Dampak Positif Hubungan Romantis Terhadap Pelajar di Lingkungan SMAN 1 Lhokseumawe

 

Dampak Positif Hubungan Romantis Terhadap Pelajar di Lingkungan SMAN 1 Lhokseumawe 

Oleh Raihanah Az Zahra

Sastrapuna.com- Hubungan romantis atau yang biasa kita sebut pacaran mungkin bukanlah hal yang asing lagi untuk kita. Hal ini sudah marak terjadi di lingkungan kehidupan kalangan pelajar, tepatnya di SMAN 1 Lhokseumawe. Namun hal ini tidak selalu di tanggapi positif oleh masyarakat. Terlebih lagi masih banyak masyarakat yang salah mengartikan kata pacaran itu sendiri. 
Nah, apa sebenarnya dampak pacaran untuk seorang pelajar? Lalu benarkah semua sudut pandang yang sudah terbangun di masyarakat.?Berdasarkan alasan di atas serta beberapa pertimbangan lainnya penulis memutuskan untuk menyajikan informasi kepada seluruh masyarakat dengan judul “Dampak Positif Hubungan Romantis Terhadap Pelajar Di Lingkungan SMAN 1 Lhokseumawe"


Dilansir dari psychologymania.com (5 oktober 2022) pengertian hubungan romantic Menurut DeGenova & Rice (2005) adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan. 
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pacaran adalah interaksi antara dua orang yang terjalin karena adanya ketertarikan satu sama lain serta bertujuan untuk saling mengenal dan bersenang-senang, yang di dalamnya diwarnai dengan rasa keterikatan emosi dan lainnya.

Menurut penulis usia remaja mulai menjalin hubungan biasanya 13-20 tahun hal ini didasari dengan alasan bahwa remaja pada usia tersebut biasanya sudah lebih siap dan mampu secara mental. Serta biasanya pada usia tersebut juga remaja memiliki gairah yang tinggi untuk menjalin hubungan romantis. 

Sedangkan menurut hellosehat.com yang diakses pada tanggal 5 oktober 2022. Usia remaja mulai menjalin hubungan romantis adalah pada masa pubertas, yaitu usia 11 sampai 20 tahun, rasa suka atau tertarik dengan lawan jenis sudah mulai bisa dirasakan oleh remaja. Hal ini terjadi karena hormon seksual dan produksinya meningkat. 

Banyak faktor yang menyebabkan asmara hadir diantara 2 remaja, seperti melakukan pertemuan rutin, menghabiskan waktu bersama, menjadi teman cerita, ataupun bahkan saat mengerjakan tugas sekolah. Alasan seorang remaja menjalin hubungan romantis juga tentunya beragam tapi alasan yang sering ditemui adalah kurangnya pemenuhan rasa kasih sayang pada diri seorang remaja dari sosok keluarga hal tersebut yang biasanya menjadi alasan banyak orang untuk mendapatkan rasa kasih yang belum bisa dipenuhi sosok keluarganya dari orang lain pula.  

Dari hasil penelitian yang dilakukan lib.ui.ac.id  (5 oktober 2022) didapatkan ada beberapa alasan berpacaran yang dikemukakan oleh remaja yang menjadi subyek penelitian yaitu, karena saling tertarik satu sama lain, untuk saling membantu dan membutuhkan, untuk belajar saling mengenal serta mencari pasangan yang cocok, untuk saling memotivasi, untuk rekreasi dan memperoleh kesenangan, konformitas terhadap teman-teman kelompok, serta untuk ajang prestasi dan sumber status. Diantara alasan-alasan tersebut, ternyata konformitas termasuk alasan berpacaran pada remaja. walaupun bukan merupakan alasan utama atau alasan yang paling penting bagi remaja. 

Dampak positif hubungan romantis sendiri bila di telaah ada banyak. Hubungan romantis yang sehat dapat memberikan dampak positif terhadap remaja yang menjalin hubungan tersebut baik itu seperti tidak merasa kesepian, memiliki teman berbagi, terpenuhi secara mental, mengurangi stres, belajar untuk mengerti dan menghargai orang lain, serta hal lainnya.

Berdasarkan informasi dari sehatq.com yang diakses pada tanggal 5 oktober 2022, berikut ini adalah sederet manfaat yang bisa anda dapatkan dari menjalani hubungan yang sehat:1) Mengurangi risiko gangguan mental,2) Mengurangi stres,3)Mengurangi rasa nyeri di tubuh, 4)Membuat hidup menjadi lebih bahagia, 5) Lebih mengerti batasan dengan, 6)Belajar menghargai orang lain;7) Belajar berkomunikasi yang baik dengan orang lain, dan 8)emperpanjang umur.

Pada dasarnya setiap individu yang menjalin hubungan memiliki batasan dan aturannya sendiri dalam menjalin hubungan. Ada pasangan yang memtolerir hubungan seksual, ada yang tidak. Ada yang setuju untuk pembagian keuangan secara rata, ada yang menganggap seharusnya pihak laki-laki lebih royal. Ada juga yang menetapkan batasan menurut agama yang dianut, dan lainnya. 

Sementara itu menurut guesehat.com (10 oktober 2022), ada 5 batasan dalam berhubungan: 1) Menentukan waktu untuk menyendiri,2) Menentukan batasan konten di media  sosial, 3) Menentukan batasan hal-hal pribadi, 4) Membatasi apa yang akan dan tidak akan dilakukan, dan5) Menetapkan batasan intimasi.

Maka dari itu dapat ditegaskan lagi oleh penulis bahwa hubungan romantis adalah hubungan yang terjalin sebab adanya rasa nyaman dan rasa memiliki antara lawan jenis dengan tujuan untuk lebih mengenal satu sama lain. Hubungan romantis biasanya terjadi pada remaja usia 13-20 tahun yang disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan hormon seksual juga hormon reproduksi mereka. 

Banyak faktor dan alasan yang mendasari terjalinnya hubungan romantis di kalangan remaja seperti, menghabiskan banyak waktu bersama atau pun sekedar menjadi teman berbagi cerita. Tentunya hubungan romantis memiliki dampak positif terhadap remaja. Misalnya, sebagai sumber motivasi diri, tempat untuk berkeluh kesah, terpenuhinya rasa menyayangi dan ingin disayangi, serta masih banyak hal lain yang dapat hadir seiring dengan kebutuhan individu tersebut. Selanjutnya adapun batasan dalam menjalin hubungan sendiri ditentukan oleh mereka yang menjalin hubungan sesuai dengan perjanjian dan keputusan mereka bersama pasangannya.

Penulis adalah siswa kelas X-9   unggul SMA Negeri 1 Lhokseumawe 


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar