Puisi: Air yang Mengambil Jalan


Foto: Dokumen  Pribadi

 Karya Almira Sartika
Siswa SMAN 1 Lhokseumawe

Air datang dari mana-mana,
mengalir cepat di sepanjang jalan
sampai tidak ada lagi tanah
yang bisa terlihat.

Rumah-rumah mulai dikelilingi air,
perlahan tapi terus naik.
Orang-orang berdiri di depan pintu,
memantau tinggi air
sambil saling bertanya
apakah ini akan berhenti
atau justru tambah naik.

Baca Juga

Motor-motor dipindahkan tergesa,
beberapa sudah terendam setengah,
beberapa lain ditinggalkan saja
karena arus terlalu kuat
untuk mendekatinya.

Di sudut gang,
ada barang-barang yang hanyut:
ember, sandal, pot bunga,
hal-hal kecil yang biasanya sepele
tapi hari itu terasa berarti
ketika mulai terbawa air.

Langit tetap muram,
hujan turun putus sambung,
dan Aceh jadi lebih sunyi
dari biasanya.
Hanya suara air
yang terus bergerak
tanpa peduli siapa yang repot.

Baca Juga

Meski begitu,
ada orang yang membantu menarik barang,
ada yang membagikan plastik,
ada yang sekadar memanggil
untuk memastikan semua aman.
Dalam keadaan kacau seperti itu,
justru terlihat jelas
bahwa kami saling jaga.

Banjir hari itu
bukan cerita heroik—
hanya hari di mana air
mengambil alih jalan,
dan kami mencoba bertahan
sebaik mungkin.

Lhokseumawe, 6 Desember 2025
Editor : Hamdani Mulya






Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar