Buta dalam Membaca

 


Buta dalam Membaca

Oleh: Glen Agustin Simanjuntak

sastrapuna.com - Buku…! Berisikan tentang tulisan, gambar, dan  keduanya. Tak ada yang lain, hanya kedua unsurtersebut  yang membuat manusia tahu akan aksara. Entah  di rumah, sekolah,  dan  di dunia. Dulunya,  manusia suka dengan buku, bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi  mereka telah menjadikan indera yang lain menjadi berguna.  Untuk  mengetahui apa yang terbenak dalam suatu pertanyaan. Waktu demi waktu, keadaan demi keadaan, buku itu akan lenyap.  Penyebab  kebutaan  semakin merajalela di masa sekarang. 

Dewasa ini, manusia telah buta dengan buku.   Namun yang menjadi sumber dari permasalahan sesungguhnya, entah itu berakibat kepada pendidikan ataupun moral. Mengapa demikian? Kita tahu, sebelum kita mengenal adanya "Sekolah", kita pastinya terlebih dahulu diperkenalkan dengan salah satu benda yang penting, namanya buku. Ya…., buku, benda yang sekarang sudah usang, tidak digunakan  lagi, dianggap sebagai orang yang maniak dengan pendidikan dan ilmu, ketika orang membacanya. Padahal, orang-orang dulu mengatakan, buku adalah jembatan ilmu. Sebagai  awal dari perjalanan huruf, gambar, yang sangat berpengaruh bagi pendidikan. Sejatinya buku  menjadi titik awal dari mengenal tulisan, gambar,dan  sebagai jembatan ilmu, dan sebagai pedoman dalam menghadapi persoalan dunia. 

Buku memiliki banyak sekali kegunaan, sebagai contoh, sebagai alat mengenal kosakata, memperluas wawasan dan pemikiran, meningkatkan hubungan sosial, kemampuan menulis, serta mengurangi stress. Dari kegunaan-kegunaan tersebut sudah jelas pentingnya buku bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga dipelajari serta dipahami maknanya untuk dapat memperoleh ilmu yang berguna bagi pendidikan kedepannya. Tapi, mengapa orang-orang juga tak mau membaca buku? Apakah karena bosan, sakit dengan melihat tulisan, atau yang lainnya? 

Dilansir dari IDN Times, ada beberapa alasan mengapa orang tidak ingin atau malas untuk membaca buku. Yang pertama adalah "image" dari buku sudah tidak baik, maka orang akan menganggap buku adalah membosankan. Memang buku sudah ada sejak dulu, karena perubahan pada buku tidak nampak, maka semakin sedikit orang yang ingin membaca buku.

Kedua  adalah kegiatan dan aktivitas orang-orang pada zaman sekarang mulai banyak, sibuk memenuhi kebutuhan hidup. Rasa malas kadang timbul bahkan adanya kegiatan lain yang terlalu banyak, sehingga  membuat orang-  merasa sangat membosankan bahkan dapat menghabiskan waktu dengan hanya membaca.

Ketiga, adanya media sosial dan game online yang semakin menutupi keinginan seseorang untuk membaca buku.  Sudah menjadai rahasia umum  salah satu  pengaruh era globalisasi adalah  teknologi. Tidak heran jika sekarang banyak generasi muda   suka bermain game online yang dirasa lebih menyenangkan dan bersemangat daripada membaca.

Kementerian Kominfo menyebut 89% dari total penduduk Indonesia sudah menggunakan ponsel pintar (smartphone). Data tersebut selaras dengan perkembangan teknologi dan penggunaan internet masyarakat Indonesia yang terbilang sangat tinggi.Lebih  mencengangkan lagi laporan yang diirilis HootSuite dan We Are Social menunjukkan bahwa dari 274,9 juta penduduk Indonesia, 170 juta orang atau 61,8% di antaranya telah menggunakan media sosial.Banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat melalui media sosial, terutama dalam hal mencari hiburan. Setiap harinya, masyarakat sibuk berselancar di dunia maya hingga menyentuh buku untuk membaca pun menjadi ternomorduakan.https://wartaekonomi.co.id/read350817/kenapa-sih-orang-indonesia-malas-baca (Diakses pada tanggal 2 Februari 2022)

Setiap harinya, masyarakat sibuk berselancar di dunia maya hingga menyentuh buku untuk membaca pun menjadi ternomorduakan. Pernyataan ini tidak bisa terhindarkan, mengingat sebelumnya, era globalisasi menyebabkan perubahan di seluruh belahan dunia. Misalkan adanya gadget yang benar-benar memudahkan kita dalam mengakses informasi, tetapi dapat menjadi sarana yang merugikan, yaitu membuat kita malas akan membaca juga.

Karena itulah buku harus banyak untuk dibaca, banyak untuk diketahui orang-orang agar tidak menjadi "Buta dalam membaca". Banyak membaca buku, pastinya banyak hal, banyak jawaban,  dan banyak solusi yang dapat diketahui dari berbagai buku. Fungsinya bukan hanya sebagai untuk dibaca, tetapi berguna agar tidak menjadi buta dalam tulisan serta gambar.

Simpulan:

Dari   ulasan   di atas   dapat disimpulkan bahwa buku itu sesuatu yang  penting bagi kita, bagaimana tidak, sejatinya  sewaktu kecil pasti diperkenalkan dengan adanya buku,  bukan dengan telepon cellular  ( HP)pada masa sekarang, dan buku juga menjadi jawaban atas persoalan dunia. Jika kita mulai tidak membaca buku, maka kita akan mulai yang namanya "ketergantungan teknologi"  hal ini akan  berakibat fatal bagi seluruh manusia. Maka buku tersebut dapat kita jadilan sebagai modal pembelajaran bagi kita untuk menimba pendidikan, serta mengetahui jawaban dari pertanyaan yang ada juga sebagai pengenal aksara dan gambar.

Penulis adalah siswa kelas XII IPA 7 SMA Negeri 1 Lhokseumawe


Editor: Muklis Puna 


Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar