Mulailah dengan Esai

 





 




Mulailah dengan Esai

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Sastrapuna.com- Tulisan ini sengaja dibuat persuasif agar pemahaman tidak terkungkung oleh keruwetan dalam menulis. Pertanyaannya " Mengapa harus esai yang jadi prioritas kupasan pada bentangan tulisan ini? Jawaban akan terburai dalam tataran kalimat yang mengurat tentang tulisan yang masih awam di kalangan orang - orang produktif dalam menulis.

Baca Juga: Teknik Menulis Puisi dan Permasalahannya

Agar pemetaan tulisan ini lebih terstruktur dan sistematis. Konsep esai merupakan hal pokok yang harus dibuka tabir di balik tirai makna yang diendapkan dalam etimologi. Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Esai sastra adalah salah satu bentuk karya tulis yang marak diciptakan oleh berbagai kalangan sastra. (KBBI:1997)

Ditinjau dari konsep dalam sajian di atas, menulis esai ternyata lebih mudah. Hal ini karena esai menggambarkan sebuah sudut pandang terhadap suatu hal//objek dalam kacamata setiap individu. Pandangan dan penilaian penulis terhadap suatu subjek tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya,  kebebasan menilai sesuatu dalam tinjauan penulis sesuai kadar ilmu yang dimiliki adalah sesuatu yang lumrah dilakukan.

Untuk menghindari kebuntuan dalam menemukan gagasan yang tepat, alangkah eloknya seorang penulis memilih esai sebagai wadah dalam menyalurkan hobinya dalam merangkai kata menjadi sebuah taman bacaan yang indah. Jika menyimak fenomena pengembangan pengetahuan yang begitu cepat, hampir tiap hari penulis mampu menelurkan tulisan- tulisan yang bernas dan bernilai keilmuan.

Masalah pokok yang melilit pada pinggang dan pena setiap penulis adalah kemauan dan niat serta waktu yang dibutuhkan. Hal ini merupakan penyakit yang harus dihilangkan, karena penyakit ini merupakan penghambat dalam dunia literasi kepribadian. Banyak orang cerdas yang punya intelektual tinggi, akan tetapi mereka hanya mampu berbicara sampai berjam-jam. Seandainya semua pengetahuan yang dimiliki dituangkan dalam wujud lautan aksara pasti bermanfaat dan keajegan ilmunya terus terjaga secara berkesinambungan.

Baca Juga 5 Cara Menulis Essay dan Contoh [Panduan Lengkap]

" Seorang intelektual yang tidak menulis adalah orang sombong" Pernyataan ini sangat ekstrim dalam dunia kepenulisan Indonesia. Orang-orang yang punya kelebihan intelektual yang tinggi tidak menulis, berarti ilmunya hanya untuk dikonsumsi secara pribadi. Masyaallah...! Bertapa egonya memiliki kepribadian model begini. Bukankah setiap pengetahuan yang dishare dalam bentuk tulisan akan bertambah? Apalagi itu adalah uneg- uneg pengetahuan yang begitu membara mencari jalan keluar dari saraf- saraf halus yang berkumpul dalam benak.

Untuk membuktikan hal di atas, coba lihat berapa banyak ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh setiap pribadi yang menjadi publik figur bisa bertahan,  ketika kesehatan masih berpihak kepadanya. Saat waktu melipat jarak sang figurpun berlalu menuju kubur. Lianglahat yang begitu sempit, ilmu yang luar biasa juga ikut terkubur bersama jasad kosong ditinggal nyawa.

Ilustrasi ini memberikan titik terang, kalau saja sang pemilik pengetahuan tersebut dalam bentuk tulisan mungkin pembaca dapat mengonsumsi dan meneruskan pada generasi berikutnya...riskan. Pokok soal kita ganti ke haluan judul. Mengapa esai? Bagaimana esai? dan kapan esai ditulis? Esai ilmiah atau esai sastra adalah dua-duanya tulisan bernada santai. Perbedaan yang mencolok adalah terletak pada kadar ilmiah dan kadar sastra yang dikandungnya. Bahasa yang digunakan lebih bersifat popular, artinya dapat dipahami oleh semua kalangan. Nada dan gaya menulis pun lebih bernuansa familiar.

Dengan kata lain canda ria sang penulis tergambar jelas. Tulisan ini tidak terlalu kontras dan penuh aturan yang harus dipatuhi. Menulis esai serasa berbicara dalam ragam santai tanpa tekanan, baik dari segi keilmuan maupun dari kriteria tulisan secara umum. Waktu yang dibutuhkan untuk menulis esai tidak begitu pelik dan berliku. Mungkin karena ditulis dalam pandangan pribadi terhadap subjek tulisan, maka sang inisiator menulis lebih bebas menari di atas kanvas permasalahan yang sudah dibatasi oleh penulis. Subjek tulisan ada di mana- mana di negeri ini, apalagi fenomena masalah berada lingkaran kehidupan setiap penulis.

Menulis esai adalah menulis yang sangat mudah ditekuni. Mengawali tulisan dalam bentuk esai dapat menumbuhkan motivasi dan gairah dalam mengembangkan ide secara kreatif. Kreativitas menulis dalam bentuk esai merupakan pondasi awal dalam menata tulisan hingga sesuai standar yang ada dalam ranah wacana kebahasaan. Berdasarkan uraian di atas pertanyaan klasik yang mendera setiap orang terjawab sudah. Keringnya ilmu pengetahuan tentang menulis, dari mana harus dimulai dan kebosanan dalam melanjutkan tulisan tersisa hanya dapat diselesaikan dengan tulisan esai.

 

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal  IGI “Aceh  Edukasi”  dan Guru SMA N 1 Lhokseumawe


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar