Bulan Kembar
Sastrapuna.com-Muklis Puna
Ketika cahaya bersimbah merah
Kutancap telapak mungil di antara
Kutancap telapak mungil di antara
kembah dan ngarai.
Kukejar asa agar takdir bisa kugapai
Kuselingkuhi nasib agar kepala tegak mendongak
Kuselingkuhi nasib agar kepala tegak mendongak
Satu mimpi tercerabut,
akibat igauan kawan sebantal
Kuundang sepi biar hati tak terusik.
Patahan matahari melirik dibalik tirai
Berceloteh tentang nasib tak berpihak
akibat igauan kawan sebantal
Kuundang sepi biar hati tak terusik.
Patahan matahari melirik dibalik tirai
Berceloteh tentang nasib tak berpihak
Aku membatin...
Apakah kusudahi petualangan ini?
Atau kulanjutkan?
karena peluh terlanjur
Apakah kusudahi petualangan ini?
Atau kulanjutkan?
karena peluh terlanjur
membasuh kulit
kugadaikan kehormatan
demi cerita di hari senja
demi cerita di hari senja
Baca Juga : Pengemis Kota
Berada di bulan kembar menuai dilema
Lhokseumawe. 22 September 2022
Bintang di cakrawala belum berwujud
Darah di nadi perlahan menyusut
Bumi berteriak memanggil pulang
Harapan terhormat dihadang kebijakan
Diksi mustahil hilir mudik dalam mimpi
Darah di nadi perlahan menyusut
Bumi berteriak memanggil pulang
Harapan terhormat dihadang kebijakan
Diksi mustahil hilir mudik dalam mimpi
Lhokseumawe. 22 September 2022
1 Komentar
Selalu Keren..
BalasHapus