Buku Meuruno Bahasa Aceh sebagai Materi Kurikulum Muatan Lokal di Serambi Mekkah

 


Oleh Hamdani, S.Pd

 

Buku berjudul Meurunoe Bahasa Aceh karya Prof. Drs. Budiman Sulaiman, Drs. Zaini Ali, dan H. Razali Cut Lani, BA boleh disebut sebagai permata bahasa dari Aceh. Buku kearifan lokal Aceh ini berisi petuah dari sang penulis untuk generasi muda Aceh. Nasehat yang dapat dipetik dari buku ini antara lain melalui syair atau narit mupakhok (tutur bersajak) yang ditampilkan pada halaman 42-43, syair tersebut merupakan buah karya Abdullah Arif pujangga terkemuka Aceh. 

Prof. Budiman Sulaiman merupakan guru saya secara tidak langsung, saya belajar tata bahasa Aceh melalui buku warisan karya beliau. Buku Meurunoe Bahasa Aceh merupakan salah satu referensi ketika saya menulis buku Bahasa Indatu Ureueng Aceh yang diterbitkan oleh Afkari Publishing, Banda Aceh tahun 2017. Memang saya tidak pernah bertemu langsung dengan Prof. Budiman guru besar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Tetapi saya berguru kepada Prof. Budiman Sulaiman ahli bahasa Aceh tersohor tersebut dengan membaca buku karya beliau.

Sedangkan Drs. Zaini Ali merupakan guru saya secara langsung, saya sempat memperdalam ilmu kebahasaan kepada Bapak Zaini Ali saat mengecap pendidikan di Jurusan PBSI, FKIP, Unsyiah. Saya merupakan salah seorang mahasiswa Drs. Zaini Ali, saya menimba ilmu di kampus jantong hate (jantung hati) rakyat Aceh Unsyiah pada kurun waktu tahun 1998-2003.

Prof. Budiman Sulaiman dan Drs. Zaini Ali keduanya telah tiada, namun kedua nama almarhum ahli bahasa tersebut masih melekat dalam ingatan para penulis dan murid-muridnya. Beliau mewariskan pengetahuan bahasa dan sasta Aceh yang sarat dengan pesan moral. Sebagai salah satu pusaka pengetahuan bagi generasi muda. Itulah kelebihan para penulis. Seperti sebuah peribahasa mengungkapkan "Yang diucap akan hilang, yang ditulis akan abadi."

Buku Meurunoe Bahasa Aceh sengaja disusun sebagai bahan pembelajaran kurikulum muatan lokal (mulok) untuk SD/MI Kelas 6. Buku ini diterbitkan oleh CV. Boebon Jaya pada tahun 2008.Serupa dengan Bahasa Indonesia yang dapat mempersatukan bangsa melalui komunikasi, maka Bahasa Aceh pun memiliki peranan yang sama serta memperkaya khazanah budaya nasional. Buku Bahasa Aceh perlu ditulis dan dilestarikan sebagai aset kekayaan budaya nusantara.

Buku yang telah ditulis oleh Prof. Budiman Sulaiman dan kawan-kawan (dkk) ini harus dihargai oleh generasi penerus. Buku ini berisikan tentang kesenian Aceh seperti Ratoh Duek (Seudati), budaya saling membantu membangun rumah (Peudong Rumoh), tradisi panen di sawah (Keumeukoh), irigasi (Seuneulhob), menganyam tikar (Tika Seuke), memancing ikan (Keumawe), menanam padi (Pula Pade), banjir di kampung (Ie Raya), menanam pohon (Pula Bak Kayee), dan Gotong Royong.

Buku ini juga dilengkapi dengan makna istilah kata-kata sukar dalam bahasa Aceh, pembaca dilatih menjawab soal latihan (Jaweub teunanyong), latihan membaca dan menulis syair (ca-e), dan latihan menulis kalimat dalam Bahasa Aceh. Demikian ulasan singkat buku ini, buku yang penuh dengan muatan kearifan lokal Aceh yang santun.


Profil Penulis

Hamdani Mulya adalah nama pena dari Hamdani, S.Pd. Lahir di desa Paya Bili, Kec. Meurah Mulia, Kab. Aceh Utara pada 10 Mai 1979. Hamdani adalah penulis buku Cerdas  Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Unimal Press Lhokseumawe tahun 2011, penulis buku Bahasa Indatu Nenek Moyang Ureueng Aceh yang diterbitkan oleh Afkaribook Banda Aceh tahun 2017 dan novel Pengantin Surga (Magzha Pustaka Yogyakarta, 2018).


Editor : Muklis Puna 

Berita Terkait

Posting Komentar

0 Komentar