Kreativitas dalam Memulai Menulis

Kreativitas dalam  Memulai Menulis

Oleh: Muklis Puna


sastrapuna.com - "Menulislah sebelum anak cucumu menulis, bahwa selama hidup Kamu tidak pernah menulis" ( Muklis Puna, 2017)


Penulis - penulis besar yang dikenal seluruh dunia telah melewati berbagai rintangan dalam menulis. Naik turun sebuah tanjakan bebatuan dihiasi curam nan dalam sudah menyatu dengan jiwa. Nama besar mereka seperti hari ini telah melewati proses pengkerdilan oleh masa yang begitu panjang. 

Menelusuri biografi para penulis dunia dapat dijadikan sebagai motivasi bagi insan pencinta literasi Indonesia.  Orang- orang hebat ini rupanya telah ditempa oleh segala persoalan hidup yang mendera. 

Ketika teman sudah ogah mendengar ocehan hidupnya, maka rata -rata mereka memilih kertas sebagai landasan pacu untuk menumpahkan segala resah yang tak mau dipinjamkan kepada siapapun.

Kadang- kadang ketika media massa menyediakan kolom begitu sempit, mereka lebih memilih buku saku yang dikaburkan judulnya sebagai tempat mencurahkan masalah yang tiap hari singgah dan berlalu dalam benaknya. 

Buku kecil bersampul emas dalam kemasan indah dijadikan teman dikala duka, maupun suka. Gembok dua centimeter membungkam segala kumpulan diksi yang terkulai mesra dalam lembaran. Semua rentetan hidup yang begitu panjang. Betapa hebat dan kokohnya lembaran itu membungkus air mata dan menyulam senyum yang bertandang pada setiap halaman

Untaian balada pada tabulasi diksi di atas, hanya dimiliki oleh orang -orang hebat dalam menulis. Hampir semua dari pemilik tarian jemari dalam panduan pikiran memiliki semua catatan pribadi. Catatan tersebut dikumpulkan dalam masa tak berbilang, hingga menghasilkan maha karya yang mampu menghipnotis jutaan pasang mata dan telinga.

Cobalah mengulik biografi Joanne Kathleen Rowling atau lebih dikenal sebagai J.K. Rowling penulis novel "Harry Potter" yang digandrungi oleh setiap remaja zaman now. Tak disangka dari setiap pengalaman hidupnya yang pahit, mengantarkannya pada setiap imajinasi yang lebih dalam untuk membuat karya tulisan novelnya menjadi semakin memiliki jiwa dan mampu memberikan sensasi “magic” bagi para pembacanya, bahkan para penonton film dari buku yang Ia tulis. 

Penulis yang dikenal sebagai ibu rumah tangga ini begitu rumit mengarungi bahtera, karena badai keluarga terus menghadang, tapi masih bisa berkarya hingga booming. Berangkat dari kisah penulis Harry Potter yang begitu apik dan penuh tantangan. Mengapa orang -orang yang punya kecukupan bebas dari keterbatasan tidak mau menulis? Jawabannya hanya dimiliki oleh pembaca itu sendiri. 

Selanjutnya penulis mengutip kata bijak seorang Imam  besar dan juga seorang filsuf, Al-Ghazali “Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”.http://radenajib.blogspot.com/2013/01/motivasi-untuk-menjaga-semangat-menulis.html?m=1

Jika dicermati kutipan di atas, ada pesan yang tampak secara eksplisit, artinya hanya anak raja  dan anak seorang ulama yang dikenal orang, selebihnya adalah manusia biasa yang hidup hanya mengikuti proses alam. Sang Imam besar menyelipkan frase di akhir kutipan " Maka menulislah". 

Sekilas hanya sebuah bagian akhir dari kalimat majemuk yang menyatakan makna sebab. Setelah direnungkan dengan tidak berusaha keluar dari konteks tersebut, ternyata menulis ini juga mampu menjembatani nama sang penulis untuk mengelilingi dunia dan beristirahat dengan tenang pada setiap taman bacaan hebat yang sering dikunjungi oleh orang hebat juga.

Selanjutnya, Fatimah Mernissi( 2018)“Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaat yang luar biasa“ orang orang menulis mengalami dampak terhadap kesehatan yang luar biasa Misalnya, ketika ada masalah yang menggusur ketenangan jiwa, para pemilik masalah akan mencari bahu untuk bersandar.

Harus dipahami bahwa tidak semua bahu mau dijadikan sandaran masalah secara sembarangan. Ingat mengeram masalah terlalu lama tanpa ada saluran yang tepat akan berdampak pada kerutan wajah dan kulit. Sebagaimana diketahui bersama bahwa wajah adalah profil jiwa dari luar.

Bagaimana, Kapan, dan Dimana mulai Menulis?

Ini pertanyaan klasik yang sering dialami oleh setiap orang, ketika mau menulis. Pengalaman menunjukkan bahwa menulis itu tidak perlu tampil wah dalam seketika. Mulailah dari hal- hal sederhana yang dialami setiap hari.

Dalam mengawali menulis pengalaman yang ada pada setiap pribadi adalah anugerah terbesar dalam menulis. Namun kreativitas menanggapi setiap ide- ide internal sangat dibutuhkan. Lumrah dalam setiap penulisan, setiap individu mau menulis, berbagai rasa takut selalu mengidap, takut diejek teman, takut dikritisi, takut salah, takut tidak menguasai masalah yang ditulis, dan ribuan ketakutan bersemayam dalam benak. 

Untuk menghadapi rasa cemas dan takut. Usir perasaan itu ke lembah dan ngarai, biarkan Dia keluar dari alam bawah sadar. Tulislah tentang hal- hal yang paling disenangi secara runtut dan sistematis dengan tidak menoleh ke belakang.

Jika laju tulisan sudah bergerak di atas buram, lalu menoleh ke belakang. Siap- siap saja tulisan akan meninggalkan tuannya. setelah semua sudah selesai pikiran sudah terasa suntuk, mata berkunang-kunang, dan saraf -saraf mulai buntu. Tinggalkan saja tulisan itu bersama ceritanya, hibur diri dengan olah raga atau mendengarkan musik- musik bernuansa religi untuk mengurut saraf -saraf yang berkerut.

Kapan Menulis yang Tepat? 

Jawabannya kapan saja si penulis itu mau. Niat dan motivasi di sini merupak pemicu dalam menulis. Supaya motivasi itu muncul. Cintailah ide yang ingin dituliskan.

Kencintaan terhadap ide membuat si penulis lebih bergairah dalam menari di atas jemarinya. Memang sih ada sebagian penulis yang membutuhkan waktu dan tempat yang kondusif dalam menulis. Apakah itu sebuah kelemahan. Seorang wartawan hebat ketika ditugaskan untuk meliput dalam peperangan Ia  dituntut harus menulis secara menarik di tengah dentuman meriam dan mesiu.  Semoga termotivasi... Amin


Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi, Pengurus IGI Wilayah Aceh Divisi Literasi, dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar