Sumber: Pixabay
Oleh: Mukhlis, S.Pd. M.Pd.
Secara umum ada tiga tahap penulisan sebuah karya ilmiah, yaitu tahap pra penulisan, tahap penulisan dan tahap revisi. Tahap awal adalah tahap pra penulisan terdiri atas empat langkah yaitu 1) tahap pemilihan dan pembatasan topik, 2) perumusan judul, 3) perumusan tesis dan (4) penyusunan kerangka makalah. Selajutnya, tahap kedua adalah tahap penulisan, tahap ini meliputi langkah pengembangan kerangka menjadi bentuk makalah.
Pada tahap ini merupakan langkah mengembangkan gagasan-gagasan yang ada dalam kerangka menjadi paragraf-paragraf yang padu dan didukung oleh kalimat-kalimat yang efektif. Sedangkan tahap ketiga adalah tahap revisi, meliputi berupa penyuntingan, baik isi, sistematika maupun bahasa.
1. Tahap Pemilihan dan Pembatasan Topik
Sebelum mulai menulis makalah, tugas seorang penulis adalah menentukan topik dari permasalahan yang akan ditulis. Topik untuk makalah dapat dicari di sekeliling lingkungan penulis. Hal ini. Topik sebuah makalah harus berupa fakta dan fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat serta membutuhkan suatu penyelesaian.
Dalam hal ini, Seperti disampaikan Keraf dalam bukunya "Komposisi" ( 2000:111) syarat-syarat yang harus dimiliki oleh sebuah topik adalah, 1) topik harus menarik, 2) topik tidak terlalu luas, dan 3) topik harus dikuasai penulis.
Topik Harus Menarik
Topik yang dipilih penulis dalam menulis karya ilmiah, baik makalah maupun karya ilmiah lainnya adalah menarik. Artinya, setiap topik yang dipilih harus mempunyai daya tarik penulis.
Daya tarik penulis terhadap topik yang dipilih sangat menentukan keberlangsungan makalah yang sedang ditulis. Apabila penulis makalah mempunyai daya tarik terhadap topik yang dipilih, akan memberi motivasi kepada penulis dalam menentukan tahap selanjutnya.
Cukup banyak tulisan atau makalah yang ditinggalkan oleh tuannya, Hal ini karena penulis tidak punya hasrat untuk menuntaskan masalah yang sudah ditetapkan dari awal. tidak adanya hasrat penulis untuk menyelesaikannya karena penulis tidak punya daya tarik yang akan didukung.
Selanjutnya, yaitu berupa pengumpulan bahan/ data. Selain itu, penulis juga dapat melakukan berbagai usaha agar makalah yang ditulis cepat selesai. Efek lain yang timbul dari ketertarikan penulis terhadap makalah yang ditulis adalah penulis mau membaca buku-buku atau media tulis atau referensi lainnya yang berhubungan topik yang sudah dipilih.
Akan tetapi, jika topik yang dipilih tidak punya daya pikat penulis, maka makalah yang dibuat akan sia-sia dan isinya pun tidak menarik untuk dikomsumsi pembaca. Hal ini dipengaruhi oleh sikap penulis terhadap topik yang dipilih.
Selain itu, topik harus menarik tidak hanya berlaku pada penulis, akan tetapi juga dibutuhkan oleh pembaca. Makalah yang telah dibuat dengan topik yang tidak menarik akan ditinggalkan pembaca.
Apalagi setiap makalah yang ditulis pada dasarnya selalu ditampilkan atau diskusikan. Jadi, jika topik yang dipilih tidak menarik maka masalah yang dianggap penting oleh penulis tidak akan berlaku bagi pembaca.
Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan pengarang berusaha secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis akan didorong secara terus menerus agar dapat menjelaskan itu sebaik-baiknya.
Sebaliknya suatu topik yang sama sekali tidak disenangi malahan akan menimbulkan kekesalan bila terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga akan menemukan data dan fakta untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Topik Tidak Terlalu Luas
Memilih topik untuk sebuah makalah sangat sukar dilakukan oleh seorang penulis, terutama penulis pemula. Hal ini disebabkan keringnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang terhadap makalah ilmiah.
Pemilihan topik yang dilakukan oleh penulis pemula biasanya terlalu luas. Mereka beranggapan dengan memilih topik yang luas akan membuat makalah yang ditulis menarik. Kemudian, ketika penulis dihadapkan pada pembahasan mengenai topik yang dipilih baru muncul kesulitan.
Kesulitan yang dihadapi adalah pada saat penulis memulai menulis makalah dengan topik yang telah dipilih. Biasanya penulis seperti ini tidak mengerti apa, di mana, kapan sebenarnya harus dimulai penulisan tersebut. Namun, intinya setiap penulis yakin pada topik yang telah dipilih itu sempit. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan penulis adalah pembatasan topik yang telah dipilih. Seperti dikemukakan Keraf (2000:112) berikut ini.
Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang ingin dikembangkan. Pokok yang paling khusus dan yang paling baik untuk digarap oleh penulis adalah refleksi dari observasi-observasi yang pernah dilakukan penulis atau gagasan atau nilai-nilai dari hal-hal yang pernah dialaminya sendiri.
Cara-cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, tempatkan topik yang ingin dibatasi dalam satu kedudukan yang tepat. Selanjutnya, ajukan pertanyaan-pertanyaan secara terperinci terhadap kedudukan topik tersebut. Untuk lebih jelas tentang hal ini dapat dilihat pada contoh pembatasan topik berikut ini.
Topik : kemacetan lalu lintas (terlalu luas), karena pembahasan dalam makalah harus dibahas pada semua sektor kemacetan yang meliputi: kemacetan darat, laut, udara.
Untuk membuat topik tersebut menjadi sempit dapat diajukan pertanyaaan, kemacetan apa? Jawabannya adalah kemacetan lalu lintas darat. (masih luas) topik ini dapat dipersempit lagi dengan pertanyaan, kemacetan lalu lintas darat apa? Jawabannya kemacetan lalu lintas jalan raya (masih juga luas) topik ini juga masih dapat dipersempit dengan mengajukan pertanyaaan di mana? Jawabannya yang didapat adalah di Bireuen.
Hasilnya adalah kemacetan lalulintas jalan raya di Kota Bireuen. Topik ini masih dapat dipersempit dengan mengajukan pertanyaan kapan. Jadi hasil penyempitan topik tersebut adalah Kemacetan Lalu Lintas Jalan Raya di Lhokseumawe Tahun 2023.
Topik Harus Dikuasai Penulis
Dalam penulisan makalah dan makalah ilmiah lainnya setiap topik yang telah dipilih hendaknya harus dikuasai penulis. Artinya, penulis mengetahui dan menguasai topik yang telah dipilih sekurang-kurangnya tentang prinsip- prinsip ilmiah.
Selain itu, masalah yang ada dalam topik juga harus diketahui penulis minimal 70 % dari masalah yang ada, selebihnya dapat dibantu dengan kutipan-kutipan yang digunakan sebagai referensi yang telah dikumpulkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa topik yang dipilih harus dekat dengan penulis makalah. Hal ini sangat diperlukan pada saat mengumpulkan data dan mengembangkan masalah tersebut menjadi sebuah makalah. Apabila topik yang telah dipilih betul-betul dikuasai penulis, maka penulisan makalah dan hasil makalahnya pun dapat dinikmati oleh pembaca dengan mudah
2. Perumusan Judul Makalah
Setelah proses pembatasan topik terhadap makalah berlangsung, baru dilakukan perumusan judul dari makalah tersebut. Dalam hal ini, Akhadiah, dkk. ( 2001: 47) mengemukakan syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam karya ilmiah maupun dalam bentuk makalah, perumusan judul adalah sesuai dengan topik, singkat, bentuk frasa, dan lugas. Setiap perumusan judul makalah harus diupayakan sesingkat mungkin.
Perlu diperhatikan adalah pilihlah bentuk yang pendek dari kemungkinan yang ada dalam topik. Selain itu, yang harus dihindari kata-kata yang tidak berfungsi dalam judul. Bentuk kata tersebut dapat berupa bentuk-bentuk yang ambigu atau kata-kata yamg mengandung pleonastis ( kata-kata yang berlebihan)
Judul makalah tidak boleh dirumuskan terlalu panjang seperti sebuah kalimat, akan tetapi secara umum sudah ditentukan bahwa judul sebuah makalah ilmiah termasuk makalah tidak boleh lebih dari dua belas kata. Agar hal ini tidak terjadi dalam perumusan judul, maka dapat dilakukan dengan perumusan judul makalah dalam bentuk frasa benda, bukan frasa kerja, dan bukan dalam bentuk kalimat. Perumusan dalam bentuk frasa benda dianjurkan, karena topik adalah sesuatu yang akan dibahas, dan hal itu mengacu pada benda.
Di samping itu, judul makalah harus bermakna lugas, bukan bahasa kias. Maksudnya adalah karena karya ilmiah termasuk makalah haruslah menampakkan gagasan pada semua bagian tulisan. Gagasan, pendapat, contoh, dan fakta dinyatakan secara langsung bukan secara tidak langsung.
Berarti perumusan judul makalah harus sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah. Judul makalah pada intinya harus menjiwai secara keseluruhan dari masalah yang dibahas dalam makalah. Berikut ini disajikan dua buah contoh perumusan judul makalah yang sesuai dengan kriteria yang telah dikemukakan di atas, yaitu singkat, berbentuk frasa benda, dan lugas.
3 Perumusan Tesis
Tesis merupakan suatu pernyataan yang singkat atau intisari dari tulisan. Perumusan tesis berfungsi sebagai pengendali, pengembangan sebuah tulisan. Setiap gagasan yang dikembangkan dalam paragraf-paragraf makalah bersumber dari tesis yang telah dirumuskan. Akhadiah, dkk. (2000: 11) mengemukakan tentang tesis adalah " sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan, seperti halnya kalimat utama yang berada pada paragraf pertama dalam makalah"
4 Penyusunan Kerangka Makalah
Langkah selanjutnya setelah perumusan tesis dalam penyusunan makalah adalah penyusunan kerangka makalah. Pada hakekatnya, kerangka makalah adalah perincian dan pengaturan gagasan yang akan dikembangkan berdasarkan rumusan tesis.
Penyusunan kerangka makalah berfungsi untuk menghindari penggarapan sebuah gagasan secara berulang. Lewat kerangka makalah dapat dievaluasi ada tidaknya sebuah gagasan diulang atau tumpang tindih. Pengulangan dan tumpah tindih gagasan dalam makalah sebaiknya dihindari agar tidak terjadi kejenuhan atau bahkan terjadinya pertentangan antara gagasan yang sama pada sebuah makalah.
Kerangka makalah dapat membantu penulis menyusun makalah secara teratur, dan tidak membahas suatu gagasan dua kali,serta dapat mencegah penulis keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dari topik atau judul. Sebuah kerangka makalah memperlihatkan pokok-pokok makalah serta memberi kemungkinan bagi perluasan bagian -bagian tersebut. Hal ini akan membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda sesuai dengan variasi yang dinginkan.
Sebuah kerangka makalah akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi-materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan ditulis nanti.
Uraian di atas, memberi gambaran bahwa kerangka makalah dapat memberikan kisi-kisi pencarian data, fakta yang diperlukan untuk pengembangan makalah. Dengan melihat gagasan dalam kerangka makalah penulis dapat menentukan data atau fakta tambahan yang diperlukan untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.
Demikian empat langkah tepat yang dapat digunakan oleh penulis dalam menulis sebuah makalah. Hal ini sangat berguna bagi penulis pemula dalam menulis berbagai karya ilmiah. Empat langkah menulis makalah ilmiah ini sangat cocok diterapkan dalam berbagai bidang penulisan, walaupun bentuk karya ilmiahnya berbeda . Selamat Mencoba!
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
0 Komentar