Peran Krusial Guru di Era Kecerdasan Artifisial (AI), Tantangan dan Peluang

Peran Krusial Guru di Era Kecerdasan Artifisial (AI), Tantangan dan Peluang

           Ilustrasi - Seorang guru sedang mengajar siswa di kelas. (Antara)

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan merupakan pilar utama yang menopang kemajuan suatu bangsa. Hampir semua ilmu yang dikuasai oleh individu dalam berbagai bidang, baik itu sains, teknologi, seni, atau ilmu sosial, pada dasarnya berasal dari peran seorang guru. 

Melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh para pengajar, ilmu pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh. Meskipun cara belajar bisa bervariasi, inti dari perubahan yang terjadi pada diri manusia selalu terhubung dengan proses belajar yang melibatkan seorang guru. 

Baca Juga: Dua Dunia Penelitian, Menjelajahi Perbedaan Antara Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

Dalam konteks ini, penting untuk dipahami bahwa peran guru tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki Surat Izin Mengajar (SIM) atau yang berprofesi sebagai pendidik dalam sistem pendidikan formal. 

Guru, dalam pengertian yang lebih luas, dapat merujuk kepada siapa saja yang memberikan ilmu dan pengetahuan, baik secara formal maupun non-formal, kepada orang lain.

Kompetensi Guru dalam Menjalankan Misi Pendidikan

Pendidikan formal di Indonesia menempatkan guru sebagai elemen kunci dalam keberhasilan pembelajaran. Guru bertanggung jawab untuk memberikan materi yang sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka kuasai. 

Selain itu, mereka juga diharapkan mampu membentuk karakter dan moral peserta didik, memfasilitasi perkembangan intelektual, emosional, serta sosial siswa. 

Untuk menjalankan tugas ini, seorang guru harus memenuhi beberapa persyaratan, baik yang terkait dengan kualifikasi akademik maupun kompetensi profesional. 


Setiap individu yang bercita-cita menjadi guru harus menempuh pendidikan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan menjamin bahwa setiap guru yang mengajar di lembaga pendidikan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

Tugas guru tidak hanya sebatas mengajar materi pelajaran, tetapi juga membimbing dan mendampingi siswa dalam perkembangan pribadi mereka. Untuk itu, guru harus memiliki kompetensi yang memadai di beberapa bidang. 

Pemerintah, sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap tujuan pendidikan nasional, telah menetapkan empat kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. 

Keempat kompetensi ini sangat penting karena mencakup kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, menguasai materi yang diajarkan, serta kemampuan berinteraksi dengan siswa dan rekan kerja.

Kompetensi pedagogik berkaitan dengan kemampuan guru dalam merancang proses pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 

Kompetensi profesional mencakup penguasaan materi pelajaran dan kemampuan untuk menyampaikan pengetahuan tersebut dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. 

Kompetensi sosial berhubungan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan siswa, orang tua, maupun kolega sesama pendidik. 

Sedangkan kompetensi kepribadian berkaitan dengan sikap dan perilaku guru yang menjadi teladan bagi peserta didik. 

Dengan demikian, guru yang memiliki keempat kompetensi ini secara lengkap dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan pada akhirnya berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia.

Tantangan Guru di Era Kecerdasan Artifisial (AI)

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan baru yang sangat signifikan, yaitu perkembangan teknologi, terutama kecerdasan artifisial (AI). 

AI yang semakin canggih saat ini mulai merambah ke dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Hal ini membuat para guru semakin merasa tertekan, terutama ketika mereka harus menghadapi generasi Z yang lebih terampil dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

Dalam kondisi ini, banyak guru merasa tidak siap dan kurang percaya diri dalam mengajar. Mereka lebih akrab dengan teknologi, seringkali memiliki pemahaman yang lebih cepat dan luas tentang penggunaan perangkat digital dan aplikasi berbasis kecerdasan artifisial.

Fenomena ini berkembang begitu pesat, seperti bola salju yang semakin membesar dan sulit dihentikan. Teknologi yang awalnya dianggap sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran kini berpotensi menjadi pesaing bagi guru itu sendiri. 

Berdasarkan data statistik mengenai persebaran usia guru di Indonesia pada tahun 2022, mayoritas guru yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia berasal dari rentang usia 50 hingga 59 tahun. 

Sementara itu kaum milenial, meskipun semakin mendominasi,  namun masih menghadapi tantangan dalam menguasai dan memanfaatkan kecerdasan artifisial dalam proses pembelajaran.

Meskipun beberapa guru telah berusaha untuk mengintegrasikan teknologi dalam metode pengajaran mereka, kenyataannya tidak semua guru mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini. 

Beberapa guru mungkin hanya memahami teknologi secara dasar, sementara sebagian lainnya bahkan merasa enggan untuk memanfaatkannya secara maksimal. 

Terdapat pula fenomena di mana guru yang sudah memahami teknologi terkadang hanya mengandalkan aplikasi berbasis AI tanpa benar-benar memahami dampak dan potensi teknologi tersebut dalam konteks pendidikan. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah peran guru dalam pembelajaran masih relevan di tengah kecanggihan teknologi yang ada?

Peran Guru dalam Menghadapi Perubahan Teknologi

Kemajuan teknologi memang tidak bisa dihindari dan harus diterima sebagai bagian dari perubahan zaman. Namun, para guru diharapkan tidak hanya mengutuk perkembangan teknologi, tetapi juga mampu menghadapinya dengan bijaksana dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Sebagai pemimpin dalam proses pendidikan, guru harus menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam hal penggunaan teknologi. 

Mereka harus dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Akan tetapi tidak melupakan peran mereka sebagai pendidik yang memberikan bimbingan moral dan emosional kepada siswa.

Penting bagi para guru untuk mengikuti perkembangan teknologi secara terus-menerus, agar mereka tidak tertinggal dalam dunia pendidikan yang semakin kompetitif ini. 

Namun, kenyataannya banyak guru yang mulai kehilangan peran mereka sebagai teladan bagi siswa. Hal ini terlihat ketika ada ketidaksesuaian antara apa yang diajarkan oleh guru dengan perilaku mereka di dunia nyata. 

Misalnya, guru yang mengajarkan pentingnya integritas dan disiplin, tetapi dalam prakteknya mereka tidak menunjukkan contoh  baik. 

Hal semacam ini dapat menyebabkan siswa kehilangan rasa hormat terhadap guru dan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk senantiasa menjaga kualitas pribadi dan profesionalisme mereka agar tetap menjadi teladan yang baik bagi siswa.

Simpulan

Jika melihat gambaran kondisi saat ini, dapat diprediksi bahwa jika para guru, baik yang berusia muda maupun yang lebih senior, tidak segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi, maka kecerdasan Artificial Inteligensi  ( AI)  semakin mendominasi dunia pendidikan. 

Hal ini akan mengarah pada semakin terpinggirkan dan terabaikannya peran guru dalam proses pembelajaran. Jika fenomena ini terus berlangsung, maka generasi mendatang akan semakin mengandalkan teknologi tanpa merasakan pentingnya peran guru dalam mengarahkan dan membimbing mereka.

Guru, sebagai profesi mulia yang memiliki tugas mencerdaskan anak bangsa, perlu terus berusaha memperbaiki diri dan meningkatkan kompetensi mereka. 

Dengan begitu, mereka  tetap relevan di tengah gencarnya perkembangan teknologi dan tidak terpinggirkan oleh kecerdasan artifisial. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia memerlukan tangan terampil para guru yang berbudi luhur. 

Hal itu bertujuan mewujudkan  pendidikan nasional, yaitu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang baik.

Semoga, dunia pendidikan Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga tetap mengandalkan peran guru yang memiliki keahlian, moralitas, dan komitmen  tinggi dalam mendidik generasi penerus bangsa. .. Amin

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe.




 

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar