terdiam sebentar dan berkata
"Dia tidak sendiri ya" ucapnya
=Jam 17:00,Sepulang sekolah=
Fania berjalan sendirian melewati trotoar di samping jalan, suara mobil satu persatu terdengar dan melewati Fania yang sedang berjalan, tak lama kemudian datang sebuah sepeda motor sport dan berhenti Fania, pengendara motor tersebut melepas helm nya, Fania langsung menyadari Kalau itu adalah Haru
"Haru? " ujar Fania
"Baiklah aku akan mengantar mu kerumah mu" ucap Haru sambil memberi sebuah helm kepada Fania
"Ah, Terima kasih" ucap Fania sambil mengambil helm yang diberikan Haru
Haru tersenyum sambil memakai helm ia berkata
"Sama sama, sekarang naiklah"
Setelah Fania naik ke atas motor , Haru langsung menarik gas dengan kuat, pada saat itu motor Haru melaju dengan cepat
"Apa kau tidak tau yang namanya pelan pelan? " ucap Fania
"Maaf aja, tapi kita melaju lebih cepat dari pada ini" Ucap Haru
Kemudian Haru menarik gas lebih kuat dan motornya bergerak lebih cepat, disaat yang sama Polisi setempat yang sedang patroli melihat motor Haru yang melaju dengan kecepatan yang melebihi kecepatan aman. Polisi itu langsung membunyikan sirine dan mengejar Haru dan Fania mendengar suara sirine Haru melihat kebelakang dengan spion motornya
"Ah soal, Fania berpeganglah lebih erat kita akan melaju lebih cepat lagi" ucap Haru
" Apa? Apa kau gilaaaaa" ucap Fania sebelum dia menyelesaikan katanya Haru langsung menarik gas dengan jauh lebih cepat
"Aku akan mengambil jalan antarkota jadi berpegangan lebih erat" ucap Haru, Fania langsung memeluk Haru dengan erat dan berkata
"Aku ngak mau ditangkap" ucapnya sambil menangis
Haru memegang tangan Fania dengan tangan kirinya
"Kau tak akan tertangkap, apa kau percaya dengan ku? "Tanya Haru
"Apa? " ucap Fania dengan binggung
"Apa kau percaya dengan ku Fania" tanya Haru sekali lagi
Sambil menyapu air mata nya dan berkata
"Aku percaya dengan mu" ucap Fania
Haru melepas tangan kirinya dari Fania dan memegang stank motornya, dengan cepat Haru langsung berbelok ke kiri ke arah jalur antarkota, sesampainya mereka di jalur antarkota Haru menambah kecepatan laju motornya hingga mendekati 170 km/h, mereka menyusuri jalur antarkota sambil menyalip mobil mobil yang melaju lebih lambat dari mereka. Karena kecepatan motor Haru yang lebih unggul dan keterbatasan ruang untuk mobil polisi menyalip mobil karena mobil polisi yang terlalu besar, Haru dan Fania lepas dari kejaran polisi
Fania melihat kebelakang untuk memastikan kalau mobil polisi itu tidak mengejar mereka lagi, Fania menghela nafas lega setelah tidak melihat mobil polisi itu dan tak mendengar lagi suara sirinenya lagi, Fania kemudian menghadap ke depan dan memukul punggung Haru dengan sekuat mungkin
"Apa yang kau lakukan Fania?" tanya Haru ke Fania alasan ia memukulnya
"Bodo, karena mu kita hampir saja menjadi buronan" ucap Fania
"Hahaha, bukankah tadi seru? " ucap Haru
"Palamu, aku bisa saja jatuh pingsan karena laju motor yang terlalu cepat " ucap Fania
"Baiklah sebagai permintaan maafku aku akan membelikan mu minuman bagaimana? " ucap Haru
"Terserah maumu" ucap Fania dengan nada Kesal
Baca Juga: Ambisi Sang Juara
Haru kemudian melambatkan laju motornya dan berjalan jauh lebih pelan dibandingkan yang tadi, setelah menemukan sebuah caffe Haru langsung berhenti dan membeli 2 buah mochalatte, tetapi Fania hanya duduk di salah satu kursi caffe itu sambil menunggu Haru, Fania hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong dengan memikirkan apa yang terjadi tadi. Beberapa saat kemudian Haru datang dengan membawa 2 buah mochalatte dengan ukuran yang berbeda yaitu large dan medium, Haru melihat Fania dengan tatapan kosong membuat jiwa jahilnya menjadi bergabung gebu, kemudian Haru datang dari belakang Fania dan menempelkan minuman dingin itu ke leher Fania, Fania yang kaget langsung berkata
"Kyaaa" setelah itu Fania langsung menutup mulutnya dengan tangan nya, wajahnya langsung memerah,
"Hahahaha, siapa sangka kau akan bereaksi seperti itu" ucap Haru sambil duduk
"Kau--" sebelum Fania berbicara Haru langsung menaruh mochalatte di depan Fania
"Ini aku memesan ukuran large khsusus untuk mu, dan ini juga bagian dari permintaan maaf ku" ucap Haru sambil tersenyum
" owh" jawab Fania singkat
"Apa hanya itu yang ingin kau bilang? Tidak ada adaaa ucapan terimakasih atau apa gitu? " ucap Haru
"Ini hadiah permintaan maaf bukan? Kalo begitu aku tak perlu berterima kasih bukan? " cetus Fania sambil mengambil dan memasukkan sedotan ke minumannya
"Ku rasa kau benar" ucap Haru
Setelah selesai istirahat Fania dan Haru pun melanjutkan perjalanan mereka ke rumah mereka tapi hari sudah mulai gelap, karena memutar kembali ke jalan utama kota sangat jauh, Haru memutuskan menggunakan jalan alternatif yang berada di Gunung.
"Kita akan menggunakan jalan pintas dari gunung untuk menghemat waktu dan jarak, tidak apa apa kan? " ucap Haru
"Aku ngak keberatan" ucap Fania
"Meskipun tidak secepat tadi aku akan ngebut karena kita melewati gunung, jadi berpegang lah yang erat" ucap Haru
"Baiklah, baiklah ayo pergi" ucap Fania sambil berjalan menuju motor
Melihat sikap Fania yang seperti itu membuat Haru tersenyum
"Oke ayo'
Saat Menyusuri Pergunungan hari sudah menunjukkan pukul 17:30, tetapi saat perjalanan menyusuri pengunungan Fania hanya menempelkan wajahnya ke punggung Haru dengan sedikit gemetar
"Hey, ada apa? Apa kau takut dengan suasana pegunungan? " tanya Haru
Fania hanya diam tak berkata apa apa, Haru kemudian menambah kecepatan nya dengan perlahan, beberapa saat kemudian Haru kembali menurunkan kecepatan motornya dan berkata
"Hey Fania apa kau yakin akan melewatkan pemandangan indah seperti ini? " ucap Haru
"Apanya yang indah? mungkin dihadapan ku hanya pepohonan yang menyeramkan" ucap Fania
"Percaya lah kepada ku kau tak akan menyesalinya, kau percaya kepada ku bukan?" ucap Haru
Fania mengangguk dan berkata
"Aku masih percaya kepada mu"
"Baiklah, lihatlah kekiri mu Fania" ucap Haru
Fania kemudian menghadap kekiri secara perlahan, meskipun begitu ia masih menutup mata nya,dengan perlahan ia membuka matanya dan melihat pemandangan kota yang sangat indah, pemandangan kota metropolitan yang kelap kelip layaknya bintang, rasanya seperti bintang turun kebumi dan menatap disana sepanjang malam
"Apa kau ingin berhenti untuk melihat lihat? " ucap Haru
"Ya, aku ingin melihatnya lebih lama" ucap Fania
Haru langsung menghentikan motornya di tikungan didepannya
Fania langsung melompat dari motor dan berjalan perlahan ke arah pembatas jalan dan jurang
"Indahnya" ucap Fania
"Aku senang kau menyukainya" ucap Haru
Haru kemudian membuka jaket nya dan memakai kan nya ke Fania dan berkata
"Disini lumayan dingin"
"Ah, Terima kasih" ucap Fania sambil malu malu
"Fania" ucap Haru
"Ya? " jawab Fania
"Apa kau pernah berharap sembuh dari penyakitmu? " ucap Haru
"Mungkin terdengar mustahil tapi aku ingin sembuh" ucap Fania
"Kenapa tiba tiba kau bertanya seperti itu? " tanya Fania
"Tidak hanya saja aku mengenal seseorang yang memiliki penyakit yang sama sepertimu tapi dia tidak mengharapkan kesembuhanya, tak jarang ia menyebut dirinya beban bagi kami dan dia hanya berharap kebahagiaanku bukan kesembuhan nya" jelas Haru
"Apa aku boleh tau siapa dia? " tanya Fania
"Ya dia adalah ibuku" ucap Haru
"Dan bagaimana kondisinya sekarang? " tanya Fania sekali lagi
Haru terdiam sejenak berkata
"Dia sudah tiada sekarang"
Fania terkejut dengan jawaban dari Haru, kemudian Haru melanjutkan
"Dia telah meninggal diumur ku yang ke 7 tahun tepat di Hari ulang tahun ku, karena itu aku tidak pernah menganggap Hari ulang tahun ku hari yang spesial bagi ku" tambah nya
"Maaf" ucap Fania dengan perasaan bersalah
"Tidak apa apa, aku yakin dia sudah berada di tempat yang layak dan nyaman sekarang jauh dari penderitaan dan penyiksaan yang ada saat dia hidup dulu" ucap Haru
"Fania,aku sekarang sedang melakukan penelitian untuk menyembuhkan penyakit sialan ini, jadi yakinlah aku pasti, akan menyebutkan penyakit ini sehingga kau dapat sembuh dari penyakit ini" ucap Haru
"Apa aku bisa mempercayai nya? " tanya Fania
"Aku yakin aku bisa, apa kau percaya kepadaku? " ucap Haru
"Ya, aku percaya kepadamu" ucap Fania sambil tersenyum
Selang tak lama kemudian ada suara orang yang menegur mereka berdua
"Wah wah wah, seperti kalian sedang bermesra mesraan sini ya? " ucap orang itu dan diikuti oleh 4 orang dibelakangnya dengan membawa senjata
"Fania tetap dibelakangku mereka adalah begal" ucap Haru
"Kawan, kau tau bukan apa yang kau lakukan? Tinggalkan motor mu dan perempuan mu disini" ucap salah seorang dari mereka
"Bagaimana jika aku tidak mau? " Tantang Haru
"Ya kau akan menanggung akibatnya, serang dia" ucapnya lagi
Dua orang terdepan mulai menyerang Haru dan Fania, Haru langsung memasang kuda kuda dan memukul orang terdepan dari keduanya, setelah itu Haru langsung mengambil pipa besi dari orang yang dikalahkan dan menerjang orang yang satunya, diserangan pertama orang itu berhasil menangkis serangan Haru tapi dengan cepat Haru melakukan metode serangan lain, Haru memukul pinggang orang itu setelah mematahkan tulang pinggang orang itu, Haru langsung memukul kepala orang itu yang membuat tengkorak nya retak.
Seketika ketiga orang lain terdiam sesaat dan salah satu dari mereka tersenyum dan berkata
"Hahahaha, bukankah ini menarik kau berhasil melumpuhkan 2 orang ku, jadi aku akan maju sekarang" ucap orang itu
"Bos apa kau yakin" ucap salah seorang dari mereka
"Sangat yakin" ucap bos mereka sambil menarik pedang yang berada di pinggang nya
"Bersiaplah jika tidak ingin kehilangan kepala mu"ucap Bos mereka
Bos mereka langsung menerjang ke arah Haru dan hendak menebas nya dengan cepat Haru menangkis serangan dari bos mereka, dan mereka berdua melakukan adu bilang berkali kali, dan dengan unggul bos mereka menendang Haru hingga ia terdorong mundur
" Haru" teriak Fania Khawatir
"Bagus bos, hajar terus" sorak orang yang dibelakang
"Ada apa, apa kau sudah berpikir untuk menyerah? " ucap bos mereka
"Seperti aku terlalu meremehkan kalian, aku menahan diri kalian malah tengil, sekarang saat nya aku serius" ucap Haru dengan senyum yang terlihat menyeramkan
Haru kemudian menerjang bos mereka dan melakukan adu bilah dengan sengit, tapi seakan takdir telah dibalik sekarang Haru lebih di untungkan di duel kali ini sadar tidak diuntungkan, bos mereka langsung mengubah arah serangan, tapi dengan mudah di tangkis dengan Haru, Haru dengan kuat menghentak tangan kearah pedang itu dengan pipa besi yang di pegangnya yang membuat pedang milik bos mereka jatuh ke arah yang lumayan jauh, Haru dengan cepat menyandung kaki bos mereka yang membuat bos mereka jatuh, dan di saat itu Haru mendekat dan berkata
"Pipa besi sering digunakan untuk memukul target, tapi ada kesalahan besar yang tidak diperhatikan oleh oranv, mereka memukul menggunakan bagian tengah dari pipa, padahal bagian yang terkuat adalah di bagian ujung lingkaran dan sudut siku siku pipa jika ada, karena ini ada sudutnya bagaiman kita mencoba nya? " ucap Haru
setelah itu Haru memukul kaki tepat di bawah lutut bos mereka dengan sudut siku siku pipa, Bos mereka teriak dengan keras dan terlihat sangat kesakitan, dan kemudian Haru melakukannya lagi dikaki yang satu nya yang membuat bos tersebut berteriak sejadi-jadinya
"Sepertinya tangan mu sudah melukai banyak orang bagaimana jika sekalian saja? " ucap Haru yang kemudian memukul siku tangan kanan dengan pipa yang membuat sendinya masuk hingga menembus ke sisi yang berlawanan, dan kemudian Haru memukul punggung tangan bos itu dengan pipa lagi yang membuat tangan bos itu remuk.bos mereka berteriak kesakitan yang membuat Haru semakin jengkel.
"Hah, terlalu berisik" Haru kemudian membalikkan badan bos itu hingga tengkurap dan memukul tepat di tengah bagian dada yang membuat bos tersebut jatuh dan terdiam pingsan
Haru menatap kedua orang yang tersisa dan berkata
"Bagaimana mau di lanjutkan? "
Dengan serantak meraka menjawab tidak
"TIDAK, BIARKAN KAMI PERGI"
"Bagus kalau begitu bawa teman teman mu sekalian" ucap Haru
Kemudian kedua orang itu langsung mebopong ketiga temannya dan pergi
Haru kemudian pergi kearah Fania untuk mengecek kondisi Fania.
"Fania apa kau baik baik sa--" sebelum sempat menyelesaikan katanya dan mengulurkan tangannya, Fania mundur seakan menjauh dari Haru, Haru kaget dengan tingkah laku Fania dan mengurungkan niat untuk mengecek Fania ia langsung menarik tangan nya dan berkata
"Sebaiknya kita pulang" ucap Haru, melihat tingkah laku Haru yang tiba tiba berubah, hanya terdiam dan tak berkata apa apa
Selama perjalanan Haru tidak berbicara apapun dan hanya terdiam sepanjang jalan
Sesampainya di rumah Fania, Fania langsung turun dan berterima kasih kepada Haru, saat mengucapkan selamat tinggal, Fania menyadari tangan Kanan Haru mengeluarkan banyak darah
"Haru tangan mu--" ucap Fania sambil berjalan menuju tangan Haru yang terluka. Haru tiba tiba menarik tangan nya
"Aku bisa mengatasi sendiri" ucap Haru dan kemudian pergi
Saat masuk kedalam rumah Fania langsung kekamar dan merebahkan dirinya kekasur, Fania Hanya terdiam mengingat wajah Haru sebelum nya, dan sikap Haru yang tiba tiba berubah dan ia juga menyesali sikap bodoh yang dilakukan sebelum nya
"Apa yang kau lakukan Fania? Padahal sia bertarung untuk melindungimu tapi kau malah menjauhinya"
=keesokan harinya=
Saat Fania berpapasan dengan Haru dan menyapanya Haru hanya melewati nya tanpa menyapanya kembali
Saat bertemu dimanapun Haru mengabaikannya dan menghindari nya
Sekarang Fania hanya sendiri di rooftop, sejak itu dia menyadari ketidakaaan Haru adalah hal besar baginya, Fania sekarang hanya duduk dimana tempat dia dan Haru sebelumnya duduk, Fania merasa sedih karena satu satunya orang yang peduli terhadapnya telah tiada, disaat kesedihan mendominasi Fania kemudian terlelap dalam tidur siangnya, beberapa saat kemudian Fania terbangun dengan keadaan dia di selimut dengan almamater dengan hanya mencium aroma nya ia sudah tau ini almamater siapa dengan cepat dia langsung bangun dan berkata
"Haru" Haru yang ternyata ada disebelahnya langsung berdiri dan berencana pergi tapi dengan cepat Fania menarik tangan Haru dan berkata
"Jangan tinggalkan aku lagi" sambil menangis
Haru kemudian berbalik badan dan berlutut sambil mengusap air mata Fania
"Tapi bukannya kau takut kepada ku? " ucap Haru
"Tidak, itu ngak benar mana mungkin aku takut kepada seseorang yang telah menyelamatkan ku" ucap Fania sambil memeluk Haru
"Tapi kenapa kau mundur pada saat itu? " tanya Haru
"Itu karena aku masih shock dengan apa yang kau lakukan kemarin, maafkan aku seharusnya aku tidak mundur saat itu" ucap Fania. Kemudian Haru juga memeluk nya dengan erat
Mulai saat itu Fania dan Haru sering melakukan kegiatan bersama baik dalam sekolah maupun luar sekolah, semakin lama Fania semakin sadar kalau dia menanam rasa suka kepada Haru.hingga pada suatu hari Fania yang mencari Haru tidak menemukan nya dimanapun, Fania kemudian mencari Haru dikelasnya, tapi orang orang kelasnya bilang kalau Haru memang tidak masuk Dari tadi pagi, seketika Fania ingat kalau hari ini adalah hari dimana dia ulang tahun sekaligus hari kematian ibunya.
Fania dengan cepat mengemas barang barangnya dan bolos sekolah, saat sampai di pemakaman Fania melihat Haru yang sedang termenung dengan ayahnya disampingnya dihadapan sebuah kuburan, Fania kemudian mendekati Haru dan memberi salam kepada ayah Haru terlebih dahulu
"Om, selamat pagi" sapa Fania
"Fania ya, apa kamu ngak sekolah? " balas Ayah Haru
"Ngak om, kurang enak badan soalnya" ucap Fania
"Hohoho, kurang sehat tapi bisa ke sini ya kau memang tangguh ya, kamu kesini ingin berbicara dengan Haru bukan? Ambil waktumu ya" ucap Ayah Haru
Kemudian Ayah Haru berbisik kepada Haru
"Kau harus mengatakannya sekarang nak, ngak ada kesempatan lain, ucapkan selamat tinggal kepadanya" bisik Ayah Haru dan kemudian pergi
Melihat Ayah Haru yang telah menjauh Fania berkata
"Jadi ini malam ibumu ya? "
"Ya disini lah peristirahatan terakhirnya"
Fania terdiam sebentar dan tiba tiba berkata kepada malam ibu Haru
"Halo buk saya Fania, teman baik Haru, ibu pasti khawatir tentang Haru sekarang kan? Jangan khawatir dia berhasil mempertahankan sikap brengseknya, jahilnya, dan kebodohannya--" ucap Fania, Haru sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Fania
"--tapi dia adalah orang yang baik kok buk, orang yang pengertian dan sering membantuku dalam kesulitan, jadi seperti ibu jangan khawatir tentang Haru didunia, meskipun agak sadis dia adalah orang yang baik" Tambah Fania, Haru kemudian tersenyum dan berdiri
"Ya, buk ibu jangan khawatir, aku baik baik saja di sini jadi ibu beristirahatlah yang damai" ucap Haru sambil memegang nisan makan ibunya.
Tak lama kemudian mereka meninggalkan makam ibu Haru dan pergi, ditengah perjalanan Haru berkata
"Terima kasih Fania sudah kesini" ucap Haru
"Jangan, sungkan lagi pula aku memang ingin mencari mu hari ini" ucap Fania, Fania kemudian mengambil kado yang ada di tasnya dang memberikan nya kepada Haru
"Selamat ulang tahun Haru, meskipun ngak besar tapi aku harap kau menerimanya" ucap Fania, Haru kemudian tersenyum dan mengatakan
"Kau memang sesuatu, cebol"
"Tuh, kan mulai lagi" ucap Fania
"Hahaha, oiya aku juga punya sesuatu untukmu" ucap Haru sambil mengambil sesuatu dari sakunya
"Ini adalah obat yang ku janjikan, meskipun masih kurang efektif, tapi ini cukup untuk mengobati jantungmu untuk beberapa Tahun" ucap Haru sambil memberi obat itu
"Ah Terima kasih, Haru" ucap Fania dengan wajah bahagia
"Dan juga.... Kita tidak akan bertemu lagi sekarang" tambah Haru, seketika wajah Fania yang tadinya gembira langsung berubah dengan wajah terkejut
"Kenapa?apa yang terjadi? " ucap Fania dengan wajah terkejut
"Aku dan Ayah ku akan melakukan perjalanan bisnis ke negara lain, mungkin akan memakan waktu yang lama, bahkan mungkin tidak akan kembali lagi" ucap Haru
"Jadi apa kita tidak akan bertemu lagi? " ucap Fania sambil memeluk Haru, tapi Haru hanya terdiam
"Begitu ya" ucap Fania sambil memeluk Haru lebih erat
"Fania" ujar Haru
Fania kemudian melepas pelukannya dan berkata
"Baiklah, kalau begitu selamat tinggal" ucap Fania sambil berbalik badan, kemudian dengan cepat Haru langsung memeluk Fania dan berkata
"Jangan pergi dulu, biarkan aku berada di posisi ini" ucap Haru sambil semakin erat memeluk Fania
Fania kemudian berbalik kembali ke arah Haru dan membalas pelukannya dan berkata
"Kau jahat Haru, kau satu satunya teman ku di sekolah ini, tapi kau malah meninggalkan ku sendiri lagi"
"Kau tau? Sebenarnya aku juga tidak ingin meninggalkan kota ini dan kau Fania, aku menyukaimu, tidak aku mencintaimu Fania semenjak kita pertama kali bertemu di rooftop sekolah" ucap Haru
"Hiks.hiks. aku juga Haru, bisakah kau berjanji kau akan bertemu lagi dengan ku? Apa aku masih bisa mempercayai mu Haru? " ucap Fania sambil mengusap air matanya
"Ya aku akan berusaha pasti, pasti" ucap Haru
Kemudian mereka berdua melepas pelukannya dan saling menatap, perlahan jarak wajah diantara mereka semakin mendekat, dan tak lama kemudian bibir mereka berdua saling bertemu satu samaaa lain, mereka berada di posisi itu dengan waktu yang lumayan lama, kemudian mereka membuat jarak kembali jarak antara kedua wajah mereka.kemudian mereka langsung melepas pelukan sambil memegang bibirnya masing masing
"Bukan kah itu terlalu awak untuk kita, meskipun kita saling mencintai? " ucap Fania
Haru kemudian mendekatkan lagi wajah diantara mereka berdua, meskipun tidak bercium, dengan jarak antar wajah segitu cukup untuk membuat orang lain bimbang, kemudian Haru menyisir rambut Fania ke arah belakang telinga Fania
"Kurasa iya, tapi ini merupakan kenangan untuk mu sampai beberapa tahun kedepan saat kita berdua bertemu kembali" ucap Haru, setelah mengucapkan itu Haru langsung menjauh kan wajahnya dari Fania.
"Fania mau kah kau menunggu ku sampai kita bertemu lagi? " ucap Haru
"I-iya aku akan menunggu mu" ucap Fania dengan malu malu
Haru kemudai tersenyum, setelah itu suara klakson terdengar dari gerbang Pemakaman, dan ternyata itu adalah orang yang akan menjemput Haru menuju ke bandara
"Seperti aku akan pergi sekarang, baiklah selamat tinggal Fania" ucap Haru sambil mengangkat tangan nya
"Ya selamat tinggal" sahur Fania sambil melambaikan tangan nya ke arah Haru
Setelah mobil itu pergi Fania bergumam
"Haru pastikan kau kembali, aku akan selalu menunggu mu"
= 5 tahun kemudian =
Dengan obat yang di berikan Haru Fania bisa hidup jauh lebih lama, Fania saat itu sedang berlari sambil memeluk dokumen yang ada di tangan nya
Sebelumnya,
"Fania, aku akan menunjukmu untuk melakukan negosiasi dengan perusahaan raksasa yang akan berinvestasi di perusahaan kita, jangan buat kesalahan, ini adalah kesempatan emas bagi kita" ucap Bos perusahaan yang mengontrak Fania
"Baik Pak" ucap Fania
Saat berlari Fania melewati beberapa pegawai yang sedang berkerja
"Permisi, minggir minggir" ucap Fania
Sangking terburu buru nya Fania tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang ada di degannya yang membuat nya terjatuh
Sambil berdiri Fania kemudian berlari lagi dan mengatakan
"Maaf kan aku" cuap Fania
"Heu, tunggu" panggil orang itu, tapi Fania tidak menoleh dan hahaha berlari ke depan
Orang itu terdiam sebentar dan kemudian tersenyum dan mengatakan
"Kau tetap saja seperti dulu"
Sesampainya dilantai teratas kemudian Fania duduk beberapa meter jaraknya dari pintu ruang CEO.karena lelah berlarian Fania kemudai mengantuk dan terlelap tidur.
Saat bangun Fania mendapati dirinya sedang diselimuti dengan sebuah jas tebal yang terlihat sangat mewah, Fania melihat Jas itu seperti sebuah merek terkenal dan mahal, tepat sesudah Fania membentang jas itu sekelompok orang keluar dari ruang CEO, tepat saat sekelompok orang itu melewati Fania, salah satu dari mereka berkata
"Nona, anda dipanggil CEO sekarang" ucap orang itu
"Ah terima kasih" ucap Fania dan bangun dan berdiri dan berjalan menuju ruangan CEO, karena dirinya yang gugup Fania hanya menunduk kearah bawah dan masuk ke Ruangan CEO
CEO itu kemudian melihat Fania dan berkata
"Apa itu cara mu bertemu dengan teman lama mu Fania? " ucap CEO itu
Fania pada saat itu terkejut suara yang sangat dirindukan 5 tahun yang lalu ada di Ruangan ini, kemudian Fania mengangkat kepalanya dan melihat Haru yang berdiri didepan meja CEO
"Haru? HARU" ucap Fania sambil melepaskan semua dokumen penting dan melompat ke arah Haru, Haru kemudian membuka A
"Kau beneran Haru bukan? " ucap Fania sambil menatap Wajah CEO/Haru
"Ya ini aku Fania, aku pulang " ucap Haru sambil tersenyum
Fania langsung memeluk Haru lebih erat lagi dan mengatakan
"Aku merindukan mu Haru"
"Ya, aku juga" ucap Haru
"Tapi kenapa kau tidak menghubungi ku? " Tanya Fania
"Aku berencana ini memberimu kejutan tapi sepertinya telalu lama" ucap nya
"Dasar, aku ini ngak pernah berubah" ucap Fania
"Jadi sekarang hubungan kita apa kita tidak berteman lagi karena sudah saling menyatakan perasaan, tapi kita tidak bisa di panggil kekasih karena kita sudah lama tak bertemu dan saling menghubungi, kau lebih suka yang mana Fania? Teman atau kekasih? " ucap Haru
"Sepertinya aku lebih menyukai pilihan yang kedua, aku ingin kita menjadi kekasih hidup, Haru" Jawab Fania
"Baiklah kalau begitu" ucap Haru
Dengan cepat Haru langsung memegang dagu Fania dan menciun Fania dengan cepat, Fania yang awalnya terkejut dengan sikap Haru yang tiba tiba kemudian membalas ciuman nya, setelah beberapa saat mereka melebarkan jarak wajahnya dan menatap satu sama lain dan tertawa, setelah selesai tertawa mereka melajutkan ciumannya dengan jauh lebih lama
The End
Penulis adalah Muhammad Fajar Rizky Kelas X-10 Unggul SMA N 1 Lhokseumawe
0 Komentar